Hari AIDS Sedunia, Ini 6 Mitos tentang HIV/AIDS

Ditinjau oleh  dr. Verury Verona Handayani   04 Desember 2020
Hari AIDS Sedunia, Ini 6 Mitos tentang HIV/AIDS Hari AIDS Sedunia, Ini 6 Mitos tentang HIV/AIDS

Halodoc, Jakarta – Sampai saat ini, masih banyak mitos seputar HIV/AIDS yang berkembang di masyarakat. Kebanyakan anggapan yang tidak berdasar ini membuat orang-orang enggan bersosialisasi dengan pengidap, bahkan sampai ada yang mengucilkan para pengidap HIV/AIDS. Hal ini tentu sangat merugikan para pengidap yang sebenarnya membutuhkan dukungan dari lingkungan sekitarnya. 

Jika kamu salah satu orang yang belum paham betul tentang HIV/AIDS, sebaiknya ketahui mitos dan faktanya berikut:

Baca juga: Siapa Saja yang Berisiko Terinfeksi HIV dan AIDS?

1. Virus Bisa Menular Lewat Sentuhan

Banyak orang yang masih awam tentang penyakit HIV/AIDS percaya dengan mitos yang satu ini. Kamu perlu tahu bahwa HIV tidak bisa menyebar melalui sentuhan, air mata, keringat, air liur, atau kencing. Jadi, kamu tidak akan tertular HIV meski berdekatan dengan pengidapnya, menyentuh dudukan toilet, kenop, atau pegangan pintu serta berbagi peralatan makan. 

HIV/AIDS pun tidak akan menular saat kamu memeluk, mencium, atau berjabat tangan dengan pengidapnya. HIV/AIDS hanya bisa menular lewat air mani, cairan vagina, atau ASI.

2. Nyamuk Bisa Menularkan HIV

Karena virus ditularkan melalui darah, banyak orang yang khawatir tertular HIV dari gigitan nyamuk. Beberapa penelitian menunjukkan bahwa ini tidak mungkin terjadi, meskipun kamu tinggal di daerah yang banyak nyamuk dan kasus HIV. Saat serangga menggigit, mereka tidak akan menyuntikkan darah orang atau hewan yang mereka gigit sebelumnya. Selain itu, HIV hanya bisa bertahan hidup dalam waktu singkat di dalam tubuh serangga. 

3. Gejala HIV Mudah Dikenali

Seseorang bisa positif HIV tanpa memiliki gejala apapun selama bertahun-tahun. Satu-satunya cara untuk mengetahui apakah kamu positif adalah dengan menjalani tes. Gejala HIV mungkin akan mudah dikenali ketika sudah berkembang menjadi kronis atau telah berkembang menjadi AIDS.

Baca juga: Ini 3 Tes untuk Mendeteksi HIV dan AIDS

4. HIV Tidak Bisa Diobati

HIV/AIDS memang tidak bisa disembuhkan, tetapi ada obat-obatan yang bisa digunakan untuk meminimalkan gejala dan meningkatkan kualitas hidup seseorang. Obat antiretroviral, juga disebut ART adalah salah satu obat meningkatkan kehidupan pengidap HIV dan membantu pengidap hidup lebih lama. 

Meski begitu, obat ini masih relatif mahal dan memiliki efek samping yang serius. Belum ada yang bisa menyembuhkan HIV. Selain itu, jenis HIV yang resisten terhadap obat dapat mempersulit pengobatan. Pencegahan adalah hal yang lebih efektif daripada mengelola kondisi seumur hidup dan masalah yang ditimbulkannya.

5. Pengidap HIV Tidak Akan Hidup Lama

Saat ini sudah tersedia obat-obatan yang memungkinkan pengidap HIV/AIDS untuk hidup lebih lama dan produktif. Ketika pengobatan HIV bekerja dengan baik, obat dapat menurunkan jumlah virus dalam darah ke tingkat yang tidak terlihat dalam tes darah. Ini disebut viral load tidak terdeteksi. Meski begitu, viral load yang sudah tidak terdeteksi masih tetap berisiko menularkan HIV. 

6. Pasangan yang Sama-Sama Mengidap HIV Tidak Perlu Menggunakan Kondom

Memakai kondom atau menggunakan dental dam dapat melindungi kamu dan pasangan dari jenis HIV lain yang mungkin resisten terhadap obat. Jadi, meski kamu dan pasangan sama-sama mengidap HIV, bukan berarti bebas tidak menggunakan kondom.

Baca juga: Begini Penjelasan Tahapan Infeksi HIV Menjadi AIDS

Kalau kamu punya pertanyaan lain mengenai HIV/AIDS, kamu bisa bertanya lebih lanjut pada dokter melalui aplikasi Halodoc. Melalui aplikasi ini, kamu bisa bertanya-tanya sepuasnya via Chat atau Voice/Video Call.

Referensi:
WebMD. Diakses pada 2020. 10 Common Myths About HIV and AIDS.
Healthline. Diakses pada 2020. 9 Myths About HIV/AIDS.

Mulai Rp50 Ribu! Bisa Konsultasi dengan Ahli seputar Kesehatan