Harus Tahu, Gejala-Gejala dari Botulisme

Ditinjau oleh  Redaksi Halodoc   23 Januari 2019
Harus Tahu, Gejala-Gejala dari BotulismeHarus Tahu, Gejala-Gejala dari Botulisme

Halodoc, Jakarta - Tahukah ibu, jika memberikan madu pada bayi berusia di bawah 12 bulan itu berbahaya? Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) telah menyatakan bahwa madu adalah makanan yang sangat tidak aman diberikan pada bayi. Di samping itu, madu tidak disarankan sekalipun ditambahkan pada makanan, minuman, atau susu formula untuk bayi yang usianya masih di bawah 12 bulan. Madu dapat menyebabkan kondisi keracunan serius karena racun dari bakteri clostridium botulinum atau disebut penyakit botulisme.

Penyakit botulisme ini terbilang cukup langka terjadi, tetapi racun yang dihasilkan oleh bakteri tersebut merupakan racun yang berbahaya dan dapat membunuh bayi yang terserang. Racun yang dihasilkan dapat menyerang sistem saraf, seperti otak, tulang belakang, dan saraf-saraf, serta dapat menyebabkan kelumpuhan otot. Kelumpuhan tersebut dapat terjadi pada otot-otot yang berfungsi untuk pernapasan dan harus ditangani sesegera mungkin.

Baca juga: Alasan Botulisme Bisa Sebabkan Gangguan Saraf

Botulisme jika tidak segera mendapat penanganan, orang yang terserang tersebut dapat berisiko untuk mengalami beberapa komplikasi. Di antaranya adalah kesulitan untuk menelan, gangguan pernapasan, sulit untuk berbicara, napas menjadi pendek, dan selalu merasa lemah meski sudah beristirahat.

Selain itu, botulisme terbagi menjadi tiga bentuk umum, yaitu:

  1. Botulisme bawaan makanan. Bakteri berbahaya yang menyebabkan botulisme tersebut dapat berkembang dan menghasilkan racun pada lingkungan yang sedikit oksigen, contohnya pada makanan kaleng.

  2. Botulisme luka. Botulisme jenis ini terjadi ketika bakteri ini terpotong, lalu menghasilkan toksin yang dapat menyebabkan infeksi berbahaya.

  3. Botulisme bayi. Botulisme jenis ini yang paling umum terjadi. Penyakit ini mulai menyerang ketika spora bakteri yang dapat menyebarkan racun tersebut tumbuh di saluran usus bayi. Hal ini umumnya terjadi pada bayi berusia 2-8 bulan.

Semua jenis botulisme di atas dapat berakibat fatal pada seseorang yang mengidapnya dan dianggap sebagai keadaan darurat medis. Maka dari itu, jika ibu menemukan adanya gejala penyakit botulisme tersebut, segeralah untuk membawa Si Kecil ke rumah sakit untuk mendapatkan pertolongan.

Baca Juga: Botulisme Bisa Terjadi pada Bayi, Orangtua Wajib Tahu

Gejala Botulisme

Gejala yang timbul dari botulisme dapat bermacam-macam, tergantung pada jenis botulisme yang menyerang. Berikut adalah gejala-gejala botulisme yang dapat terjadi:

  1. Botulisme Bawaan Makanan

Tanda dan gejala dari botulisme jenis ini umumnya mulai terlihat antara 12 hingga 36 jam setelah racun dari bakteri tersebut masuk ke tubuh seseorang. Namun, semua itu tergantung pada berapa banyak racun masuk ke tubuh. Gejala awal yang terjadi mungkin saja menjadi beberapa jam hingga beberapa hari setelah terkena racun. Gejala-gejala dari botulisme bawaan makanan, yaitu:

  • Mulut kering.

  • Kesulitan untuk menelan.

  • Kesulitan untuk berbicara.

  • Kesulitan untuk bernapas.

  • Penglihatan menjadi kabur.

  • Mual, muntah, dan kram perut.

  • Mengalami lumpuh.

Baca juga: Berakibat Fatal, Botulisme Bisa Sebabkan Kelumpuhan

  1. Botulisme Luka

Tanda dan gejala dari botulisme luka dapat muncul sekitar 10 hari setelah racun tersebut masuk ke tubuh. Gejala-gejala dari botulisme luka yang mungkin muncul adalah:

  • Kesulitan untuk menelan.

  • Wajah melemah di kedua sisi.

  • Penglihatan menjadi kabur.

  • Kelopak mata terkulai.

  • Luka yang terjadi terlihat merah atau bengkak.

  • Mengalami kelumpuhan.

  1. Botulisme Bayi

Botulisme pada bayi berhubungan dengan makanan, seperti madu yang dikonsumsi oleh anak ibu. Gejala akan timbul 18-36 jam setelah racun tersebut memasuki tubuh bayi. Gejala-gejala yang mungkin terjadi adalah:

  • Bayi mengalami sembelit.

  • Mengeluarkan air liur.

  • Sulit untuk mengendalikan kepala.

  • Merasa lemah sehingga kerap menangis.

  • Sulit untuk menyusui.

  • Mengalami kelumpuhan.

Selain itu, tanda dan gejala lainnya mungkin bukan disebabkan botulisme. Contohnya, botulisme tidak meningkatkan tekanan darah atau detak jantung. Walau begitu, terkadang botulisme luka juga dapat menyebabkan demam pada pengidapnya.

Itulah gejala-gejala yang terjadi ketika seseorang mengidap botulisme. Jika kamu mempunyai pertanyaan perihal botulisme, dokter dari Halodoc siap membantu. Komunikasi dengan dokter bisa dilakukan dengan mudah melalui Chat atau Voice/Video Call. Selain itu, kamu juga bisa beli obat di Halodoc. Praktis tanpa perlu keluar rumah, pesananmu akan diantarkan sampai tujuan dalam waktu satu jam. Yuk, download aplikasinya sekarang di App Store dan Google Play!

Mulai Rp50 Ribu! Bisa Konsultasi dengan Ahli seputar Kesehatan