Hidrosefalus Bisakah Ukuran Kepala Menjadi Normal?

Ditinjau oleh  dr. Fadhli Rizal Makarim   09 Agustus 2021
Hidrosefalus Bisakah Ukuran Kepala Menjadi Normal?Hidrosefalus Bisakah Ukuran Kepala Menjadi Normal?

“Jangan abaikan gejala kesehatan yang terkait dengan hidrosefalus. Segera lakukan pemeriksaan dan pengobatan. Shunt dan ETV menjadi dua pengobatan yang bisa dilakukan untuk menghilangkan penumpukan cairan pada rongga otak. Dengan begitu, proses ini dapat membantu mengembalikan ukuran kepala menjadi normal.”


Halodoc, Jakarta – Hidrosefalus adalah penumpukan cairan di rongga otak (ventrikel). Terlalu banyak cairan di dalam ventrikel menyebabkan ukuran ventrikel membesar dan tekanan di dalam kepala. Kondisi ini bisa dialami oleh siapa saja, mulai dari bayi yang baru dilahirkan, anak-anak, hingga orang dewasa.

Baca juga: Ketahui Berbagai Faktor Risiko Hidrosefalus Sejak Dini

Gejala utama dari hidrosefalus adalah pembesaran kepala yang terjadi dengan cepat. Ada beberapa pengobatan yang bisa dilakukan untuk mengatasi hidrosefalus. Namun, dengan melakukan pengobatan bisakah ukuran kepala menjadi normal? Tidak ada salahnya untuk mencari tahu lebih banyak mengenai hidrosefalus, di sini!

Bisakah Ukuran Kepala Pengidap Hidrosefalus Menjadi Normal?

Cairan serebrospinal merupakan cairan bening yang melindungi otak dan tulang belakang. Biasanya, cairan serebrospinal akan mengalir melalui ventrikel dan membasahi otak dan sumsum tulang belakang sebelum kembali diserap kembali ke dalam aliran darah.

Biasanya, tubuh bisa menghasilkan dan menyerap cairan serebrospinal dengan jumlah yang sama. Ketika terjadi hambatan dalam penyerapan atau kelebihan produksi, kondisi ini dapat menyebabkan penumpukan cairan serebrospinal dan menyebabkan gejala yang terkait dengan hidrosefalus.

Gejala akan dialami berbeda-beda pada tiap pengidap hidrosefalus. Namun, pembesaran kepala akibat penumpukan cairan dalam rongga otak menjadi gejala utama dari penyakit ini. Pemeriksaan lebih dini dan pengobatan yang tepat nyatanya dapat membantu pengidap hidrosefalus mengembalikan ukuran kepala menjadi normal. 

Baca juga: Enggak Cuma Anak-Anak, Orang Dewasa Bisa Alami Hidrosefalus

Pengobatan bisa dilakukan dengan dua cara yang berbeda. Berikut ini pengobatan yang bisa dilakukan pengidap hidrosefalus:

1.Shunt

Shunt (tabung) akan dimasukkan ke dalam otak melalui proses pembedahan. Kemudian, dihubungkan ke tabung fleksibel yang diletakkan di bawah kulit untuk mengalirkan cairan ke rongga dada agar lebih mudah diserap oleh tubuh.

Perawatan rutin bagi pengguna shunt diperlukan untuk mencegah infeksi atau kerusakan shunt. Gangguan pada shunt bisa menyebabkan kembalinya penyakit hidrosefalus.

Kamu bisa bertanya langsung pada dokter untuk mewaspadai tanda-tanda adanya gangguan pada penggunaan shunt. Caranya, download aplikasi Halodoc sekarang juga melalui App Store atau Google Play!

2.Endoscopic Third Ventriculostomy (ETV)

ETV dilakukan dengan membuat lubang baru pada rongga otak untuk mengeluarkan cairan dari rongga otak. Tindakan ini bisa dilakukan bersamaan dengan kauterisasi pleksus koroid yang digunakan untuk menurunkan produksi cairan serebrospinal.

Dengan berkurangnya penumpukan cairan serebrospinal pada rongga otak, kondisi ini membantu pengidap hidrosefalus untuk mengembalikan ukuran kepala menjadi normal atau lebih kecil dibandingkan saat mengidap hidrosefalus.

Kenali Tanda Lain dari Hidrosefalus

Bukan hanya anak-anak, hidrosefalus pun bisa dialami oleh orang dewasa. Tentunya, gejala pada tiap pengidap hidrosefalus akan berbeda disesuaikan dengan usia dan kondisi kesehatan pengidap.

Pada bayi yang baru lahir, kondisi ini akan menyebabkan perubahan pada ukuran kepala. Munculnya benjolan lunak pada ubun-ubun juga menjadi tanda lain dari penyakit hidrosefalus. Bayi yang mengidap hidrosefalus juga mengalami tanda pada fisiknya, seperti muntah, lebih rewel, mata yang terlihat lesu, kurang sensitif terhadap sentuhan, dan gangguan pertumbuhan.

Sedangkan pada anak-anak dan dewasa, kondisi ini menyebabkan sakit kepala, gangguan penglihatan, mual, muntah, gangguan tidur, gangguan keseimbangan, kesulitan bernapas, serta kehilangan kemampuan konsentrasi dan ingatan.

Baca juga: 5 Kelainan Bawaan pada Bayi

Jangan abaikan saat kerabat, keluarga, atau bahkan kamu sendiri mengalami gangguan kesehatan yang terkait dengan hidrosefalus. Pemeriksaan dengan ultrasound, MRI, dan CT Scan bisa digunakan untuk mendiagnosis penyakit ini.

Referensi:
Mayo Clinic. Diakses pada 2021. Hydrocephalus.
National Institute of Neurological Disorders and Stroke. Diakses pada 2021. Hydrocephalus Fact Sheet.

Mulai Rp50 Ribu! Bisa Konsultasi dengan Ahli seputar Kesehatan