Idap Waham Kejar, Awas Tanda Skizofrenia Paranoid

Ditinjau oleh  dr. Verury Verona Handayani   15 September 2020
Idap Waham Kejar, Awas Tanda Skizofrenia Paranoid Idap Waham Kejar, Awas Tanda Skizofrenia Paranoid

Halodoc, Jakarta – Skizofrenia paranoid adalah skizofrenia yang disertai dengan gejala paranoia. Penyakit mental yang satu ini membuat pengidapnya berpikir tidak realistis atau tidak sesuai kenyataan. Selain memengaruhi cara berpikir, skizofrenia paranoid juga memengaruhi perilaku pengidapnya. 

Pikiran yang tidak realistis dan perilaku yang tak normal ini tentu membuat pengidap skizofrenia sulit untuk memiliki pekerjaan, menjalankan tugas, berteman, dan bahkan memeriksakan diri sekalipun. Mereka yang mengidap penyakit ini mengalami delusi paranoid dan bisa tiba-tiba curiga dengan orang lain tanpa alasan yang jelas. Bukan hanya itu, pengidap juga bisa mengalami waham kejar. Begini ciri-cirinya. 

Baca juga: 5 Faktor Risiko Skizofrenia Paranoid

Alami Waham Kejar? Waspada Tanda Skizofrenia Paranoid

Seperti yang telah disebut sebelumnya, ciri utama skizofrenia paranoid adalah delusi dan halusinasi. Delusi atau waham terjadi ketika seseorang punya keyakinan tertentu yang menurutnya tampak nyata, padahal tidak ada bukti kuat yang mendukungnya. Delusi juga dapat menimbulkan ketakutan dan kecemasan yang mendalam serta hilangnya kemampuan untuk mengatakan apa yang nyata dan apa yang tidak nyata.

Nah, waham ini mampu mengubah perilaku pengidap skizofrenia tergantung jenis waham apa yang mereka alami. Waham kejar contohnya, pengidap yang mengalami waham kejar punya keyakinan bahwa dirinya seperti sedang dikejar-kejar atau diikuti oleh orang lain. Selain waham, pengidap skizofrenia juga mengalami halusinasi.

Halusinasi membuat pengidap skizofrenia paranoid berkhayal yang sebenarnya tidak ada. Misalnya, mereka mungkin seperti mendengar suara-suara atau melihat sesuatu yang sebetulnya tidak ada. Skizofrenia paranoid seringkali disebabkan oleh stres akut maupun kronis. Sebelum gejala akut muncul, orang tersebut mungkin mulai mengalami temperamen buruk, kecemasan, dan kurang fokus. 

Selain stres, usia juga bisa menjadi faktor penyebabnya. Orang yang berusia lanjut lebih rentan mengalami skizofrenia daripada orang yang lebih muda. Penggunaan obat-obatan yang mempengaruhi pikiran dan mental juga sering dikaitkan dengan skizofrenia.

Baca juga: Gejala Skizofrenia Paranoid yang Perlu Diwaspadai

Menangani Orang dengan Skizofrenia Paranoid

Skizofrenia paranoid adalah kondisi yang bisa berlangsung seumur hidup. Walau demikian, tetap ada pengobatan untuk meredakan gejalanya. Pengobatan tetap harus rutin dilakukan meski gejalanya tampak surut. Sebab, jika dihentikan, gejala bisa sering muncul kembali. Pilihannya tergantung pada tingkat keparahan dan jenis gejala, usia, dan faktor lainnya. Berikut jenis pengobatan untuk atasi gejala skizofrenia paranoid:

1. Obat-Obatan

Pengidap skizofrenia paranoid perlu menggunakan obat antipsikotik guna mengurangi pikiran yang mengganggu, halusinasi, dan delusi. Antipsikotik ini bisa berbentuk pil, cairan, atau suntikan bulanan. Obat lain mungkin termasuk antidepresan, obat anti-kecemasan, dan obat penstabil suasana hati, tergantung pada gejala apa yang dialami.

2. Rawat Inap

Seseorang yang mengalami gejala yang cukup parah harus menjalani rawat inap di rumah sakit. Ini bertujuan untuk memastikan pengidap dan orang-orang sekitarnya tetap aman. Selain itu, rawat inap membantu pengidap skizofrenia agar tetap mendapatkan nutrisi dan tidur yang cukup. 

3. Perawatan Psikososial

Psikoterapi, konseling, dan pelatihan keterampilan sosial dapat membantu pengidap hidup mandiri dan mengurangi kemungkinan gejalanya kambuh. Dukungan dapat mencakup peningkatan keterampilan komunikasi, mencari pekerjaan dan bergabung dengan kelompok pendukung.

4. Terapi Elektrokonvulsif

Terapi elektrokonvulsif (ECT) melibatkan pengiriman arus listrik melalui otak untuk menghasilkan kejang terkontrol. Kejang diketahui dapat memicu pelepasan zat kimia di otak. Efek sampingnya mungkin termasuk kehilangan memori jangka pendek. ECT efektif dalam mengobati catatonia, sindrom yang terjadi pada beberapa orang dengan skizofrenia. Terapi ini biasanya ditujukan pada pengidap yang tidak menanggapi pengobatan lain.

Baca juga: Ini Alasan Orang dengan Skizofrenia Bisa Bertindak Nekat

Punya pertanyaan lain mengenai skizofrenia paranoid? Tanyakan saja ke dokter lewat Halodoc. Dengan aplikasi ini, kamu bisa berbincang dengan dokter kapanpun kamu butuhkan bisa via Chat, dan Voice/Video Call.

Referensi:
WebMD. Diakses pada 2020. What Is Paranoid Schizophrenia?.
Medical News Today. Diakses pada 2020. Paranoia and schizophrenia: What you need to know.


Mulai Rp25 Ribu! Bisa Konsultasi dengan Dokter seputar Kesehatan