Hipertensi saat Hamil Bisa Sebabkan 6 Komplikasi Ini

Ditinjau oleh  dr. Fadhli Rizal Makarim   07 Oktober 2020
Hipertensi saat Hamil Bisa Sebabkan 6 Komplikasi IniHipertensi saat Hamil Bisa Sebabkan 6 Komplikasi Ini

Halodoc, Jakarta – Hipertensi adalah masalah kesehatan yang sering terjadi pada ibu hamil. Menurut Centers for Disease Control (CDC), ada sekitar enam hingga delapan persen wanita hamil antara usia 20 dan 44 tahun di Amerika Serikat mengalami kondisi tersebut.

Tekanan darah tinggi atau hipertensi terjadi ketika tekanan darah lebih besar atau sama dengan 130/80 mm Hg. Kondisi ini perlu diwaspadai oleh ibu hamil. Meski tidak selalu berbahaya, hipertensi kadang-kadang dapat menyebabkan komplikasi kesehatan yang serius bagi ibu dan bayi yang sedang berkembang.

Baca juga: Waspada 4 Jenis Hipertensi pada Ibu Hamil

Komplikasi Hipertensi Saat Hamil

Hipertensi saat hamil tidak hanya dapat membuat ibu berisiko mengalami berbagai masalah kesehatan selama kehamilan, tapi juga bisa membahayakan bayi dalam kandungan. Berikut komplikasi yang bisa terjadi bila ibu mengalami hipertensi selama kehamilan:

1.Preeklamsia

Preeklamsia dapat menyebabkan kerusakan serius pada organ dalam tubuh ibu, termasuk otak dan ginjal. Bila disertai kejang, preeklampsia berpotensi berkembang menjadi eklamsia. Bila tidak ditangani dengan cepat, kondisi ini bisa berakibat fatal.


Preeklamsia bisa berbahaya bagi ibu dan bayi, ibu dianjurkan untuk segera menemui dokter bila mengalami gejala-gejala berikut:

  • Mengalami pembengkakan abnormal di tangan dan wajah.
  • Sakit kepala yang tidak kunjung hilang.
  • Mengalami perubahan penglihatan.
  • Sakit perut bagian atas.
  • Mual dan muntah di akhir kehamilan.
  • Sulit bernapas.

2.Solusio Plasenta

Preekamsia juga meningkatkan risiko terjadinya solusio plasenta, yaitu kondisi ketika plasenta terpisah dari dinding dalam rahim sebelum melahirkan. Solusio plasenta yang parah bisa menyebabkan perdarahan hebat yang mengancam jiwa ibu dan bayi.

3.Sindrom HELLP

Preeklamsia juga dapat menyebabkan komplikasi berupa sindrom HELLP. HELLP adalah gabungan dari beberapa kondisi seperti hemolisis, peningkatan enzim hati, dan jumlah trombosit yang kurang. Kondisi ini parah dan dapat mengancam jiwa.

Gejala sindrom HELLP yang perlu ibu waspadai, yaitu mual, muntah, sakit kepala, dan sakit perut bagian atas. Sindrom ini dapat menyebabkan kerusakan pada sistem organ yang vital, perawatan medis darurat perlu dilakukan untuk mengurangi tekanan darah demi kesehatan ibu dan bayi. Pada beberapa kasus, persalinan prematur perlu dilakukan.

4.Aliran Darah Ke Plasenta Berkurang

Bila plasenta tidak mendapatkan cukup darah, bayi akan menerima lebih sedikit oksigen dan nutrisi. Hal ini dapat mengakibatkan bayi mengalami pertumbuhan yang lambat (batasan pertumbuhan intrauterin, berat badan lahir yang rendah atau kelahiran prematur. 

5.Kelahiran Prematur

Guna mencegah komplikasi yang berpotensi mengancam nyawa saat ibu mengalami hipertensi saat hamil, kadang-kadang persalinan dini perlu dilakukan. Kelahiran prematur meningkatkan risiko bayi mengalami masalah pernapasan, infeksi, dan komplikasi lainnya.

6.Penyakit Kardiovaskular Di Masa Depan

Preeklamsia juga dapat meningkatkan risiko ibu mengalami penyakit jantung dan pembuluh darah. Risiko ibu untuk terkena penyakit kardiovaskular di masa depan lebih tinggi bila ibu pernah mengalami preeklamsia lebih dari satu kali atau ibu pernah menjalani persalinan prematur karena memiliki tekanan darah tinggi selama kehamilan.

Baca juga: Ini Gejala dan Cara Mengatasi Preeklamsia pada Ibu Hamil

Cara Mengurangi Risiko Komplikasi Akibat Hipertensi Saat Hamil

Bila dikelola dengan baik, hipertensi saat hamil tidak selalu berbahaya. Berikut ini beberapa hal yang bisa ibu lakukan untuk mencegah komplikasi bila ibu memiliki tekanan darah tinggi saat hamil:

  • Periksakan Kandungan Secara Rutin

Temui dokter kandungan ibu secara teratur selama kehamilan untuk memantau tekanan darah.

  • Minum Obat Tekanan Darah Sesuai Resep

Dokter kandungan dapat meresepkan obat yang paling aman untuk mengatasi tekanan darah tinggi ibu hamil dan dengan dosis yang paling tepat.

  • Tetap Aktif

Lakukanlah olahraga yang disarankan oleh dokter secara rutin.

  • Konsumsi Makanan yang Sehat

Bila perlu, mintalah bantuan dari ahli gizi untuk menyusun menu makanan yang baik untuk mengurangi tekanan darah tinggi.

  • Ketahui Larangan saat Hamil

Hindari merokok, minum alkohol dan menggunakan obat-obatan terlarang selama kehamilan. Sebaiknya bicarakan terlebih dahulu dengan dokter sebelum mengonsumsi obat yang dijual bebas.

Para peneliti terus mempelajari cara-cara untuk mencegah preeklamsia, tapi sampai sejauh ini, belum ditemukan cara pencegahan yang jelas. Bila ibu pernah mengalami hipertensi pada kehamilan sebelumnya, dokter dapat merekomendasikan aspirin dosis rendah harian (81 miligram) yang bisa mulai digunakan pada akhir trimester pertama ibu.

Baca juga: Mitos atau Fakta, Preeklamsia dalam Kehamilan bisa Terulang

Itulah komplikasi yang bisa terjadi akibat hipertensi saat hamil. Bila ibu mengalami masalah kesehatan selama kehamilan, ibu bisa menggunakan aplikasi Halodoc untuk minta saran kesehatan pada dokter kapan saja dan di mana saja. Yuk, download aplikasi Halodoc sekarang juga.

Referensi:
Healthline. Diakses pada 2020. High Blood Pressure During Pregnancy.
Mayo Clinic. Diakses pada 2020. High blood pressure and pregnancy: Know the facts


Mulai Rp50 Ribu! Bisa Konsultasi dengan Ahli seputar Kesehatan