Harus Tahu, Ini Akibatnya Jika Air Ketuban Sedikit

Ditinjau oleh  dr. Rizal Fadli   15 Juli 2021
Harus Tahu, Ini Akibatnya Jika Air Ketuban Sedikit Harus Tahu, Ini Akibatnya Jika Air Ketuban Sedikit

“Melakukan pemeriksaan rutin pada dokter kandungan menjadi salah satu cara yang bisa dilakukan untuk mencegah oligohidramnion pada ibu hamil. Oligohidramnion adalah salah satu kondisi ketika air ketuban dalam kandungan sangat sedikit. Ada banyak risiko kesehatan jika air ketuban terlalu sedikit, salah satunya adalah gangguan tumbuh kembang bayi dalam kandungan.”


Halodoc, Jakarta – Air ketuban adalah bagian dari sistem pendukung perkembangan bayi di dalam rahim. Cairan ini melindungi bayi dan membantu dalam pengembangan otot, anggota badan, paru-paru, dan sistem pencernaan. Cairan ketuban diproduksi segera setelah kantung ketuban terbentuk, yaitu sekitar 12 hari setelah pembuahan. 

Pada beberapa kasus, air ketuban yang dimiliki ibu hamil bisa terlalu banyak atau terlalu sedikit. Jika jumlahnya terlalu rendah, maka kondisinya disebut oligohidramnion. Lantas, apa bahayanya untuk ibu dan bayi jika jumlah air ketuban terlalu sedikit? Yuk, simak lebih banyak mengenai oligohidramnion, di sini!

Baca juga: Ini Perbedaan Kondisi Polihidromnion dan Oligohidramnion pada Ibu Hamil

Risiko Air Ketuban yang Terlalu Sedikit

Air ketuban penting untuk perkembangan otot, anggota badan, paru-paru, dan sistem pencernaan. Pada trimester kedua, bayi mulai bernapas dan menelan cairan untuk membantu paru-paru tumbuh matang. Air ketuban juga menyediakan banyak ruang bergerak untuk bayi.

Melansir dari American Pregnancy Association, oligohidramnion yang terdeteksi pada trimester pertama kehamilan, komplikasinya dapat menjadi lebih serius, seperti kompresi organ janin yang mengakibatkan cacat lahir dan meningkatkan risiko keguguran atau lahir mati.

Apabila oligohidramnion terdeteksi pada trimester kedua kehamilan, komplikasi dapat termasuk hambatan pertumbuhan janin dalam rahim atau Intrauterine Growth Restriction (IUGR), kelahiran prematur, komplikasi persalinan seperti kompresi tali pusat, cairan bernoda meconium, dan kelahiran sesar.

Berbagai Penyebab Air Ketuban yang Terlalu Sedikit

Lalu, apa yang menyebabkan air ketuban menjadi terlalu sedikit? Berikut ini beberapa alasan yang menyebabkan ibu hamil memiliki jumlah air ketuban yang sedikit:

  1. Masalah perkembangan organ. Munculnya masalah dengan perkembangan ginjal atau saluran kemih menyebabkan produksi urine sedikit, sehingga berdampak pada jumlah produksi air ketuban.
  2. Masalah plasenta. Jika plasenta tidak menyediakan cukup darah dan nutrisi untuk bayi, maka bayi dapat berhenti mendaur ulang cairan.
  3. Bocor atau pecahnya selaput. Kondisi ini biasanya ditandai dengan semburan cairan atau tetesan cairan yang lambat. Ini disebabkan adanya robekan pada membran. Ketuban pecah dini juga dapat menyebabkan jumlah air ketuban yang rendah.
  4. Kehamilan lewat bulan. Kehamilan lewat bulan yang bisa lebih dari 42 minggu bisa menurunkan jumlah air ketuban di dalam kantung ketuban. Ini terjadi akibat menurunnya fungsi plasenta.
  5. Komplikasi yang dialami ibu. Faktor-faktor, seperti dehidrasi, hipertensi, preeklampsia, diabetes, dan hipoksia kronis dapat memiliki efek pada jumlah air ketuban.

Baca juga: Yang Harus Ibu Lakukan Jika Air Ketuban Sedikit

Perawatan untuk Atasi Air Ketuban Sedikit

Perawatan untuk menangani oligohidramnion tergantung pada usia kehamilan ibu. Jika ibu belum cukup bulan, dokter akan rutin memantau kondisi kesehatan dan jumlah air ketuban dengan sangat cermat. Tes, seperti non-stress dan contraction stress test dapat dilakukan untuk memantau aktivitas bayi.

Jika kehamilan ibu sudah cukup bulan, maka dokter biasanya merekomendasikan ibu untuk menjalani persalinan. Perawatan lain yang dapat digunakan termasuk:

  1. Infus amnion selama persalinan melalui kateter intrauterin. Cairan tambahan ini membantu melindungi di sekitar tali pusat dan membantu menurunkan peluang kelahiran sesar.
  2. Suntikan cairan sebelum persalinan melalui amniosentesis. Oligohidramnion seringkali kembali dalam satu minggu setelah prosedur ini dilakukan. Meski begitu, prosedur ini dapat membantu dokter untuk memvisualisasikan anatomi janin dan membuat diagnosis.
  3. Menghidrasi ibu dengan cairan oral atau cairan IV untuk membantu meningkatkan kadar cairan ketuban.

Baca juga: Ini Kiat Menjaga Kecukupan Air Ketuban

Dampak Oligohidramnion pada Bayi yang Sudah Lahir

Air ketuban yang lebih sedikit memengaruhi kondisi kantung ketuban. Kondisi ini tentunya dapat berisiko menyebabkan gangguan pertumbuhan dan perkembangan pada bayi dalam kandungan. Oligohidramnion yang tidak diatasi dengan baik dapat menyebabkan beberapa dampak pada bayi setelah dilahirkan, seperti:

  1. Jarak antar kedua mata yang terlihat lebih jauh.
  2. Gangguan pada paru-paru bayi.
  3. Kondisi gangguan ginjal yang menyebabkan jumlah urine bayi saat dilahirkan sangat sedikit atau tidak ada.

Itulah beberapa risiko yang perlu diwaspadai dari oligohidramnion pada bayi. Jangan lupa untuk melakukan pemeriksaan rutin pada dokter kandungan di rumah sakit terdekat untuk mencegah terjadinya kekurangan air ketuban. Yuk, buat janji dengan rumah sakit terdekat melalui Halodoc agar pemeriksaan yang dilakukan dapat berjalan dengan baik dan lancar. Download Halodoc sekarang juga melalui App Store atau Google Play!

Referensi:
Healthline. Diakses pada 2020. Leaking Amniotic Fluid During Pregnancy: What Does It Feel Like?.
American Pregnancy Association. Diakses pada 2020. Low Amniotic Fluid Levels: Oligohydramnios.

Mulai Rp50 Ribu! Bisa Konsultasi dengan Ahli seputar Kesehatan