Infeksi Warga Cina, Ini Penjelasan Tentang Flu Babi G4

Ditinjau oleh  dr. Rizal Fadli   01 Juli 2020
Infeksi Warga Cina, Ini Penjelasan Tentang Flu Babi G4Infeksi Warga Cina, Ini Penjelasan Tentang Flu Babi G4

Halodoc, Jakarta – Pandemi COVID-19 belum selesai, kini kita harus mewaspadai penyakit baru lagi yang digadang-gadang juga berpotensi menjadi pandemi. Menurut sebuah studi di jurnal Amerika Serikat, PNAS, para peneliti di Cina telah menemukan jenis baru flu babi, yaitu virus G4. Secara genetik, virus G4 merupakan turunan dari flu babi H1N1 yang pernah menyebabkan pandemi pada tahun 2009. Simak penjelasannya lebih lanjut di bawah ini.

Baca juga: Mewabah, Inilah yang Dimaksud Flu Babi Afrika

Peneliti di Cina yang berbasis di beberapa lembaga, termasuk di Universitas Pertanian Shandong dan Pusat Influenza Nasional China, menemukan virus G4 selama program pengawasan babi. Sejak tahun 2011 sampai 2018, mereka telah mengumpulkan lebih dari 30.000 sampel usap hidung dari babi yang ada di rumah jagal dan di rumah sakit pendidikan dokter hewan di 10 provinsi Cina. Dari sampel tersebut, para peneliti mengidentifikasi 179 virus influenza babi, tetapi semuanya tidak mengkhawatirkan.

Namun, virus G4 terus ditemukan pada babi tahun demi tahun, bahkan jumlah babi yang terinfeksi virus tersebut meningkat tajam setelah tahun 2016. Tes lebih lanjut menunjukkan bahwa virus G4 juga dapat menular ke manusia.

Mengenal Virus G4 dan Bahayanya

Virus G4 sangat unik, karena merupakan gabungan dari tiga virus sekaligus: satu strain mirip dengan flu burung di Eropa dan Asia, strain H1N1 yang menyebabkan pandemi di tahun 2009, dan strain H1N1 dari Amerika Utara yang memiliki gen dari virus influenza pada burung, manusia, dan babi. 

Virus G4 dianggap sangat berbahaya karena inti dari virus ini adalah virus flu burung dengan campuran strain mamalia didalamnya. Sedangkan manusia, sama sekali tidak punya kekebalan terhadap virus tersebut. 

Selain itu, virus G4 juga dapat menginfeksi manusia dengan mengikat sel dan reseptor dalam tubuh, serta dapat bereplikasi dengan cepat di dalam sel saluran napas. Penelitian juga menunjukkan bahwa virus G4 dapat menyebabkan gejala yang lebih serius pada musang daripada virus lain. Meskipun virus G4 memiliki gen H1N1, tetapi orang yang sudah menerima vaksin flu tetap tidak memiliki kekebalan terhadap virus ini.

Sebanyak 4,4 Persen Warga China Sudah Terinfeksi Virus G4

Virus G4 sudah menginfeksi manusia di China. Di Provinsi Hebei dan Shandong, di mana kedua tempat tersebut memiliki babi dalam jumlah yang banyak, ditemukan bahwa lebih dari 10 persen pekerja peternakan babi dan sebanyak  4,4 persen dari populasi China secara umum ternyata sudah terinfeksi flu babi jenis baru tersebut. 

Baca juga: Waspada, Ini 11 Tanda Anak Terkena Flu Babi

Namun, belum ada bukti bahwa virus G4 dapat menular dari manusia ke manusia. Meskipun virus tersebut dapat menginfeksi manusia, tetapi pada kebanyakan kasus, virus G4 tidak menular antar manusia. Dari dua kasus infeksi G4 yang sudah pernah didokumentasikan sebelumnya, kedua infeksi tersebut tidak menular ke manusia lain. 

Karena itu, Ahli Biologi Evolusi dari US National Institutes of Health's Fogarty International Center, Martha Nelson, menganggap potensi virus ini untuk menular antar manusia cukup rendah. Namun, menurut Robert Webster, seorang peneliti influenza, sampai saat ini masih belum diketahui apakah virus ini nantinya dapat bermutasi dan dapat bertransmisi antar manusia.

Meski demikian, para peneliti memberi peringatan bahwa flu babi G4 saat ini sedang meningkat di antara populasi babi, dan dapat menjadi ancaman serius bagi kesehatan manusia bila tidak dipantau dengan seksama. Penularan virus dari babi ke manusia dapat menyebabkan infeksi parah, bahkan kematian. Itulah mengapa masyarakat diharapkan untuk tetap mewaspadai flu babi G4, bahkan dalam pandemi COVID-19 yang masih berlangsung.

Baca juga: 7 Langkah Pencegahan Flu Babi

Bila kamu masih penasaran dan ingin bertanya lebih lanjut mengenai flu babi G4, gunakan saja aplikasi Halodoc. Melalui Video/Voice Call dan Chat, kamu bisa menghubungi dokter untuk bertanya seputar kesehatan kapan dan di mana saja tanpa harus ke luar rumah. Yuk, download Halodoc sekarang juga di App Store dan Google Play.

Referensi:
CNN. Diakses pada 2020. China researchers discover new swine flu with 'pandemic potential'.
The Guardian. Diakses pada 2020. New swine flu with pandemic potential identified by China researchers.
Science. Diakses pada 2020. Swine flu strain with human pandemic potential increasingly found in pigs in China.

Mulai Rp50 Ribu! Bisa Konsultasi dengan Ahli seputar Kesehatan