Harus Tahu, Inilah Cara Diagnosis Vaginosis Bakterialis

Ditinjau oleh  Redaksi Halodoc   29 Maret 2019
Harus Tahu, Inilah Cara Diagnosis Vaginosis BakterialisHarus Tahu, Inilah Cara Diagnosis Vaginosis Bakterialis

Halodoc, Jakarta – Vaginosis bakterialis menjadi kondisi yang harus diwaspadai wanita. Penyakit ini terjadi karena infeksi pada area intim wanita, akibat terganggunya keseimbangan flora normal di dalam Miss. V.

Pada dasarnya, tubuh manusia memiliki bakteri baik yang berfungsi sebagai perlindungan dari bakteri jahat penyebab infeksi. Nah, pada pengidap vaginosis bakterialis, jumlah bakteri baik tersebut berkurang, sehingga tidak lagi mampu melindungi tubuh.

Hal itu kemudian menyebabkan wanita menjadi lebih rentan terhadap serangan infeksi. Meski bisa dialami wanita dari segala usia, namun sebagian besar vaginosis bakterialis menyerang saat seorang wanita berada dalam masa reproduksi, yaitu usia 15–40 tahun.

Vaginosis bakterialis sebenarnya tergolong infeksi ringan, namun bukan berarti bisa dianggap sepele. Sebab, jika dibiarkan, vaginosis bakterialis bisa menyebabkan berbagai komplikasi.

Baca juga: Keputihan Berbau Tak Sedap, Indikasi Vaginosis Bakterialis?

Sayangnya, hingga kini masih belum diketahui secara pasti apa penyebab terjadinya gangguan keseimbangan bakteri pada Miss. V. Tapi, ada beberapa faktor yang disebut bisa meningkatkan risiko penyakit ini, di antaranya kebiasaan merokok, sering berganti pasangan seksual, serta tidak menggunakan pengaman saat berhubungan intim.

Diagnosis Vaginosis Bakterialis

Pada beberapa kasus, infeksi vaginosis bakterialis mungkin membutuhkan penanganan medis. Tapi sebelumnya, perlu diketahui secara pasti apakah gangguan pada Miss V memang terjadi karena infeksi ini atau penyakit lain. Untuk mendiagnosis kondisi ini, dokter biasanya akan menanyakan riwayat kesehatan, gaya hidup, dan gejala-gejala yang muncul.

Setelah itu, mungkin akan dibutuhkan beberapa jenis pemeriksaan untuk memastikan diagnosis. Pemeriksaan untuk memastikan vaginosis bakterialis meliputi:

  • Pemeriksaan pada Miss V

Pemeriksaan pertama akan dilakukan pada bagian dalam Miss V, menggunakan alat bantu. Dalam pemeriksaan ini, alat bantu yang digunakan adalah spekulum untuk melebarkan liang Miss V.

Baca juga: Jika Mengalami 3 Hal Ini Bisa Jadi Tanda Bacterial Vaginosis

  • Tingkat Keasaman

Setelah memeriksa bagian dalam, selanjutnya pemeriksaan yang dilakukan bertujuan untuk mengetahui tingkat keasaman (pH) Miss V. Dokter akan meletakkan kertas pH di Miss V untuk mengetahui tingkatnya. Jumlah pH normal dalam miss V adalah 3,8–4,5. Pada pengidap vaginosis bakterialis, pH miss V biasanya meningkat di atas 4,5.

  • Sampel Sekresi Miss V

Selanjutnya, dilakukan pemeriksaan sampe sekresi alias cairan keputihan Miss V. Cara pengambilan sampel adalah dengan prosedur usap (swab). Sampel kemudian akan diteliti di laboratorium untuk mendeteksi adakah pertumbuhan bakteri anaerob berlebih di dalam Miss V atau tidak.

Kabar buruknya, kondisi ini sering terjadi tanpa menimbulkan gejala sama sekali. Tapi, vaginosis bakterialis bisa menyebabkan seseorang mengalami keputihan yang tidak normal, yaitu keputihan yang encer, berwarna kelabu atau putih, serta mengeluarkan bau amis. Kondisi ini juga bisa menyebabkan munculnya gejala berupa rasa gatal dan perih pada Miss. V saat buang air kecil.

Pada dasarnya, vaginosis bakterialis jarang menyebabkan munculnya komplikasi. Tapi, jika dibiarkan dan tidak mendapat pengobatan yang seharusnya, vaginosis bakterialis bisa memicu komplikasi yang bersifat serius dan bisa berbahaya.

Baca juga: Ini Pengobatan yang Bisa Dilakukan untuk Mengatasi Vaginosis Bakterialis

Cari tahu lebih lanjut seputar vaginosis bakterialis dan komplikasi yang bisa terjadi akibat penyakit ini dengan bertanya ke dokter di aplikasi Halodoc. Kamu bisa menghubungi dokter dengan mudah kapan saja melalui Video/Voice Call dan Chat. Dapatkan informasi seputar kesehatan dan tips hidup sehat dari dokter terpercaya. Yuk, download aplikasi Halodoc sekarang di App Store dan Google Play!

Mulai Rp25 Ribu! Bisa Konsultasi dengan Dokter seputar Kesehatan