Hiperseks Dapat Diobati dengan Rutin ke Psikiater

Ditinjau oleh  dr. Fadhli Rizal Makarim   17 November 2020
Hiperseks Dapat Diobati dengan Rutin ke PsikiaterHiperseks Dapat Diobati dengan Rutin ke Psikiater

Halodoc, Jakarta - Terobsesi secara berlebihan terhadap sesuatu tentu bukan hal yang baik. Termasuk saat terobsesi pada seks, seperti yang dialami pengidap hiperseksual disorder, atau juga sering disebut hiperseks. Obsesi dan candu membuat pengidap hiperseks tidak lagi bisa menikmati seks sebagai sesuatu yang menyenangkan.

Sebab, mereka menganggap seks sebagai “pain killer”, atau sekadar kebutuhan, yang jika tidak dipenuhi akan sangat gelisah. Selain itu, orang yang hiperseks juga seringkali merasa bersalah, menyesal, dan depresi, setelah berhubungan intim. Namun, di sisi lain, ia tidak bisa mengendalikan dorongan seksual yang sangat kuat dalam dirinya. 

Baca juga: Usia yang Tepat untuk Mulai Pendidikan Seks pada Anak

Yang Terjadi pada Otak Seorang Hiperseks

Mengutip laman Hipersexual Disorders, hiperseksualitas adalah hal yang lebih kompleks dari pandangan orang awam yang menilainya sebagai kondisi orang “haus” bercinta. Seperti halnya jenis kecanduan lainnya, hiperseks berawal dari seks yang dilakukan berulang-ulang, hingga akhirnya tidak bisa dihentikan dengan mudah.

Seorang hiperseks akan gelisah luar biasa jika dalam satu hari baru bercinta satu kali. Alhasil, mereka melampiaskannya dengan masturbasi di depan video porno, atau berganti-ganti pasangan seksual, demi memenuhi hasratnya.

Menurut Ethlie Ann Vare, penulis buku Love Addict: Sex, Romance, and Other Dangerous Drugs, kepada Medical Daily, dorongan seksual yang begitu besar itu terjadi karena otak seorang hiperseks sudah kecanduan dopamin, yaitu zat yang bertanggung jawab atas kesenangan. Hal ini juga terjadi pada orang yang kecanduan narkotika, alkohol, judi, dan belanja.

Senada dengan hal itu, dalam sebuah penelitian yang dipublikasikan pada 2014 di jurnal PLOS ONE yang bertajuk Neural Correlates of Sexual Cue Reactivity in Individuals with and without Compulsive Sexual Behaviour, membuktikan bahwa aktivitas otak orang yang kecanduan seks sama dengan pecandu narkotika.

Baca juga: Ciri-Ciri Pria Alami Disfungsi Seksual yang Perlu Diketahui

Ketika orang hiperseks diperlihatkan gambar sensual, tiga bagian otak yakni ventral striatum, dorsal anterior cingulate, dan amigdala akan aktif. Hal ini sama seperti respons otak pecandu narkotika yang diperlihatkan gambar obat-obatan terlarang.

Rutin ke Psikiater Jadi Solusi Mengatasi Hiperseks

Hiperseks membuat pengidapnya harus menghadapi banyak konsekuensi negatif, seperti berjuang dengan rasa bersalah, malu, dan rendah diri, depresi, hingga merusak hubungan dengan orang lain. 

Oleh karena itu, jika kamu merasa mengalami hiperseks, jangan ragu untuk pergi ke ahlinya, karena kondisi ini bisa diobati. Agar lebih mudah, kamu bisa download aplikasi Halodoc untuk berbicara dengan psikiater lewat chat, atau buat janji dengan psikiater di rumah sakit.

Berikut beberapa metode pengobatan untuk hiperseks yang biasa dilakukan:

1.Psikoterapi

Terapi ini akan membantu kamu mengidentifikasi, mengubah pola pikir negatif dan membatasi keyakinan, berurusan dengan konflik internal, meningkatkan wawasan dan kesadaran diri. Selain itu, psikoterapi juga bisa melihat hubungan antara masalah interpersonal dan kecanduan yang kamu alami.

2.Terapi Kelompok

Terapi ini melibatkan sesi reguler dengan beberapa orang hiperseks lainnya, dengan dipimpin oleh seorang terapis. Manfaat dari terapi ini adalah saling mendukung dan belajar dari pengalaman masing-masing pengidap. Terapi kelompok juga ideal untuk menghadapi alasan, pembenaran, dan penolakan yang berjalan seiring dengan perilaku kecanduan.

Baca juga: 6 Makanan yang Bisa Tingkatkan Libido Pria

3.Gerapi Keluarga dan Pasangan

Hiperseks selalu berdampak pada keluarga dan kerabat. Jadi, pada sesi terapi kamu akan diberikan kesempatan untuk mengatasi emosi, konflik yang belum terselesaikan, dan perilaku problematik. Tujuan lainnya adalah untuk memperkuat support system dengan membantu orang-orang terdekat mendapatkan pemahaman yang lebih baik akan kecanduan yang kamu miliki.

4.Pemberian Obat-obatan

Beberapa obat dapat diberikan untuk membantu mengurangi perilaku kompulsif dan pikiran obsesif, sedangkan yang lainnya dapat menargetkan hormon tertentu yang terkait dengan kecanduan seks atau dapat mengurangi gejala yang menyertai seperti depresi atau kecemasan.

Itulah sedikit penjelasan mengenai hiperseks dan metode pengobatan yang bisa dijalani. Meski sulit untuk menemukan keberanian dalam mencari bantuan, karena hal ini terasa cukup memalukan, mendapatkan pengobatan sangatlah penting. Jadi, jangan tunda untuk datang ke psikiater, jika kamu merasa mengalami hiperseks.

Referensi:
Psychology Today. Diakses pada 2020. Hypersexuality (Sex Addiction).
Psych Central. Diakses pada 2020. Symptoms of Hypersexual Disorder (Sex Addiction).
Hypersexualdisorders.com. Diakses pada 2020. Hypersexual Disorder Treatment. 
Medical Daily. Diakses pada 2020. Sex Addiction Is Still Not Officially Recognized, But Brains Of Hypersexual Individuals Work Similarly To Those Of Drug Addicts.

Mulai Rp50 Ribu! Bisa Konsultasi dengan Ahli seputar Kesehatan