Idap Hernia Umbilikalis, Ini Cara Menanganinya

Ditinjau oleh  dr. Verury Verona Handayani   23 Mei 2019
Idap Hernia Umbilikalis, Ini Cara MenanganinyaIdap Hernia Umbilikalis, Ini Cara Menanganinya

Halodoc, Jakarta - Kondisi hernia umbilikalis berkaitan dengan tali pusat bayi. Selama kehamilan, bayi akan mendapat nutrisi dari ibu melalui tali pusat. Dalam tubuh bayi, tali pusat melewati bukaan dalam otot perutnya. Seharusnya, bukaan tersebut segera menutup setelah bayi lahir. Apabila bukaan tidak menutup dengan sempurna dan menyebabkan kelemahan otot perut, usus dan jaringan sekitar bisa menonjol keluar. Inilah kondisi yang dinamakan hernia umbilikalis.

Kondisi ini sering terjadi pada bayi dan anak-anak, tetapi bisa juga muncul setelah dewasa. Pada bayi, yang menjadi faktor risikonya adalah ras Afrika-Amerika, bayi prematur, dan berat lahir yang rendah. Sedangkan pada orang dewasa, hernia umbilikalis muncul akibat tekanan perut tinggi pada area kelemahan otot dan dapat disebabkan oleh kegemukan.

Di samping itu, kehamilan berulang, adanya cairan dalam perut, pembedahan pada perut, dan batuk kronis juga bisa menyebabkan hernia umbilikalis.

Baca juga: Benarkah Angkat Beban Bisa Sebabkan Hernia

Sebenarnya pada kebanyakan kondisi hernia umbilikalis pada bayi dapat menutup dengan sendirinya pada usia 1 atau 2 tahun. Dokter dapat mendorong benjolan kembali ke dalam perut saat pemeriksaan fisik. Namun, sebaiknya jangan mencobanya sendiri. Meski beberapa orang mengatakan bahwa hernia bisa diperbaiki dengan menempelkan koin pada benjolan, hal ini tidak membantu dan dapat mengumpulkan kuman yang menyebabkan infeksi.

Penanganan berupa pembedahan atau operasi dapat dilakukan apabila mengalami beberapa hal berikut:

  • Terasa sakit.

  • Diameter lebih besar daripada 1,5 sentimeter.

  • Besar dan tidak mengecil setelah 2 tahun pertama.

  • Terjebak atau menyumbat usus.

  • Asupan darah pada usus terpengaruh.

Sementara pada orang dewasa, operasi biasanya direkomendasikan untuk mencegah kemungkinan komplikasi. Terutama jika hernia umbilikalis membesar dan terasa sakit.

Baca juga: 3 Kebiasaan Ini Bisa Menyebabkan Hernia

Selama operasi, sayatan kecil dibuat pada dasar pusar. Jaringan yang mengalami hernia dikembalikan ke rongga perut, dan lubang pada dinding perut dijahit. Hernia umbilikalis akan menyebabkan pembengkakan atau penonjolan lunak di sekitar pusar (umbilikus). Apabila bayi kamu memiliki hernia, kamu dapat menyadari tonjolan hanya muncul saat bayi menangis, batuk atau mengejan. Tonjolan bisa hilang saat bayi tenang atau berbaring pada punggung.

Bayi dan anak-anak yang mengalami hernia umbilikalis biasanya jarang mengalami komplikasi. Biasanya, komplikasi terjadi akibat jaringan perut yang keluar terjepit dan tidak dapat dimasukkan kembali ke rongga perut. Kondisi ini akan menyebabkan jaringan tersebut rusak, dan muncul rasa nyeri.

Apabila asupan darah ke jaringan tersebut terhenti, risiko terburuknya dapat terjadi kematian jaringan, yang kemudian akan menyebabkan peradangan dan infeksi di rongga perut (peritonitis).

Baca juga: Cari Tau 4 Gejala Hernia Berdasarkan Jenisnya

Itulah informasi mengenai penanganan hernia umbilikalis yang perlu kamu ketahui. Apabila kamu mengetahui adanya faktor risiko ataupun gejala, jangan ragu untuk segera mengkomunikasikannya pada dokter melalui aplikasi Halodoc. Diskusi dengan dokter di Halodoc dapat dilakukan via Chat atau Voice/Video Call kapan dan di mana saja. Saran dokter dapat diterima dengan praktis dengan cara download aplikasi Halodoc di Google Play atau App Store sekarang juga.



Mulai Rp50 Ribu! Bisa Konsultasi dengan Ahli seputar Kesehatan