HIV Bisa Menular Melalui Luka, Kok Bisa?

Ditinjau oleh  dr. Fitrina Aprilia   04 September 2019
HIV Bisa Menular Melalui Luka, Kok Bisa?HIV Bisa Menular Melalui Luka, Kok Bisa?

Halodoc, Jakarta – Human Immunodeficiency Virus alias HIV merupakan jenis virus yang sama sekali tidak boleh dianggap sepele. Virus ini bisa menyerang seseorang dengan merusak sistem kekebalan tubuh. HIV menyerang dengan cara menginfeksi dan menghancurkan sel SD4, semakin banyak sel yang dihancurkan, maka akan semakin lemah sistem kekebalan tubuh. Saat sistem kekebalan tubuh melemah, seseorang menjadi lebih rentan terserang berbagai penyakit. 

Infeksi HIV yang tidak segera ditangani bisa berisiko fatal, yaitu memicu kondisi serius yang disebut acquired immune deficiency syndrome (AIDS). Kondisi ini merupakan stadium akhir dari infeksi HIV pada tubuh. Jika sudah memasuki tahap ini, kemampuan tubuh atau sistem kekebalan dalam melawan infeksi sudah hilang sepenuhnya. Kabar buruknya, virus ini bisa menular dari satu orang ke orang lainnya, tetapi hingga kini belum ada obat yang bisa menangani HIV dan AIDS. 

Baca juga: Jarang Disadari Ini 6 Faktor Utama Penyebab HIV dan AIDS

Cara Penularan HIV, Salah Satunya Melalui Luka

HIV menyerang tubuh manusia dengan menghancurkan sel CD4, yaitu bagian dari sel darah putih yang berguna untuk melawan infeksi. Semakin sedikit jumlah sel ini di dalam tubuh, maka akan semakin lemah kemampuan tubuh dalam melawan penyebab penyakit. Alhasil, risiko terjadinya AIDS menjadi lebih tinggi dan bisa berakibat fatal bagi kesehatan tubuh secara keseluruhan. 

Ada banyak cara penularan HIV yang bisa terjadi, salah satunya melalui luka terbuka. Penularan bisa terjadi saat darah, sperma, atau cairan vagina orang yang sebelumnya sudah terinfeksi masuk ke tubuh orang lain. Penularan HIV melalui luka terjadi karena virus ikut masuk melalui aliran darah dan pada akhirnya menginfeksi tubuh. Ada berbagai aktivitas yang bisa meningkatkan risiko seseorang tertular virus, di antaranya: 

  • Hubungan Seks 

Salah satu cara penularan virus ini adalah melalui hubungan seksual, baik melalui vagina maupun anal. Dalam kondisi yang langka, HIV bisa menular melalui seks oral, biasanya terjadi karena terdapat luka terbuka di mulut, seperti gusi berdarah atau sariawan. 

Baca juga: Cari Tahu 5 Hal Mengenai HIV AIDS

  • Transfusi Darah 

Selain melalui luka terbuka, HIV juga bisa menular melalui transfusi darah. Risiko penyakit ini meningkat saat seseorang menerima donor darah dari orang yang sudah terinfeksi virus ini sebelumnya. 

  • Berbagi Jarum Suntik 

Penggunaan jarum suntik secara bergantian dengan pengidap HIV bisa menjadi cara penularan virus. Ada beberapa hal yang bisa meningkatkan risiko penyakit ini, misalnya menggunakan jarum suntik yang sama saat membuat tato atau dalam penggunaan obat-obatan terlarang. 

  • Ibu Hamil 

HIV juga bisa menular dari ibu hamil ke janin yang tengah dikandung. Selain itu, penularan virus juga bisa terjadi pada saat proses melahirkan atau setelahnya, yaitu melalui air susu ibu. 

Satu hal yang perlu diketahui, HIV tidak akan menular melalui kontak kulit, seperti berjabat tangan atau berpelukan. Penularan juga tidak terjadi melalui air ludah, kecuali pengidap mengalami sariawan, gusi berdarah, atau terdapat luka terbuka di mulut. Risiko penularan HIV juga tinggi pada orang yang memiliki perilaku seksual tidak sehat, misalnya tidak mengenakan kondom, melakukan seks anal, dan sering berganti pasangan. 

Baca juga: Hubungan Intim Sehat, Cari Tahu Gejala HIV/AIDS

Cari tahu lebih lanjut seputar HIV dan penularannya dengan bertanya kepada dokter di aplikasi Halodoc. Kamu bisa dengan mudah menghubungi dokter melalui Video/Voice Call dan Chat. Dapatkan informasi seputar kesehatan dan tips hidup sehat dari dokter terpercaya. Yuk, download sekarang di App Store dan Google Play! 

Referensi:
Mayo Clinic. DIakses pada 2019. Diseases and Conditions. HIV/AIDS. 
Healthline. Diakses pada 2019. A Comprehensive Guide to HIV and AIDS. 
WebMD. Diakses pada 2019. How CD4 Counts Help Treat HIV and AIDS. 

 

Mulai Rp50 Ribu! Bisa Konsultasi dengan Ahli seputar Kesehatan