Hati-Hati, Gangguan Pencernaan Jadi Gejala Quadriplegia

Ditinjau oleh  Redaksi Halodoc   03 Juli 2019
Hati-Hati, Gangguan Pencernaan Jadi Gejala QuadriplegiaHati-Hati, Gangguan Pencernaan Jadi Gejala Quadriplegia

Halodoc, Jakarta – Kebanyakan orang mungkin tidak akan terlalu memberi perhatian yang khusus ketika mengalami gangguan pencernaan, seperti sakit perut. Hal ini karena sebagian besar gangguan pencernaan memang disebabkan oleh sesuatu yang tidak serius dan bisa sembuh dengan segera setelah mengonsumsi obat-obatan. Namun, kamu perlu waspada bila mengalami gangguan pencernaan berupa sakit perut yang disertai dengan buang air besar berdarah. Pasalnya, kondisi tersebut bisa saja merupakan gejala quadriplegia. Yuk, simak penjelasannya lebih lanjut di sini.

Apa Itu Quadriplegia?

Quadriplegia atau yang dalam istilah medisnya disebut juga tetraplegia adalah gangguan saraf yang ditandai dengan kelumpuhan pada keempat anggota gerak (lengan kiri, lengan kanan, tungkai kiri, dan tungkai kanan), serta organ pelvis. 

Pada kondisi quadriplegia, otot lengan dan tungkai sangat lemah hingga tidak bisa digerakkan sama sekali, atau bahkan tidak bisa berkontraksi sama sekali. Itulah sebabnya, tidak jarang pengidap quadriplegia mengalami gangguan untuk menahan buang air kecil dan buang air besar (BAB). Kondisi quadriplegia bisa bersifat sementara, tapi juga bisa bersifat permanen. Namun, quadriplegia lebih sering terjadi secara permanen.

Baca juga: Cedera Saraf Tulang belakang bisa Sebabkan Kelumpuhan?

Apa yang Menyebabkan Quadriplegia?

Secara umum, penyebab quadriplegia adalah gangguan pada saraf tulang belakang. Kondisi atau penyakit yang bisa menyebabkannya, antara lain:

  • Infeksi yang Menyerang Saraf Tulang Belakang

Misalnya, infeksi polio yang paling sering menyerang anak balita. Selain itu, infeksi flavivirus, enterovirus, hepatitis C, HIV, dan virus Epstein Barr juga bisa menyebabkan quadriplegia.

  • Kelainan Genetik seperti Duchenne Muscular Dystrophy (DMD)

Penyakit DMD merupakan penyakit yang diturunkan dari orangtua kepada anaknya, yang lebih sering menyerang anak laki-laki. DMD ditandai dengan gejala berupa kelemahan otot lengan dan tungkai yang semakin lama akan semakin parah, sehingga akhirnya tidak bisa digerakkan sama sekali.

  • Cedera Tulang Belakang

Cedera tulang belakang sering terjadi karena kecelakaan, terjatuh, ataupun dampak dari tindakan operasi di daerah tulang belakang. Pada kondisi ini, quadriplegia biasanya terjadi secara tiba-tiba.

  • Penyakit autoimun

Contohnya, Guillain-Barre syndrome (GBS) dan myasthenia gravis (MG). GBS merupakan jenis penyakit autoimun yang menyerang saraf tulang belakang. Sebelum berkembang menjadi quadriplegia, GBS menimbulkan gejala awal berupa batuk, pilek, dan diare. Sementara MG merupakan penyakit autoimun yang menyerang sambungan antara saraf dan otot. MG ditandai dengan kelemahan otot yang terasa semakin berat saat beraktivitas.

Baca juga: Waspada Kesemutan di Kaki Lalu Lumpuh, Tanda Guillain Barre Syndrome

Gejala Quadriplegia

Gejala utama quadriplegia adalah kelemahan pada lengan kiri dan kanan, serta tungkai kiri dan kanan. Berbeda dengan quadriparesis (bentuk lebih ringan dari quadriplegia), pada quadriplegia, otot lengan dan tungkai sama sekali tidak bisa digerakkan atau bahkan berkontraksi. Kelemahan tersebut bisa menyebabkan lengan dan tungkai menjadi lemas atau kaku. 

Quadriplegia juga bisa disertai dengan gejala lainnya, seperti mengompol dan tidak bisa menahan BAB. Selain itu, gangguan pencernaan juga bisa menjadi gejala quadriplegia, seperti sakit perut, diare, dan BAB berdarah. Namun kembali lagi, gejala yang menyertai quadriplegia bisa berbeda-beda, tergantung penyakit yang menyebabkannya. 

Gangguan pencernaan, seperti diare biasanya muncul pada kasus quadriplegia yang disebabkan oleh GBS. Setelah diare, pengidap GBS biasanya juga bisa mengalami gejala kesemutan atau baal di telapak tangan dan kaki yang menjalar ke atas, diikuti dengan kelemahan pada otot lengan dan tungkai. Dalam kasus yang berat, pengidap GBS bisa mengalami sesak napas berat yang bisa berujung pada kematian.

Baca juga: Perlu Tahu 7 Gangguan Pencernaan dari yang Ringan Sampai Berat

Nah, itulah gejala quadriplegia yang mesti kamu waspadai. Bila kamu ingin mengetahui penyakit saraf ini lebih lanjut, tanyakan saja pada dokter dengan menggunakan aplikasi Halodoc. Hubungi dokter melalui melalui fitur Talk to A Doctor untuk bertanya-tanya seputar kesehatan melalui Video/Voice Call dan Chat kapan saja dan di mana saja. Yuk, download aplikasi Halodoc sekarang juga di App Store dan Google Play.

Mulai Rp50 Ribu! Bisa Konsultasi dengan Ahli seputar Kesehatan