Idap Gangguan Makan, Perlukah Lakukan Terapi?

Ditinjau oleh  Redaksi Halodoc   21 Maret 2019
Idap Gangguan Makan, Perlukah Lakukan Terapi?Idap Gangguan Makan, Perlukah Lakukan Terapi?

Halodoc, Jakarta - Gangguan makan adalah penyakit mental dan fisik yang serius, tetapi bisa ditangani dengan metode yang tepat. Kelainan ini memengaruhi orang-orang dari segala jenis usia, jenis kelamin, ras, suku, dan kelompok sosial ekonomi. Meski banyak terlihat terjadi pada wanita, kelainan ini bisa terjadi pada pria.

Penyebab pasti seseorang alami gangguan pola makan belum dapat dipastikan. Namun, kondisi ini dikaitkan dengan berbagai faktor, mulai dari kondisi biologis, psikologis, hingga faktor sosial budaya. Meski bisa diatasi, gejala dan konsekuensinya dapat membahayakan jika berdampingan dengan kondisi medis lain, misalnya depresi.

Perlukah Terapi Sebagai Metode Penanganannya?

Faktanya, terapi psikologis adalah komponen terpenting dari perawatan gangguan makan. Terapi bisa berlangsung dari beberapa bulan hingga tahun dan membantu pengidap untuk:

  • Mengatur pola makan sehingga bisa kembali normal dan mencapai berat badan sehat dan ideal.

  • Menukar kebiasaan yang tidak sehat dengan kebiasaan sehat.

  • Membantu mempelajari cara memantau makan dan suasana hati.

  • Mengembangkan keterampilan dalam memecahkan masalah.

  • Mengetahui cara sehat untuk mengatasi situasi yang membuat stres.

  • Meningkatkan hubungan dan suasana hati serta kepercayaan diri.

Baca juga: Bukan Hamil, Ini 6 Penyebab Mual Setelah Makan

Tetapi, perawatan yang dilakukan mungkin melibatkan berbagai jenis terapi, seperti:

  • Terapi perilaku kognitif. Jenis psikoterapi ini berfokus pada perilaku, pikiran, dan perasaan yang berkaitan dengan gangguan makan yang dialami. Ini membantu kamu mendapatkan perilaku makan yang sehat, sekaligus mengenali dan mengubah pikiran yang menyimpang dan mengarah pada perilaku kelainan makan.

  • Terapi dengan bantuan keluarga. Selama terapi ini berlangsung, anggota keluarga belajar untuk membantu mendapatkan pola makan yang sehat dan mencapai berat badan yang ideal hingga kamu bisa menjalaninya sendiri. Jenis terapi ini bisa berguna bagi orangtua untuk belajar membantu anggota keluarga terlepas dari kelainan makan.

  • Terapi perilaku kognitif kelompok. Jenis terapi ini melibatkan pertemuan dengan seorang profesional kesehatan atau psikolog bersama dengan orang lain yang turut mengalami gangguan makan. Ini bisa membantu mengatasi pikiran, perasaan, dan perilaku yang berkaitan dengan gangguan makan, mempelajari cara mengelola gejalanya, dan mendapatkan kembali pola makan yang sehat.

Baca juga: Bukan Cuma Malnutrisi, Ini Komplikasi dari Bulimia

Sementara itu, pengobatan hampir tidak efektif untuk mengatasi kelainan makan. Obat-obatan justru lebih efektif bila dikombinasikan dengan terapi psikologis. Antidepresan menjadi jenis obat yang paling umum digunakan untuk mengobat kelainan makan yang melibatkan perilaku makan berlebihan, tetapi kondisi ini tetap bergantung pada situasinya.

Obat antidepresan mungkin lebih efektif diresepkan pada pengidap gangguan makan bulimia, karena bisa membantu mengurangi gejala depresi atau kecemasan berlebihan yang sering kali terjadi bersama dengan kelainan makan. Mungkin, kamu juga diberikan pengobatan lainnya untuk masalah kesehatan fisik yang mengarah pada terjadinya gangguan makan.

Baca juga: Begini Cara Atasi Gangguan Makan Bulimia yang Tepat

Kamu adalah pihak yang paling penting dalam tim terapi. Supaya prosesnya lebih membuahkan hasil, kamu perlu terlibat secara aktif, begitu pula anggota keluarga yang lain. Jadi, jangan ragu untuk bercerita pada keluarga atau ahli kesehatan jika kamu mengalami gangguan makan. Tidak perlu malu, karena kini kamu bisa memanfaatkan aplikasi Halodoc supaya bisa bercerita di mana saja dan kapan saja. Download aplikasi Halodoc sekarang!

Mulai Rp50 Ribu! Bisa Konsultasi dengan Ahli seputar Kesehatan