Hewan Peliharaan Bisa Tingkatkan Infeksi Cacingan pada Anak?

Ditinjau oleh  Redaksi Halodoc   08 November 2018
Hewan Peliharaan Bisa Tingkatkan Infeksi Cacingan pada Anak?Hewan Peliharaan Bisa Tingkatkan Infeksi Cacingan pada Anak?

Halodoc, Jakarta - Ascariasis adalah sebuah penyakit yang terjadi karena infeksi pada usus kecil yang disebabkan oleh cacing Ascaris lumbricoides. Cacing ini adalah cacing gelang besar yang panjangnya dapat mencapai setengah meter. Penyakit ini dapat terjadi di seluruh bagian dunia, tetapi lebih umum terjadi pada daerah dengan iklim tropis dan subtropis.

Ascariasis juga dapat menyerang hewan peliharaan, seperti kucing dan anjing. Cacing ini dapat berkembang biak dengan sangat banyak pada hewan yang terinfeksi. Ketika hewan peliharaan kamu diketahui mengalami ascariasis, maka kemungkinan hewan tersebut akan mengalami pembengkakan perut (distensi), kolik, masalah gastrointestinal, dan usus pecah.

Cara Hewan Peliharaan Menginfeksi Manusia

Hewan peliharaan yang telah dewasa dapat terinfeksi ascariasis melalui makanan, air, muntahan, ataupun feses yang telah terkontaminasi oleh telur cacing gelang tersebut. Selain itu, anak-anak kucing dan anjing tersebut dapat terkontaminasi ascariasis selama kehamilan atau ketika meminum susu dari induk yang terinfeksi. Apabila hanya salah satu bayi yang terinfeksi saat lahir maka dapat menjangkiti bayi yang lain.

Lalu, cara hewan peliharaan tersebut menginfeksi manusia adalah melalui kotorannya. Kotoran hewan peliharaan yang tercecer dan sudah terjangkiti ascarisis dapat menginfeksi manusia. Telur dari cacing ascariasis yang keluar bersamaan dengan feses hewan tersebut dapat menempel di tangan manusia dan masuk ke tubuh saat makan.

Saat seseorang mengonsumsi makanan yang mengandung telur cacing ascariasis lumbricoides. Ketika cacing tersebut berada di dalam perut, telurnya akan menetas menjadi larva dan dapat menembus dinding usus, lalu berpindah ke jantung dan paru-paru mengikuti aliran darah.

Setelah enam hingga sepuluh hari berada di paru-paru, larva tersebut akan berjalan ke tenggorokan. Saat seseorang yang mengidap penyakit tersebut batuk, maka cacing akan masuk ke perut. Lalu ketika di usus kecil, larva tersebut tumbuh menjadi cacing dewasa dan akan terus berada disana hingga mati.

Ketika pengidap ascariasis buang air besar, dia juga akan mengeluarkan telur cacing tersebut yang mencapai sekitar 240.000 telur per hari untuk satu cacing. Lalu, kotoran yang terkontaminasi tersebut menyebarkan infeksi ke tanah dan air hingga masuk ke perut orang lain.

Selain itu, seseorang yang mengidap penyakit ascariasis memiliki gejala, seperti demam tinggi, batuk kering, mengi, dan sesak napas. Ketika sudah dalam tahap parah maka gejala yang muncul, yaitu sakit perut, diare, tinja yang dikeluarkan terdapat darah, serta mual dan muntah.

Ketika jumlah cacing semakin banyak di dalam usus, selain merasakan gejala sebelumnya, pengidapnya akan mengalami sakit perut yang parah, terdapat benjolan di tenggorokan, dan berat badan menurun tanpa alasan jelas. Lalu, cacing dapat keluar dari tubuh melalui muntah, saat buang air besar, dan melalui lubang hidung.

Cara Mengobati Ascariasis

Pengobatan yang dapat dilakukan untuk menyembuhkan ascariasis, yaitu:

  • Mengonsumsi obat seperti mebendazole, albendazole, dan pirantel pamoat. Obat-obatan ini mempunyai fungsi untuk membunuh cacing dewasa dan efektif untuk mengatasi penyakit ascariasis pada seseorang.

  • Melakukan endoskopi atau pembedahan, pada pengidap ascariasis yang parah mungkin terjadi perforasi usus, obstruksi saluran empedu, dan usus buntu yang kemungkinan perlu adanya pembedahan.

Itulah cara penyakit ascariasis menyerang manusia melalui hewan peliharaan. Apabila kamu mempunyai pertanyaan perihal penyakit ini, dokter dari Halodoc dapat membantu. Caranya dengan download aplikasi Halodoc di smartphone kamu! Kamu juga bisa membeli obat di Halodoc. Tanpa perlu keluar rumah, pesananmu akan diantarkan dalam waktu satu jam.

Baca juga:

Mulai Rp50 Ribu! Bisa Konsultasi dengan Ahli seputar Kesehatan