Halodoc, Jakarta – Depresi bukan hanya terjadi pada orang dewasa, para remaja juga dapat alami masalah mental ini. Masalah ini sering tidak disadari, sebab bisa jadi akibat peralihan dari remaja ke dewasa. Peran orang tua sangat penting dalam mendeteksi masalah ini, salah satunya dengan mengetahui gejala depresi pada remaja.

Berbagai Gejala Depresi pada Remaja yang Perlu Orang tua Ketahui

Gejala depresi yang terjadi pada remaja, termasuk berbagai perubahan dari sikap dan perilakunya. Hal ini dapat menyebabkan kesulitan dan masalah di sekolah, rumah, dan lingkungan sosial lainnya.

Gejalanya dapat berbeda-beda tergantung tingkat keparahannya. Nah, berikut beberapa gejalanya:

1. Perubahan Emosi

Ada beberapa perubahan emosional yang dapat terjadi pada anak saat alami depresi, seperti:

• Perasaan sedih berupa tangisan tanpa alasan.
• Mudah frustasi atau marah, bahkan untuk masalah kecil.
• Merasa putus asa.
• Lebih mudah tersinggung atau kesal.
• Kehilangan minat atau kesenangan terhadap aktivitas yang disukai.
• Merasa tidak berguna.

2. Masalah Perilaku

Remaja yang mengalami depresi juga dapat menunjukkan gejala berupa masalah perilaku, seperti:

• Mudah tersinggung.
• Tidak mudah diajak bekerja sama.
• Kerap melakukan penolakan.
• Menghindari interaksi sosial.
• Menghindari atau kerap bolos sekolah.
• Penyalahgunaan narkoba dan/atau alkohol.

3. Masalah Fisik

Ada beberapa gangguan fisik yang bisa terjadi sebagai gejala pada remaja yang mengalami depresi, seperti:

• Sakit pada perut.
• Perubahan nafsu makan dan/atau berat badan.
• Kerap merasa lesu.
• Kesulitan untuk tidur atau tidak nyenyak.
• Alami sakit kepala.
• Nyeri sendi atau punggung.

4. Masalah Kognitif

Remaja juga dapat alami masalah kognitif akibat depresi, yaitu:

• Masalah fokus.
• Kesulitan menyelesaikan suatu tugas.
• Tidak mampu melakukan rutinitas di sekolah atau bolos sekolah.
• Kesulitan untuk membuat keputusan.

Waktu yang Tepat ke Dokter

Jika gejala depresi pada remaja ini terus berlanjut, serta ada kekhawatiran yang mengancam keselamatan hingga bunuh diri, segera temui ahli kesehatan mental. Penanganan segera dapat mencegah berbagai hal yang tidak diinginkan, agar masalah mentah tersebut teratasi dengan baik.

Apabila seorang remaja diperkirakan alami gangguan depresi, pastikan tidak menunda untuk mendapatkan bantuan. Bicaralah pada psikolog atau psikiater dan juga minta bantuan dari pihak sekolah, termasuk guru. Saat anak alami kekambuhan, tindakan cepat bisa dilakukan untuk memberikan penanganan.

Perlu tahu juga cara mencegah depresi pada remaja. Beberapa strategi yang bisa dilakukan, antara lain:

• Pelajari cara mengendalikan stres dan meningkatkan ketahanan tubuh agar mampu menangani suatu masalah saat terjadi.
• Lakukan untuk pelatihan diri dengan membuat rutinitas yang baik setiap hari.
• Jangkau seseorang yang terlihat alami masalah, terlebih di masa kritis.

Cara untuk mengatasi masalah ini lebih parah adalah mendapatkan pengobatan awal, sehingga depresi tidak menjadi lebih buruk. Pertahankan perawatan berkelanjutan, bahkan jika gejala mereda, agar depresi tidak mudah kambuh.

Jika ingin memastikan kondisi kesehatan mental, pemesanan untuk pemeriksaan ini bisa dilakukan melalui fitur janji medis di beberapa rumah sakit rekanan Halodoc. Dengan download aplikasi Halodoc, segala kemudahan dalam akses kesehatan bisa didapatkan dengan penggunaan smartphone di tangan. Segera gunakan aplikasinya!

Referensi:

Nevada Division of Public and Behavioral Health (DPBH) Office of Suicide Prevention. Diakses pada 2022. Depression – Signs and Symptoms of Youth Depression.

Mayo Clinic. Diakses pada 2022. Teen depression.