Hati-Hati, 4 Ini Sebabkan Demam pada Anak

Ditinjau oleh  dr. Rizal Fadli   29 Maret 2020
Hati-Hati, 4  Ini Sebabkan Demam pada AnakHati-Hati, 4  Ini Sebabkan Demam pada Anak

Halodoc, Jakarta - Hampir semua anak mengalami demam dari waktu ke waktu. Demam itu sendiri biasanya tidak menimbulkan bahaya dan sebenarnya bisa menjadi hal yang sering terjadi. Kondisi tersebut juga merupakan pertanda bahwa tubuh sedang melawan infeksi. 

Demam terjadi ketika “termostat” internal tubuh menaikkan suhu tubuh di atas tingkat normal. Thermostat ini ditemukan di bagian otak yang disebut hipotalamus. Hipotalamus mengetahui suhu tubuh seharusnya dan akan mengirim pesan ke tubuh agar tetap pada suhu itu. 

Baca juga: Begini Pertolongan Pertama saat Anak Demam

Penyebab Demam pada Anak

Penting untuk diingat bahwa demam pada anak dengan sendirinya bukan penyakit, biasanya merupakan tanda atau gejala dari masalah lain. Demam dapat disebabkan oleh beberapa hal termasuk:

1. Infeksi

Sebagian besar demam disebabkan oleh infeksi atau penyakit lain. Demam membantu tubuh melawan infeksi dengan merangsang mekanisme pertahanan alami. 

2. Overdressing

Bayi, terutama bayi baru lahir, dapat mengalami demam jika mereka berada di lingkungan yang panas karena mereka tidak mengatur suhu tubuh mereka serta anak-anak yang lebih tua. Namun, karena demam pada bayi baru lahir dapat menunjukkan infeksi serius, bahkan bayi yang berpakaian berlebihan, tetap harus dibicarakan pada dokter melalui aplikasi Halodoc

3. Imunisasi

Bayi dan anak-anak terkadang mendapatkan demam ringan setelah divaksin dan ini umum terjadi. 

4. Tumbuh Gigi

Meskipun tumbuh gigi dapat menyebabkan sedikit kenaikan suhu tubuh, itu mungkin bukan penyebabnya jika suhu anak lebih tinggi dari 37,8 derajat Celsius.

Baca juga: Ini 2 Jenis Demam Anak dan Cara Penanganannya

Anak-anak dengan suhu tinggi dapat mengalami kejang demam, sebagian besar tidak serius dan dapat disebabkan oleh infeksi telinga, gastroenteritis, atau virus pernapasan atau pilek. Meski jarang terjadi, kejang demam dapat disebabkan oleh sesuatu yang lebih serius, seperti meningitis, infeksi ginjal, atau pneumonia. 

Kejang demam paling sering terjadi pada anak usia 6 bulan hingga 6 tahun dan lebih sering menyerang anak laki-laki daripada anak perempuan. Kejang terjadi karena suhu tubuh naik terlalu cepat, bukan karena sudah berlangsung lama. Ada dua jenis kejang demam:

5. Kejang Demam Sederhana

Kejang berlangsung tidak lebih dari 15 menit (dalam kebanyakan kasus kurang dari 5 menit) dan tidak terjadi lagi selama periode 24 jam. Ini biasanya melibatkan seluruh tubuh, kejang tonik-klonik umum. Kebanyakan kejang demam dari jenis ini mengalami gejala tubuh menjadi kaku dan lengan dan kaki mulai berkedut. Anak kehilangan kesadaran, tetapi mata tetap terbuka. Mungkin ada pernapasan tidak teratur, dan anak mungkin buang air kecil, buang air besar, atau keduanya. Kemungkinan juga terjadi muntah.

6. Kejang Demam Kompleks

Kejang berlangsung lebih lama, kembali lebih sering, dan cenderung tidak memengaruhi seluruh tubuh, tetapi hanya sebagian dari tubuh. Kejang ini lebih mengkhawatirkan daripada demam sederhana.

Baca juga: Jangan Asal Kompres, Kenali Demam pada Anak

Dalam kebanyakan kasus, seorang anak dengan kejang harus diperiksa oleh dokter. Temperatur dapat dikontrol dengan paracetamol atau spongin. Jika perlu, obat antikonvulsan dapat diresepkan.

Pada anak yang sehat, tidak semua demam perlu diobati. Namun, demam tinggi dapat membuat anak tidak nyaman dan membuat masalah (seperti dehidrasi) menjadi lebih buruk.

Jika Si Kecil berusia antara 3 bulan dan 3 tahun dan mengalami demam 39 derajat Celsius atau lebih, segera hubungi dokter. Untuk anak-anak yang lebih besar, pertimbangkan tingkat perilaku dan aktivitas. Memperhatikan perilaku anak akan memberi gambaran yang cukup bagus mengenai apakah penyakit ringan adalah penyebabnya atau tetap harus diperiksa oleh dokter. 

Referensi:
Kids Health. Diakses pada 2020. Fevers.

Mulai Rp50 Ribu! Bisa Konsultasi dengan Ahli seputar Kesehatan