Ibu yang Alami Gangguan Paranoid, Ini Pengaruhnya pada Anak

Ditinjau oleh  dr. Rizal Fadli   24 Agustus 2020
Ibu yang Alami Gangguan Paranoid, Ini Pengaruhnya pada AnakIbu yang Alami Gangguan Paranoid, Ini Pengaruhnya pada Anak

Halodoc, Jakarta – Menjaga kesehatan mental dan kesehatan fisik menjadi dua hal yang perlu dijalankan dengan baik. Berbagai gangguan kesehatan mental dapat dialami oleh siapa saja dengan berbagai faktor pemicu, salah satunya adalah gangguan kepribadian paranoid. Pengidap gangguan paranoid biasanya mengalami beberapa gejala, seperti keras kepala, selalu memiliki sifat curiga, bersifat dingin, serta cepat marah.

Baca juga: Gangguan Paranoid Sebabkan Rasa Curiga Tanpa Alasan

Gangguan paranoid sebaiknya diatasi dengan tepat oleh tim medis agar kondisi ini dapat segera ditangani dengan tepat dan pengidap gangguan paranoid dapat memiliki kualitas hidup yang baik. Tidak hanya untuk kehidupan pengidap paranoid, nyatanya anak-anak yang memiliki orangtua pengidap gangguan paranoid dapat mengalami beberapa dampak pada kehidupannya. Berikut ulasannya!

Gangguan Paranoid Terhadap Pola Asuh Anak

Penyebab seseorang mengalami gangguan paranoid hingga saat ini belum diketahui secara pasti. Namun, ada beberapa faktor pemicu yang dapat meningkatkan risiko seseorang mengalami gangguan paranoid, misalnya trauma psikologis yang pernah dialami, mengalami stres serta tekanan batin yang cukup kuat, memiliki penyakit yang memengaruhi kesehatan otak, mengalami insomnia berat, hingga mengonsumsi minuman beralkohol atau penyalahgunaan narkoba.

Ada beberapa gejala yang menjadi tanda dari pengidap gangguan paranoid, yaitu tidak mudah percaya, selalu curiga, dan sulit untuk menerima kritikan. Tentunya, kondisi ini perlu diatasi dengan baik apalagi jika pengidap gangguan paranoid memiliki anak yang perlu mereka didik dan asuh dengan tepat.

Memiliki gangguan paranoid dapat menyebabkan orangtua menjalani pola asuh paranoia atau yang lebih dikenal dengan paranoid parenting. Pola asuh jenis ini ditulis dalam sebuah buku oleh Frank Furedi dalam judul “Paranoid Parenting: Why Ignoring The Exports May Be Best for Your Children”, yang mengatakan bahwa pola asuh paranoia nyatanya masih berkaitan langsung dengan kondisi gangguan paranoid yang terjadi pada seseorang.

Ada beberapa ciri khas dari pola asuh paranoia, misalnya selalu mendominasi hidup anak-anak, menggunakan bantuan teknologi untuk merawat serta menjaga anak, melarang anak untuk melakukan aktivitas di luar ruangan tanpa pengawasan, dan juga bereaksi secara berlebihan terhadap risiko yang diambil anak pada tiap keputusan yang dilakukan.Tentunya sangat wajar jika orangtua merasa khawatir terhadap kondisi anak dan ingin mengawasi anak dengan baik, tetapi menjalankan pola asuh paranoia nyatanya dapat menyebabkan pengaruh yang cukup buruk pada anak.

Baca juga: Anak Sering Membangkang, Dampak dari Pola Asuh yang Salah

Melansir The Guardian, memiliki orangtua dengan gangguan paranoid dapat menyebabkan anak kesulitan untuk berinteraksi dengan kehidupan sosial dan berkurangnya rasa percaya diri saat anak bermain di luar ruangan. Selain itu, orangtua dengan gangguan paranoid dapat menekan tingkat kreativitas anak. Nyatanya, anak-anak akan semakin kreatif tanpa pengawasan yang berlebihan dari orangtua.

Tidak hanya itu, membatasi ruang gerak anak nyatanya dapat memengaruhi tumbuh kembang anak. Selain itu, anak-anak yang kurang memiliki aktivitas fisik di luar ruangan, nyatanya berisiko alami gangguan kesehatan lainnya, seperti masalah kelebihan berat badan, diabetes, dan juga gangguan jantung. 

Itulah beberapa dampak yang dapat dialami anak akibat pengaruh orangtua dengan gangguan paranoid. Segera kunjungi rumah sakit terdekat dan lakukan pemeriksaan pada psikolog jika ibu merasa gangguan paranoid yang ibu rasakan sudah mengganggu kehidupan sehari-hari, hingga hubungan dengan keluarga.

Atasi Gangguan Paranoid

Gangguan paranoid nyatanya bisa diprediksi dengan beberapa pemeriksaan fisik dan juga wawancara. Jika sudah dipastikan mengalami gangguan paranoid, ada beberapa perawatan yang bisa ibu lakukan untuk mengatasi gejala paranoid yang sering muncul pada kehidupan sehari-hari.

Psikoterapi digunakan untuk membantu pengidap gangguan paranoid dapat berkomunikasi dan juga membangun hubungan sosial yang baik dengan keluarga maupun lingkungan sekitarnya. Terapi ini juga dilakukan agar pengidap dapat mengurangi dan mengontrol rasa paranoid yang dialaminya.

Baca juga: Ini 4 Hal yang Buat Kreativitas Anak Menurun

Penggunaan jenis obat-obatan juga dapat digunakan jika gangguan paranoid yang dialami menyebabkan gangguan kecemasan, depresi, hingga gangguan perilaku. Penggunaan obat dilakukan untuk menurunkan risiko gejala yang dapat muncul sewaktu-waktu.

Referensi:
Psychology Today. Diakses pada 2020. Paranoid Parenting in Modern Society.
The Guardian. Diakses pada 2020. Paranoid Parenting by Frank Furedi.

Mulai Rp50 Ribu! Bisa Konsultasi dengan Ahli seputar Kesehatan