Hoax atau Bukan, Tembakau dapat Obati Penyakit Rabies

Ditinjau oleh  Redaksi Halodoc   07 Desember 2018
Hoax atau Bukan, Tembakau dapat Obati Penyakit RabiesHoax atau Bukan, Tembakau dapat Obati Penyakit Rabies

Halodoc, Jakarta – Rabies adalah virus yang menyerang sistem saraf pusat yang hanya ditemukan di mamalia. Biasanya, rabies menyebar melalui gigitan atau goresan yang mendalam dari hewan yang terinfeksi.

Di Amerika Serikat, rabies banyak ditemukan pada hewan liar, seperti koyote, rakun, sigung, kelelawar, dan rubah, tetapi hampir semua manusia yang terinfeksi virus mendapatkannya dari anjing peliharaan. Cara terbaik untuk menghindari rabies adalah dengan membiarkan hewan peliharaan divaksin.

Begitu seseorang terinfeksi rabies, tidak ada pengobatan yang efektif. Meskipun sebagian orang selamat dari rabies, tetapi penyakit ini biasanya berakibat fatal. Oleh karena itu, jika seseorang terindikasi terkena rabies, maka secepatnya mendapatkan serangkaian perawatan untuk menghentikan infeksi.

Dilansir dari St George’s University of London menyebutkan, penelitian mengenai tembakau yang dapat mengobati penyakit rabies. Ditemukan bahwa tanaman tembakau rekayasa genetika dapat digunakan untuk memproduksi antibodi pelindung yang aman terhadap virus rabies yang mematikan.

Hal ini memungkinkan untuk memberikan obat yang relatif murah untuk rabies yang akan menguntungkan pasien di negara berkembang. Para ilmuwan berhasil menghasilkan antibodi dalam tanaman tembakau transgenik (tanaman yang telah diubah secara genetik) yang terbukti menetralisir virus rabies.

Antibodi monoklonal baru ini bekerja dengan mencegah virus menempel ke ujung saraf di sekitar lokasi gigitan dan membuat virus tidak menyebar ke otak. Antibodi monoklonal adalah protein kompleks, awalnya berasal dari sistem kekebalan tubuh, tetapi dalam hal ini dibuat di dalam tanaman untuk memerangi penyakit. Antibodi itu juga terbukti aktif dalam menetralisir berbagai virus rabies.

Gejala Rabies

Biasanya, tidak ada gejala langsung karena rabies dapat tertidur di tubuh selama 1—3 bulan. Masa ini disebut juga sebagai masa inkubasi.  Gejala akan muncul begitu virus menyebar melalui sistem saraf pusat dan menyerang otak.

Tanda pertama bahwa ada sesuatu yang salah adalah pada tubuh adalah demam. Pengidapnya mungkin merasa lelah atau lemah, sensasi sakit, kesemutan, ataupun terbakar di tempat luka. Ketika virus menyebar melalui sistem saraf pusat, pengidapnya akan mengembangkan gejala lain yang lebih parah, termasuk:

  1. Insomnia

  2. Kegelisahan

  3. Kebingungan

  4. Kelumpuhan sebagian atau parsial

  5. Hiperaktif

  6. Mudah gelisah

  7. Halusinasi

  8. Mengeluarkan saliva lebih dari biasanya

  9. Kesulitan menelan

Pada waktunya, gejala-gejala ini akan menjadi lebih parah sampai akhirnya mengalami koma, gagal jantung, ataupun kegagalan paru-paru yang berujung pada kematian.

Jika seekor hewan mengigitmu, segera cuci luka dengan sabun dan air. Itu cara terbaik untuk menurunkan peluang kamu terinfeksi. Temui dokter sesegera mungkin. Dokter akan mengobati lukanya dan memutuskan apakah kamu memerlukan vaksinasi rabies atau tidak.

Jika kamu pernah terpapar rabies dalam beberapa bulan terakhir, kemungkinan besar dokter akan menjalankan sejumlah tes (air liur, darah, cairan tulang belakang, kulit, dan rambut) untuk memeriksa virus rabies dan antibodi.

Bisa jadi kamu memiliki gambaran hewan dengan rabies itu yang bertindak agresif dan berbusa di mulut. Akan tetapi, tidak mudah untuk mengetahui apakah kamu sedang berhadapan dengan  hewan rabies atau tidak. Sebagian besar hewan liar yang memiliki rabies sebenarnya bertindak normal dan tenang. Itu bukan cara hewan liar biasanya bertindak, jadi segera jauhi.

Kalau ingin mengetahui lebih banyak mengenai gejala dan penanganan rabies serta apakah tembakau memang bisa mengobati penyakit rabies, bisa tanyakan langsung ke Halodoc. Dokter-dokter yang ahli di bidangnya akan berusaha memberikan solusi terbaik untukmu. Caranya, cukup download aplikasi Halodoc lewat Google Play atau App Store. Melalui fitur Contact Doctor, kamu bisa memilih mengobrol lewat Video/Voice Call atau Chat.

Baca juga:

 

 

Mulai Rp25 Ribu! Bisa Konsultasi dengan Dokter seputar Kesehatan