Hubungan Masa Menopause dan Hiperparatiroidisme

Ditinjau oleh  dr. Rizal Fadli   03 Juni 2020
Hubungan Masa Menopause dan HiperparatiroidismeHubungan Masa Menopause dan Hiperparatiroidisme

Halodoc, Jakarta - Tak bisa dihindari lagi, cepat atau lambat, semua wanita tentu akan mengalami proses fisiologi berupa menopause. Enggak ada rumusan pasti mengenai waktu berlangsungnya, tetapi faktor keturunan biasanya bisa menjadi penanda yang cukup akurat.

Nah, masa-masa inilah yang terkadang membuat kaum hawa merasa cemas, sebab mereka akan mengalami sejumlah perubahan biologis dan psikis pada tubuhnya. Mulai dari masalah hormonal, hasrat seksual, hingga stres yang membuat banyak wanita kewalahan untuk menghadapinya. 

Menopause sendiri sering berkaitan dengan beragam masalah lainnya, salah satu contohnya hiperparatiroidisme. Masih asing dengan kondisi kesehatan yang satu ini? Lalu, apa hubungannya hiperparatiroidisme dan menopause? 

Baca juga: 5 Hal yang Perlu Diperhatikan Wanita tentang Menopause

Menopause Picu Hiperparatiroidisme, Masa Sih?

Dalam dunia medis, hiperparatiroidisme merupakan kondisi ketika kelenjar paratiroid yang letaknya di leher bermasalah. Kelenjar ini memproduksi terlalu banyak hormon paratiroid dalam aliran darah. Nah, kondisi ini nantinya bisa menyebabkan kadar kalsium dalam darah meningkat (hiperkalsemia), hingga memicu masalah serius lainnya.

Dalam keadaan yang normal, ketika kadar kalsium rendah, maka kelenjar akan mengeluarkan hormon paratiroid dalam jumlah yang memadai. Tujuannya untuk meningkatkan kadar kalsium darah. Akan tetapi, pada tubuh pengidap hiperparatiroidisme hormon paratiroid yang dihasilkan terlalu banyak, hingga menyebabkan hiperkalsemia .

Hiperparatiroidisme ini terdiri dari beberapa jenis, salah satunya hiperparatiroidisme primer. Nah, hiperparatiroidisme jenis inilah yang berhubungan dengan menopause. 

Hiperparatiroidisme primer ini terjadi ketika adanya gangguan pada satu atau beberapa kelenjar paratiroid. Selain itu, hiperparatiroidisme primer juga bisa dipicu oleh tumor jinak atau ganas pada kelenjar paratiroid. Di samping itu, risiko hiperparatiroidisme primer juga bisa meningkat bila seseorang memiliki faktor risiko tertentu. 

Nah, salah satu faktor risikonya adalah sudah mengalami menopause. Sayangnya, hingga kini belum diketahui secara pasti mengapa menopause bisa memicu hiperparatiroidisme. Satu hal yang pasti, wanita yang mengalami menopause akan mengalami berbagai perubahan biologis atau hormonal dalam tubuhnya. 

Di samping itu, menuru suatu penelitian, risiko hiperparatiroidisme juga meningkat pada wanita yang berusia di atas 50 tahun. Nah, usia inilah di mana umumnya wanita telah memasuki masa menopause. Oleh karena itu, prevalensi hiperparatiroidisme primer tertinggi dilaporkan pada wanita yang telah memasuki masa menopause. 

Selain menopause, ada pula kondisi lainnya yang bisa memicu terjadinya hiperparatiroidisme. Contohnya, kelainan genetik, kurangnya kadar vitamin D dan kalsium dalam waktu lama, hingga paparan radiasi saat menjalani terapi kanker.

Baca juga: Terjadi di Usia Muda, Ini Gejala Awal dari Hiperparatiroidisme

Menghadapi Menopause, Siapa Takut! 

Kalau hanya berdiam diri dengan maksud menghemat tenaga dalam menghadapi masa menopause, berarti kamu melakukan tindakan keliru. Pasalnya, hal itu enggak memberikan manfaat banyak. Bergantung pada obat-obatan atau terapi hormon bukan solusi terbaik. Selain itu, enggak semua orang boleh menerima terapi ini. Contohnya, pada kasus tumor, orang yang menerima terapi hormonal justru akan mengaktifkan tumor semakin tinggi. Jadi, apa solusinya?

Nah, kamu bisa memilih pola makan yang tepat, memelihara kondisi spiritual, menjaga waktu istirahat, dan rajin berolahraga adalah contoh konkret dari gaya hidup positif. Olahraga akan meningkatkan kualitas sirkulasi darah, sistem pernapasan, sistem limfatik, dan kesegaran dari organ tubuh. Hal inilah yang membuat wanita siap menghadapi menopause dan mampu menjauhkan gangguan fisik dan mental, yang sering timbul ketika datangnya masa menopause. 

Namun, dalam memilih jenis olahraga kamu perlu cermat. Sebab masa menopause juga membuat kualitas kepadatan tulang menurun. Sebaiknya, memilih olahraga yang bersifat high impact, seperti aerobik, dansa, body pump, atau sejenisnya mesti dihindari. Sebagai gantinya, kamu bisa mencoba olahraga low impact, yang terkonsentrasi pada peningkatkan kualitas pernapasan, sirkulasi darah, dan kekuatan tulang. 

Baca juga: Hiperparatiroidisme Juga Bisa Mengakibatkan Hiperkalemia

Mau tahu lebih jauh mengenai masalah di atas? Atau memiliki keluhan kesehatan lainnya? Kamu bisa kok bertanya langsung pada dokter melalui aplikasi Halodoc. Lewat fitur Chat dan Voice/Video Call, kamu bisa mengobrol dengan dokter ahli tanpa perlu ke luar rumah. Yuk, download Halodoc sekarang juga di App Store dan Google Play!

Referensi:
Healthline. Diakses pada 2020. Menopause: 11 Things Every Woman Should Know.
Cleveland Clinic. Diakses pada 2020.  Hyperparathyroidism.
Mayo Clinic. Diakses pada 2020. Diseases and Conditions. Hyperparathyroidism.
The American College of Obstetrician and Gynecologists. Diakses pada 2020. The Menopause Years.
Healio.com. Diakses pada 2020. Menopause influences primary hyperparathyroidism symptoms.

Mulai Rp50 Ribu! Bisa Konsultasi dengan Ahli seputar Kesehatan