Ibu Hamil Alergi Susu, Ini 8 Makanan Pengganti yang Tepat

Ditinjau oleh  dr. Verury Verona Handayani   06 November 2020
Ibu Hamil Alergi Susu, Ini 8 Makanan Pengganti yang TepatIbu Hamil Alergi Susu, Ini 8 Makanan Pengganti yang Tepat

Halodoc, Jakarta – Alergi susu yang dialami oleh ibu hamil bisa saja terjadi meskipun ibu sebelumnya tidak pernah mengalaminya. Bumil yang alergi susu biasanya akan mengalami sakit perut, kembung, kram dan gas setelah mengonsumsi produk susu. Ketika bumil alergi susu, ini bisa menyebabkan masalah kesehatan. 

Kalsium sangat penting bagi bumil, karena dapat membantu membangun tulang dan gigi yang kuat pada pertumbuhan janin yang sedang berkembang. Alergi susu pada bumil tidak dapat memengaruhi bayi. Jika bumil tidak mendapatkan cukup kalsium untuk bayinya, tubuhnya akan menarik kalsium dari tulang dan gigi yang dibutuhkan untuk pertumbuhan bayi. Hal ini dapat memiliki efek jangka panjang yang mengganggu kesehatan bumil termasuk, osteoporosis. Cari tahu makanan pengganti tepat untuk bumil yang alergi susu!

Baca juga: Saat Anak Kena Alergi Susu, Atasi dengan Cara Ini

Makanan Pengganti untuk Bumil yang Alergi Susu

Susu adalah sumber nutrisi sehat yang dibutuhkan untuk pertumbuhan bayi dan kesehatan bumil. Lantas, apa yang harus dilakukan bila bumil alergi susu? Makanan pengganti seperti apa yang direkomendasikan?

Bumil yang alergi susu mungkin memerlukan suplemen kalsium dan diet kaya kalsium non-susu yang dapat menggantikan kebutuhan kalsium yang tidak diperoleh dari produk susu. Beberapa sumber kalsium non-susu adalah: 

1. Sayuran berdaun hijau pekat seperti bayam.

2. Susu kedelai.

3. Tahu.

4. Brokoli.

5. Biji wijen.

6. Biji-bijian utuh.

7. Salmon.

8. Kangkung.

Bumil disarankan untuk sekitar 1.000 miligram kalsium per hari. Jangan pernah lupa bahwa Vitamin D penting untuk penyerapan kalsium dalam tubuh secara maksimal. Dapatkan paparan sinar matahari secara teratur dan sertakan makanan yang merupakan sumber vitamin D yang baik, seperti telur dan ikan. 

Baca juga: 5 Mood Booster Buat Suami yang Menghadapi Istri Hamil Muda

Bumil yang tidak makan telur dan ikan harus berbicara dengan dokter untuk mendapatkan rekomendasi alternatif makanan lainnya. Kalau bumil punya pertanyaan seputar makanan pengganti produk susuk, tanyakan saja langsung ke Halodoc. Dokter yang ahli di bidangnya akan berusaha memberikan solusi terbaik. Caranya, cukup download aplikasi Halodoc lewat Google Play atau App Store. Melalui fitur Contact Doctor ibu bisa memilih mengobrol lewat Video/Voice Call atau Chat.

Kenapa Bumil Bisa Alergi Susu?

Bumil yang alergi susu biasanya karena kekurangan laktase, enzim yang biasanya mencerna gula yang disebut laktosa. Karena laktosa ditemukan dalam produk susu, memakannya membuat bumil merasa mual. 

Tanda-tanda alergi susu yang paling umum adalah sakit perut, kembung, kram, dan gas setelah mengonsumsi produk susu. Sangat mirip dengan gejala kehamilan umum, itulah sebabnya jika bumil mencurigai bumil alergi susu ada baiknya untuk memeriksakan diri ke dokter. 

Baca juga: Ibu Hamil Harus Banyak Tanya dan Banyak Gerak, Ini Alasannya

Dokter akan mendiagnosis alergi susu berdasarkan gejala. Jika terus-menerus mengalami sakit perut, kembung, dan gas setelah makan atau minum produk susu tetapi merasa baik-baik saja setelah berhenti mengonsumsi produk susu, itu bisa menjadi tanda utama bumil alergi susu. Selain memantau dari gejala, dokter akan melakukan tes khusus untuk memastikan apakah memang alergi susu atau tidak. 

Biasanya, alergi susu diperoleh secara genetik tetapi bisa juga karena terdapat cedera pada usus kecil sebagai penghasil laktase. Bumil tidak dapat mencegah alergi susu terjadi, dan hanya bisa menangani gejalanya. 

Referensi:
American Pregnancy Association. Diakses pada 2020. Treating Lactose Intolerance During Pregnancy.
The Bump. Diakses pada 2020. Lactose Intolerance During Pregnancy.
Medicover Hospitals. Diakses pada 2020. How To Manage Lactose Intolerance During Pregnancy?
Happy Family Organics. Diakses pada 2020. Milk and Alternatives during Pregnancy.





Mulai Rp50 Ribu! Bisa Konsultasi dengan Ahli seputar Kesehatan