Ibu Cari Tahu, Begini Gejala Neutropenia pada Bayi

Ditinjau oleh  dr. Fadhli Rizal Makarim   26 Juli 2021
Ibu Cari Tahu, Begini Gejala Neutropenia pada BayiIbu Cari Tahu, Begini Gejala Neutropenia pada Bayi

“Neutropenia pada bisa menimbulkan masalah pada tubuhnya. Kelainan pada neutrofil yang menjadi bagian dari sel darah putih ini, bisa membuat bayi rentan mengalami infeksi. Bayi yang mengalami neutropenia bisa mengalami keluhan berupa sering mengalami demam, radang gusi, hingga nyeri atau patah tulang.”

Halodoc, Jakarta - Apakah kamu pernah mendengar masalah kesehatan bernama neutropenia? Neutropenia adalah kondisi ketika jumlah sel neutrofil dalam darah menurun. Neutrofil memiliki peranan penting dalam tubuh, terutama dalam melawan infeksi yang disebabkan oleh bakteri dan jamur.

Oleh sebab itu, tubuh pengidapnya akan sulit melawan infeksi jamur dan bakteri jahat. Neutropenia dapat terjadi pada segala usia, termasuk bayi atau anak-anak. Lalu, seperti apa saja gejala neutropenia pada bayi? 

Baca juga: Jalani Kemoterapi Bisa Sebabkan Neutropenia, Ini Alasannya

Gejala Neutropenia pada Bayi

Neutropenia terdiri dari beberapa jenis, salah satunya congenital neutropenia (neutropenia bawaan). Kondisi ini merupakan bentuk penyakit bawaan yang parah yang bisa dialami oleh bayi atau anak-anak yang masih kecil.

Menurut pakar di University of California San Francisco-Benioff Children's Hospital, gejala neutropenia pada bayi bisa berupa:

  • Sering mengalami demam.
  • Sariawan.
  • Infeksi pada telinga.
  • Radang paru-paru.
  • Adanya luka pada dubur.

Jika tidak diobati, anak-anak dapat kehilangan giginya atau mengalami infeksi gusi yang parah. Nah, bentuk neutropenia kongenital kronis yang paling parah juga disebut dengan sindrom Kostmann. Neutropenia kongenital yang parah diperkirakan terjadi pada 1 dari 200.000 orang.

Sindrom Kostmann ini menyebabkan tubuh bayi memiliki kadar neutrofil yang sangat rendah, bahkan pada beberapa kasus tidak ada neutrofil sama sekali. Hal inilah yang dapat mengakibatkan infeksi serius pada bayi.

Nah, gejala neutropenia yang parah pada bayi atau sindrom Kostmann, berupa:

  • Sariawan atau radang gusi (gingivitis).
  • Abses atau infeksi bernanah di anus (dubur), paru-paru, atau hati.
  • Infeksi tenggorokan (faringitis), sinus (sinusitis), batang saluran pernapasan (bronkitis), paru-paru (pneumonia), pusar (omfalitis), saluran kemih, atau selaput rongga perut (peritonitis).
  • Pembesaran kelenjar getah bening (limfadenopati) atau pembesaran limpa (splenomegali).
  • Diare disertai muntah.
  • Nyeri atau patah tulang.

Nah, itulah gejala neutropenia pada bayi. Andaikan Si Kecil mengalami gejala-gejala di atas, segera temui atau tanyakan pada dokter untuk mendapatkan penanganan yang tepat.

Baca juga: Perlu Tahu, Inilah 4 Jenis Neutropenia

Penyebab Neutropenia pada Bayi

Neutropenia pada bayi, atau yang pada tahap parah disebut sindrom Kostmann, dapat terjadi karena mutasi pada gen pengatur fungsi neutrofil. Mutasi gen ini menyebabkan fungsi neutrofil terganggu, atau membuat neutrofil jadi lebih cepat mati.

Lebih lanjut, sekitar 50 persen dari kasus neutropenia pada bayi disebabkan oleh mutasi gen ELANE, dan 10 persen lainnya disebabkan oleh mutasi gen HAX1. Sementara itu, 40 persen sisanya merupakan kasus yang tidak diketahui pasti apa yang menjadi penyebabnya.

Selain itu, menurut pakar di National Institutes of Health (NIH), ada pula penyebab lainnya dari neutropenia. Tingkat neutrofil yang rendah terjadi ketika sumsum tulang (tempat diproduksinya neutrofil) tidak dapat menggantikannya secepat yang dibutuhkan.

Pada bayi, penyebab umum kondisi tersebut adalah infeksi. Infeksi yang sangat parah dapat menyebabkan neutrofil habis dengan cepat. Infeksi juga dapat mencegah sumsum tulang memproduksi lebih banyak neutrofil. Beberapa gangguan pada ibu hamil seperti preeklamsia, juga dapat menyebabkan neutropenia pada bayi.

Baca juga: Cegah Neutropenia dengan Lakukan 7 Langkah Pencegahan Ini

Diagnosis dan Pengobatan untuk Neutropenia pada Bayi

Sebelum melakukan langkah pengobatan, dokter biasanya melakukan pengambilan sampel darah bayi untuk memastikan diagnosis. Sampel tersebut kemudian diteliti dengan tes absolute neutrofil count (ANC), untuk mengukur kadar neutrofil dalam darah. Bayi dikatakan mengidap neutropenia parah atau sindrom Kostmann jika kadar neutrofilnya di bawah 500/mm3.

Selanjutnya, pengobatan sindrom Kostmann ditentukan dokter berdasarkan tingkat keparahannya. Beberapa metode pengobatan yang dapat dilakukan, yaitu:

  • Pemberian antibiotik. Antibiotik berfungsi untuk mencegah infeksi di mulut dan gusi (gingivostomatitis) yang sering terjadi pada pengidap sindrom Kostmann. Jenis antibiotik yang biasa digunakan antara lain adalah kotrimoksazol dan metronidazole.
  • Suntikan granulocyte colony-stimulating factor (G-CSF). Pemberian suntikan ini bertujuan untuk merangsang sumsum tulang menghasilkan lebih banyak sel darah putih.

Hingga saat ini, ada 2 jenis obat G-CSF yang biasa digunakan, yaitu pegfilgrastim dan lenograstim. Jenis obat ini dapat menimbulkan efek samping jangka pendek maupun panjang. Namun, biasanya dapat diatasi dengan mengurangi dosisnya.

  • Transplantasi sumsum tulang. Transplantasi sumsum tulang dapat dilakukan secara autologous (menggunakan sel dalam tubuh pengidap), atau allogeneic (menggunakan sel dari pendonor). Transplantasi sumsum tulang biasanya merupakan metode pengobatan yang dilakukan jika infeksi tetap parah, bahkan setelah menjalani terapi G-CSF.

Itulah penjelasan tentang neutropenia pada bayi. Jika ibu masih memiliki pertanyaan, tanyakan langsung pada dokter melalui aplikasi Halodoc. Tidak perlu keluar rumah, kamu bisa menghubungi dokter ahli kapan saja dan di mana saja. Praktis, kan? 



Referensi:
UCSF Benioff Children's Hospitals. Diakses pada 2021. Neutropenia
US National Library of Medicine. Diakses pada 2021. Severe Congenital Neutropenia.
National Institutes of Health - MedlinePlus. Diakses pada 2021. Neutropenia - infants

Mulai Rp25 Ribu! Bisa Konsultasi dengan Dokter seputar Kesehatan