Hipospadia pada Pria Bisa Sebabkan Gangguan Saluran Kemih?

Ditinjau oleh  dr. Rizal Fadli   08 April 2020
Hipospadia pada Pria Bisa Sebabkan Gangguan Saluran Kemih?Hipospadia pada Pria Bisa Sebabkan Gangguan Saluran Kemih?

Halodoc, Jakarta - Hipospadia merupakan cacat lahir atau kondisi bawaan ketika terjadinya pembukaan uretra berada di bagian bawah penis alih-alih di ujung. Uretra merupakan saluran yang dialiri urine dari kandung kemih dan keluar dari tubuh. Itulah sebabnya jika seseorang memiliki hipospadia akan mengalami gangguan saluran kemih.

Hipospadia merupakan kondisi yang umum terjadi. Penanganan melalui pembedahan biasanya dapat mengembalikan penampilan normal penis. Dengan pengobatan hipospadia yang berhasil, kebanyakan pria bisa buang air kecil dan melakukan reproduksi secara normal.

Terjadi Gangguan pada Pembukaan Uretra

Pada hipospadia, pembukaan uretra terletak di bawah penis, bukan di ujung. Dalam kebanyakan kasus, pembukaan uretra ada di dalam kepala penis. Jarang terjadi, lubangnya ada di tengah atau pangkal penis, termasuk pembukaannya ada di dalam atau di bawah skrotum.

Baca juga: Hipospadia pada Pria Bisa Sebabkan Masalah Seksual

Tanda dan gejala hipospadia dapat meliputi:

  • Pembukaan uretra di lokasi selain ujung penis. 
  • Kurva penis ke bawah (chordee).
  • Penampilan penis berkerudung karena hanya setengah bagian atas penis yang ditutupi oleh kulup.
  • Penyemprotan tidak normal saat buang air kecil.

Dalam kasus hipospadia ringan, uretra keluar di dekat penis. Dalam kasus yang lebih parah, dapat keluar di mana saja dari bawah kepala penis ke daerah antara skrotum dan anus, yang disebut daerah anogenital. 

Kondisi hipospadia terjadi di sisi bawah penis, dan secara alami terbentuk seperti jahitan panjang. Jahitan terjadi saat penis terbentuk saat masih dalam janin. Tepat di bawah tempat uretra mengalir. Sebagai bagian dari perkembangan janin, batang dan kepala penis terlihat seperti sosis. Saat hipospadia terjadi, uretra tersangkut di jahitan.

Kemungkinan pria yang dilahirkan dengan hipospadia disebabkan oleh genetika dan polutan lingkungan yang disebut pengganggu endokrin. Misalnya usia ibu saat mengandung, diet, dan obat-obatan atau hormon apa pun yang mungkin diminum sebelum atau selama kehamilan. 

Baca juga: Bisakah Disfungsi Ereksi Disembuhkan?

Sebagian besar kasus hipospadia diklasifikasikan sebagai ringan. Hipospadia dapat menyebabkan kepala penis menjadi lebih berbentuk jamur, dan juga dapat memengaruhi bagian kulit khitan yang ada di bagian bawah kepala penis. 

Kebanyakan pria dengan hipospadia memiliki riwayat medis yang mengharuskan mereka untuk memeriksa penis berulang kali. Selain itu, anak laki-laki dengan hipospadia sering mengalami operasi yang tidak perlu. Operasi-operasi ini sering menyebabkan kerusakan yang membutuhkan operasi lanjutan. Sementara, ada banyak kondisi pria akan lebih baik jika tidak mengambil tindakan pembedahan pada penis. 

Hipospadia dan Rasa Malu Pria

Pria dengan bentuk hipospadia yang lebih parah akan sering merasa seperti memiliki rahasia memalukan di balik celananya. Jadi, selain dari operasi yang tidak perlu, kerusakan nyata dari hipospadia adalah rasa malu dan kesendirian yang tidak bisa dirasakan pria saat dia tumbuh dewasa. 

Salah satu alasan mengapa pria merasa malu dan berbeda adalah karena seorang pria dengan gangguan hipospadia harus duduk untuk buang air kecil (yang umumnya berdiri). Terkadang pria dengan kondisi ini takut ketahuan oleh pria lainnya karena malu jika diolok-olok. Selain masalah hipospadia itu sendiri, masalah yang paling penting untuk ditangani sering kali bersifat psikologis. 

Sedangkan untuk urusan berhubungan intim, hipospadia sering merupakan cacat lahir minor yang menjadi ketakutan pria dalam mencari calon pasangan. Padahal, hipospadia bukan faktor yang membuat seorang pria menjadi tidak sempurna sebagai seorang pasangan. 

Baca juga: Apakah Disfungsi Ereksi Pengaruhi Kesuburan Pria?

Selain itu, tidak ada alasan mengapa seorang pria dengan hipospadia tidak bisa menjadi seorang ayah. Pembukaan uretra untuk pria dengan hipospadia terkadang lebih besar, yang dapat membuatnya lebih rentan terhadap infeksi saluran kemih. Dengan minum lebih banyak air dan buang air kecil setelah berhubungan intim mungkin merupakan kebiasaan yang baik untuk dilakukan.

Jika kamu ingin mengetahui lebih lanjut mengenai kondisi ini, kamu dapat menanyakannya pada dokter melalui aplikasi Halodoc. Tanpa perlu repot, komunikasi dengan dokter dapat dilakukan kapan dan di mana saja. Ayo, download aplikasinya sekarang juga!

Referensi:
Mayo Clinic. Diakses pada 2020. Hypospadias
Psychology Today. Diakses pada 2020. Hypospadias—A Very Common Male Birth Defect

Mulai Rp50 Ribu! Bisa Konsultasi dengan Ahli seputar Kesehatan