Harus Tahu, 5 Fakta Penting Mengenai BPD Borderline Personality Disorder

Ditinjau oleh  Redaksi Halodoc   12 Maret 2019
Harus Tahu, 5 Fakta Penting Mengenai BPD Borderline Personality DisorderHarus Tahu, 5 Fakta Penting Mengenai BPD Borderline Personality Disorder

Halodoc, Jakarta - Seseorang yang mengalami rasa khawatir secara terus-menerus, rendah diri (minder), dan sering merasa ketakutan, maka besar kemungkinan ia sedang mengidap gangguan borderline personality disorder (BPD). Wajar jika kamu merasa cemas ketika hendak mengambil keputusan penting. Namun, jika kamu selalu merasa demikian, bahkan ketika tidak ada pemicu yang jelas, bisa jadi kamu memiliki gangguan kepribadian borderline.

Coba bayangkan saat kamu sedang berkumpul bersama keluarga. Seluruh keluarga kamu sedang mengobrol seru sambil tertawa lepas. Tiba-tiba kamu justru merasa sedih dan kalut, mengapa hanya kamu yang tidak dapat menikmati suasana seperti yang lainnya. Akhirnya, kamu jadi menyalahkan dan membenci diri kamu sendiri.

Baca juga: Borderline Personality Disorder Bisa Sebabkan Mood Naik Turun

Pikiran-pikiran seperti itulah yang kemudian membuat kamu merasa begitu hampa dan putus asa. Seolah-olah kamu hanya sendiri di dunia ini dan tidak ada yang mengerti perasaan kamu. Di sisi lain, kamu juga merasa dibanjiri oleh berbagai macam emosi negatif yang bercampur aduk. Saat perasaan tersebut muncul, kamu pun dapat meledak-ledak tak terkendali.

Untuk semakin mengenali kelainan borderline personality disorder, berikut fakta yang perlu kamu ketahui:

  1. Dapat Disembuhkan

Pengidap borderline personality disorder harus segera mendapatkan penanganan medis, karena memiliki kecenderungan untuk melukai dirinya sendiri, bahkan hingga bunuh diri. Hampir sebagian besar orang akan menolak untuk bekerjasama dengan pengidap BPD, karena tingginya tendensi mereka untuk melakukan hal-hal ini. Walaupun begitu, bukan berarti pengidap BPD tidak dapat ditangani dengan cara yang tepat. Melalui terapi, mereka terbukti dapat mengatasi gejolak emosi yang naik turun.

  1. Kamu Masih Bisa Berteman dengan Pengidap BPD

Pengidap BPD sering kali merasa terasingkan atau memang diasingkan, sehingga kita tidak mampu untuk memiliki hubungan yang sehat. Pasalnya, sering kali emosi mereka tidak dapat dikontrol dengan baik. Padahal, terlepas dari apakah seorang pemilik gangguan mental, setiap manusia memang membutuhkan rasa memiliki dan kenyamanan untuk dimengerti dan diterima. Hal yang diperlukan oleh orang sekitarnya adalah penerimaan akan kondisi mereka yang memiliki kebutuhan khusus.

Baca juga: Awas, 4 Hal ini Sebabkan BPD Borderline Personality Disorder

  1. Melukai Diri Sendiri Bukan Berarti Mencari Perhatian

Hampir sebanyak 70 persen pengidap BPD berpikiran untuk melukai dirinya sendiri. Saat mereka melakukan itu, orang sekitarnya sering berasumsi bahwa mereka sedang mencari perhatian. Padahal, pengidap BPD tidak memiliki mekanisme pertahanan diri untuk mengatasi rasa sakit dengan cara yang sehat dan produktif. Ia sedang dalam kondisi emosional yang tidak stabil dan tidak mengerti bagaimana cara mengekspresikannya dengan baik.

  1. Pengidap BPD Sering Merasa Terisolasi

Adanya stigma negatif yang sering melekat pada gangguan mental, tidak jarang para pengidap borderline personality disorder selalu dikucilkan dan sendirian di tengah-tengah pertarungan mereka melawan penyakit. Padahal, itu bisa menjadi hal yang menyusahkan untuk berbicara jujur tentang apa yang sedang dirasakan kepada orang-orang terdekat mereka. Sebab, mereka takut dianggap mengada-ngada atau pun berlebihan atas kondisi yang dialami.

  1. Pengidap BPD Memiliki Pola Pikir yang Kaku

Bagi pengidap borderline personality disorder, dunia yang dilihatnya sebagai hitam (atau buruk sekali) dan putih (baik sekali). Pengidap BPD bergantung pada orang lain untuk menenangkan diri. Akibatnya, orang yang digantunginya ini dapat sangat dikasihi oleh pengidap, kemudian sangat dibencinya, lalu dikasihi lagi di waktu lainnya.

Baca juga: 5 Gangguan Kepribadian dengan Rasa Cemas Berlebih

Untuk mengatasi gangguan borderline personality disorder ini, seseorang dapat melakukan konseling psikoterapi. Tujuannya adalah untuk mengurangi tindakan yang dapat membahayakan hidup, membantu mengatur emosi, memberi motivasi, dan membantu meningkatkan kualitas hidup.

Jika kamu mempunyai pertanyaan lebih lanjut tentang borderline personality disorder, kamu bisa mengkomunikasikannya pada psikolog atau psikiater melalui aplikasi Halodoc. Diskusi dengan psikolog atau psikiater di Halodoc dapat dilakukan via Chat atau Voice/Video Call kapan dan di mana saja. Saran dokter dapat diterima dengan praktis dengan cara download aplikasi Halodoc di Google Play atau App Store sekarang juga.

 

Mulai Rp50 Ribu! Bisa Konsultasi dengan Ahli seputar Kesehatan