Hubungan Intim Sehat, Cari Tahu Gejala HIV/AIDS

Ditinjau oleh  Redaksi Halodoc   03 Oktober 2018
Hubungan Intim Sehat, Cari Tahu Gejala HIV/AIDSHubungan Intim Sehat, Cari Tahu Gejala HIV/AIDS

Halodoc, Jakarta – Menjalani hubungan intim yang sehat adalah cara untuk terhindar dari penyakit menular seks dan salah satunya adalah HIV/AIDS. Acquired Immunodeficiency Syndrome (AIDS) adalah kondisi kronis yang bisa mengancam nyawa dan disebabkan oleh Human Immunodeficiency Virus (HIV). HIV bisa merusak sistem kekebalan tubuh melawan organisme yang menyebabkan penyakit.

HIV adalah infeksi menular seks yang dapat dengan mudah menyebar melalui kontak darah yang terinfeksi atau dari ibu ke anak selama kehamilan dalam proses persalinan ataupun menyusui. Tanpa pengobatan, maka dibutuhkan waktu bertahun-tahun sebelum akhirnya HIV melemahkan sistem kekebalan tubuh sampai akhirnya yang terinfeksi mengidap AIDS.

Tidak ada obat untuk HIV/AIDS, tetapi ada obat yang secara signifikan dapat memperlambat perkembangan penyakit ini. Obat-obatan ini telah mengurangi kematian akibat AIDS di banyak negara maju.

Gejala HIV/AIDS

Gejala HIV/AIDS bervariasi tergantung fase infeksi. Kebanyakan orang yang terinfeksi HIV mengembangkan penyakit seperti flu dalam satu atau dua bulan setelah virus memasuki tubuh. Penyakit ini dikenal sebagai infeksi primer atau akut yang dapat berlangsung selama beberapa minggu. Gejala ini termasuk:

1. Demam

2. Sakit Kepala

3. Nyeri Otot dan Sendi

4. Ruam

5. Sakit tenggorokan dan luka mulut yang menyakitkan

6. Pembengkakan kelenjar terutama di area leher

Gejala-gejala ini bisa terjadi begitu ringan sehingga pengidap tidak menyadarinya. Namun, jumlah penyebaran virus dalam aliran darah cukup tinggi. Karena itu, ketika infeksi menyebar selama masa infeksi primer atau akut ini akan ada tahapan lanjutan. Tahapan ini cukup berbahaya di mana sudah terjadi infeksi laten klinis (HIV kronis).

Tahap infeksi laten klinis (HIV kronis) terjadi di mana pembengkakan kelenjar getah bening terus terjadi selama tahap ini. Sel darah putih sudah terinfeksi sehingga tidak bisa memerangi virus ataupun bakteri yang masuk ke dalam tubuh. Tahap infeksi laten klinis ini biasanya berlangsung selama 10 tahun.

Ketika virus terus berkembangbiak dan menghancurkan sel-sel kekebalan tubuh pengidap, kemudian sel-sel di dalam tubuh akan tetap berusaha membantu melawan kuman. Hal itu membuat tubuh mengembangkan infeksi ringan dengan tanda atau gejala kronis, seperti:

1. Demam

2. Kelelahan

3. Diare

4. Berat badan turun

5. Infeksi jamur ragi (sariawan)

6. Herpes zoster

Penyembuhan AIDS

Berkat kemajuan teknologi kesehatan, perawatan antivirus HIV berkembang lebih baik di mana kebanyakan orang dengan HIV di negara-negara maju tidak mengembangkan AIDS dalam tubuhnya. Memang, kalau tidak diobati HIV biasanya berubah menjadi AIDS dalam waktu 10 tahun.

Ketika HIV sudah menjadi AIDS, sistem kekebalan tubuh pengidap telah rusak parah sehingga akan mengembangkan infeksi oportunistik ataupun kanker oportunistik. Penyakit ini biasanya tidak akan mengganggu orang dengan sistem kekebalan tubuh yang sehat.

Orang yang mengidap infeksi oportunistik biasanya mengalami gejala, seperti:

1. Berkeringat saat malam hari

2. Demam berulang

3. Diare kronis

4. Kemunculan lesi kulit (jaringan kulit abnormal) di lidah dan mulut

5. Keletihan yang terus-menerus dan tidak bisa dijelaskan penyebabnya

6. Berat badan turun

7. Ruam kulit atau benjolan

Kalau ingin tahu mengetahui lebih banyak mengenai gejala HIV/AIDS, bisa tanyakan langsung ke Halodoc. Dokter-dokter yang ahli di bidangnya akan berusaha memberikan solusi terbaik untukmu. Caranya, cukup download aplikasi Halodoc lewat Google Play atau App Store. Melalui fitur Hubungi Dokter, kamu bisa memilih mengobrol lewat Video/Voice Call atau Chat.

Baca juga:

 

 

 

Mulai Rp50 Ribu! Bisa Konsultasi dengan Ahli seputar Kesehatan