Hindari Neuropati Radialis dengan 4 Gaya Hidup Sehat Ini

Ditinjau oleh  Redaksi Halodoc   10 Mei 2019
Hindari Neuropati Radialis dengan 4 Gaya Hidup Sehat IniHindari Neuropati Radialis dengan 4 Gaya Hidup Sehat Ini

Halodoc, Jakarta - Gangguan neuropati radialis merupakan pembengkakan saraf karena saraf terjepit. Umumnya gangguan ini muncul di depan siku bagian bawah, atau lengan bahwa bagian atas. Saraf radial di lengan membantu otot lengan atas, lengan bawah, pergelangan tangan, dan jari-jari menggerakkan lengan dan jari, serta memberikan sensasi pada tangan dan jari-jari tertentu.

Kondisi neuropati radialis ini dapat dihindari dengan memperbaiki aktivitas dan gaya hidup, termasuk mengonsumsi makanan yang sehat. Perlu kamu ketahui bahwa kegiatan texting di gadget, melakukan gerakan berulang, bermain games, dan menggunakan hak tinggi sangat rentan mengalami penyakit ini di kemudian hari.

Walaupun penyakit ini sering dialami oleh mereka yang berusia 50 tahun ke atas, tidak menutup kemungkinan juga dapat menyerang mereka yang berusia produktif bahkan remaja. Untuk itu, sangat penting untuk mengubah pola hidup kamu sehari-hari. Salah satunya dengan rajin melakukan latihan fisik, supaya otot saraf tidak kaku. Latihan fisik memang sudah terbukti mampu melancarkan aliran darah pada tubuh, sehingga saraf tidak mengalami kekakuan akibat adanya sumbatan.

Baca juga: 6 Gejala yang Dapat Mendeteksi Neuropati Perifer

Beberapa gaya hidup di bawah ini mungkin bisa membantu menghindari dan mencegah neuropati radialis:

  1. Makan makanan yang sehat. Konsumsi berbagai jenis vitamin yang mampu memulihkan saraf.
  2. Hindari mengonsumsi alkohol. Alkohol dapat mengakibatkan cedera dan merusak saraf.
  3. Pertimbangkan rangsangan saraf pada otot dalam pemeriksaan pada kulit.
  4. Ikuti instruksi dokter dan terapis fisik.

Neuropati radialis bisa disebabkan oleh beberapa faktor yang mungkin terjadi sendiri atau secara bersamaan (multiple factors). Misalnya, penyakit diabetes melitus yang awalnya subklinis akan menjadi simptomatis setelah adanya suatu trauma atau kompresi yang mengenai saraf.

  • Trauma. Pada fraktur dan dislokasi, neuropati terjadi karena penekanan saraf oleh fragmen tulang, hematoma, kalus yang terbentuk sesudah fraktur, atau karena peregangan saraf akibat suatu dislokasi. Neuropati radialis sering terjadi pada fraktur kaput humerus.
  • Infeksi. Dapat terjadi karena sifilis, herpes zoster, lepra, dan TBC.  Kondisi ini dapat mengenai saraf atau banyak saraf.
  • Toksik. Lebih spesifik mengenai nervus radialis adalah pada lead intoxication.
  • Neoplasma.

Baca juga: Waspada Neuropati Dapat Menyerang Ibu Hamil

Jika kamu mengalami neuropati radialis, kamu dapat mengobatinya. Tujuan dilakukannya pengobatan adalah untuk membuat kamu dapat menggerakan tangan dan lengan dengan leluasa. Namun, sebelumnya harus ditemukan penyebabnya. Dalam beberapa kasus, pengidap tidak perlu perawatan dan kamu dapat pulih secara perlahan.

Dalam cedera yang lebih parah, serat saraf pada cedera mati, dan yang tersisa perlu mengirimkan tunas untuk menggantikan bagian yang hilang. Regenerasi saraf lambat dan pemulihan total mungkin tidak pernah terjadi. Sumber tekanan harus dihilangkan. Terapi fisik dan pembelat membantu mengembalikan fungsi tangan. Sampai serat saraf yang rusak terhubung kembali dengan serat otot, latihan paling bermanfaat yaitu latihan gerakan jarak pasif.

Apabila perawatan lain tidak juga berhasil, atau terdapat masalah lain, maka operasi mungkin perlu dipertimbangkan. Operasi dapat melepaskan saraf dan bagian yang terhambat pada lengan bawah atau dapat memasang kembali ujung saraf.

Baca juga: Neuropati Perifer Lebih Rentan Terjadi pada Wanita, Benarkah?

Untuk mengetahui pengobatan yang paling tepat, kamu perlu mendiskusikannya dengan dokter melalui aplikasi Halodoc. Diskusi dengan dokter di Halodoc dapat dilakukan via Chat atau Voice/Video Call kapan dan di mana saja. Saran dokter dapat diterima dengan praktis, yaitu dengan download aplikasi Halodoc di Google Play atau App Store sekarang juga.



Mulai Rp25 Ribu! Bisa Konsultasi dengan Dokter seputar Kesehatan