Ibu, Ini 7 Cara Mengatasi Produksi ASI Berlebihan

4 menit
Ditinjau oleh  dr. Rizal Fadli   07 Juli 2022

“Produksi ASI berlebihan atau hiperlaktasi bisa membuat ibu dan bayi tidak nyaman saat proses menyusui. Kabar baiknya, ada beberapa cara sederhana untuk mengatasi kondisi ini.”

Ibu, Ini 7 Cara Mengatasi Produksi ASI BerlebihanIbu, Ini 7 Cara Mengatasi Produksi ASI Berlebihan

Halodoc, Jakarta – Banyak ibu baru mengalami masalah produksi air susu ibu (ASI) yang sedikit pada minggu pertama setelah melahirkan. Namun, ada juga sebagian ibu yang justru memiliki produksi ASI berlebihan.

Hal itu mungkin terlihat baik, karena ibu bisa memberikan bayi ASI yang cukup, bahkan lebih. Namun, jumlah ASI yang banyak bisa mengalir cukup deras dan sulit dikontrol, sehingga bayi bisa tersedak atau kesulitan bernapas ketika menyusu. 

Produksi ASI yang berlebih juga bisa merembes bocor yang akan membuat ibu resah dan merasa tidak nyaman ketika sedang beraktivitas di luar rumah. Lantas, bagaimana cara mengatasi produksi ASI berlebihan? Simak ulasannya di sini.

Cara Mengatasi Produksi ASI yang Berlebihan

Salah satu cara untuk mengatasi produksi ASI berlebih adalah selalu membawa handuk untuk mengeringkan payudara ibu dan bayi selama menyusui. Selain itu, ibu bisa mengatasi produksi ASI berlebihan dengan cara ini:

  1. Bila bayi ibu terengah-engah saat menyusu, sebaiknya hentikan sementara kegiatan menyusu. Ketika aliran air susu yang keluar sudah melambat dan bayi sudah tidak terengah-engah lagi, baru ibu boleh kembali menyusuinya.
  2. Ketika menyusui, sebaiknya pijat perlahan areola ibu untuk mengendalikan aliran susu. Areola adalah daerah gelap di sekitar puting payudara yang bisa melebar dan berubah warna menjadi lebih gelap selama kehamilan.
  3. Mengatasi produksi ASI berlebihan juga bisa dengan menjaga bayi ibu dalam posisi terduduk. Ada sebagian bayi yang akan membiarkan air susu menetes keluar dari mulut mereka agar tidak tersedak.
  4. Sebelum menyusui, sebaiknya perah ASI sebentar dengan kecepatan rendah, lalu simpan di dalam botol. Hal ini bertujuan agar aliran ASI tidak terlalu deras sehingga bayi tidak mengalami kewalahan dan tersedak oleh air susu. Bila sudah terasa mulai berkurang kecepatannya, maka mulailah untuk menyusui kembali bayi ibu.
  5. Usahakan untuk menyusui hanya dengan satu payudara dalam satu waktu. Hindari untuk berpindah-pindah. Melalui cara ini, ASI ibu di satu sisi payudara akan lebih terkuras dan bayi tidak kewalahan karena berpindah sisi.
  6. Usahakan untuk menyusui sebelum Si Kecil lapar atau sebelum waktu menyusui biasanya. Bila Si Kecil sudah lapar, maka hisapannya akan lebih kuat dan cepat sehingga bisa menstimulasi lebih banyak ASI. Hisapan yang lembut dan pelan bisa meminimalisir banyaknya aliran ASI.
  7. Ibu juga bisa juga mencoba memosisikan bayi duduk menghadap ibu, dan ibu bersandar agak miring ke belakang. Posisi ini dapat memperlambat aliran susu. Sebagai cara alternatif, cobalah menyusui dengan posisi berbaring miring sambil meletakkan handuk atau kain di bawah payudara agar bisa menampung tetesan air susu.

Bila ibu mengalami hiperlaktasi, jangan pernah berpikir untuk mengurangi asupan cairan tubuh. Mengurangi minum tidak akan membuat ibu menghasilkan air susu yang lebih sedikit, tetapi justru bisa menimbulkan masalah bagi kesehatan tubuh. 

Mengenal Hiperlaktasi, Penyebab dan Tanda-tandanya

Tubuh ibu memang bisa memproduksi ASI dalam jumlah banyak  secara natural sejak awal menyusui. Namun, secara bertahap, sistem persediaan dan pengeluaran ASI akan melakukan adaptasi dari waktu ke waktu. Lama-kelamaan air susu yang keluar akan menyesuaikan kebutuhan bayi dan tidak akan keluar secara berlebihan.

Namun, pada kasus produksi ASI berlebihan atau sering disebut juga hiperlaktasi, tubuh Ibu memproduksi ASI lebih banyak dari yang dibutuhkan oleh Si Kecil. Hiperlaktasi bisa terjadi bila ibu memiliki jumlah alveoli atau kelenjar ASI di atas 100.000 – 300.000 per payudara. Selain itu, beberapa hal berikut juga bisa menjadi penyebab produksi ASI berlebihan:

  • Cara menyusui yang salah.
  • Terlalu banyak hormon prolaktin dalam tubuh yang merangsang produksi susu dalam darah ibu (hiperprolaktinemia).
  • Kecenderungan bawaan.
  • Obat-obatan yang meningkatkan produksi ASI.

Hiperlaktasi terjadi di awal menyusui dan biasanya ditandai dengan aliran ASI yang deras, terutama saat awal menyusui. Bayi ibu mungkin akan meresponsnya dengan batuk dan megap-megap saat menyusu. Ia mungkin juga akan melepaskan payudara dari mulutnya, karena aliran deras sedikit mengejutkannya, dan kemudian menangis karena menyusunya terganggu. 

Selain itu, ibu yang memiliki produksi ASI berlebihan juga bisa merasakan payudaranya penuh dan bocor, tapi tidak melunak setelah menyusui. Nyeri payudara, pembengkakan parah dan terasa nyeri saat menyusui juga sering terjadi.

Namun, jangan khawatir, hiperlaktasi biasanya bisa berhenti setelah beberapa minggu. Bila kondisi tersebut terus berlanjut, dokter mungkin akan memeriksa apakah hormon tiroid ibu berpengaruh terhadap produksi ASI yang berlebihan.

Untuk menjaga kesehatan ibu selama masa menyusui, usahakan untuk memenuhi kebutuhan nutrisi ibu setiap hari. Ibu bisa mendapatkan obat dan vitamin yang ibu butuhkan melalui aplikasi Halodoc. Ayo download aplikasi Halodoc sekarang juga untuk memudahkan ibu mendapatkan solusi kesehatan terlengkap.

Referensi:
Mayo Clinic. Diakses pada 2022. What causes hyperlactation during breast-feeding?
Medela. Diakses pada 2022. Too much breast milk? How to reduce oversupply

Mulai Rp50 Ribu! Bisa Konsultasi dengan Ahli seputar Kesehatan