Ingin Memulai Diet, Pilih Mayo atau Keto?

Ditinjau oleh  dr. Fadhli Rizal Makarim   02 Oktober 2020
Ingin Memulai Diet, Pilih Mayo atau Keto?Ingin Memulai Diet, Pilih Mayo atau Keto?

Halodoc, Jakarta - Ada banyak cara untuk menurunkan berat badan. Terbukti dari banyaknya metode diet yang bermunculan. Dua di antara metode diet yang cukup populer adalah diet mayo dan diet keto. Lalu, sebaiknya pilih diet mayo atau keto jika ingin mulai diet?

Tentunya, setiap metode diet punya manfaat dan risikonya masing-masing. Jika dilakukan dengan benar dan disesuaikan dengan kondisi tubuh masing-masing, tentu bisa membuat berat badan turun. Namun, jika dilakukan dengan salah atau malah berlebihan, bukan tidak mungkin jika ada efek samping yang terjadi. Untuk memahami lebih lanjut tentang diet mayo dan diet keto, berikut dijelaskan satu persatu.

Diet Mayo

Diet mayo adalah salah satu metode diet yang sudah lama beredar. Dasar utama dari metode diet ini adalah membatasi konsumsi karbohidrat dan garam. Jika kamu ingin mencoba diet mayo, kamu harus mematuhi aturan pola makan dan pantangan tertentu, selama 13 hari. Konon, jika berhasil, diet mayo menjanjikan penurunan berat badan hingga 7 kilogram setelah 13 hari itu.

Apa yang membuat diet mayo bisa menurunkan berat badan secara drastis dalam waktu singkat? Tentunya, karena pemangkasan asupan karbohidrat serta garam. Dalam tubuh, karbohidrat sebagai sumber energi utama akan disimpan dalam bentuk glikogen. Jika cadangan glikogen habis, tubuh akan menggunakan lemak sebagai sumber energi. 

Baca juga: Rahasia Bentuk Tubuh Ideal dengan Diet Golongan Darah

Namun, ketika tubuh masih belum juga mendapatkan karbohidrat, lama-kelamaan protein yang akan dipecah untuk dijadikan sumber energi. Tubuh tidak dapat menyimpan protein seperti menyimpan karbohidrat, maka lama-kelamaan tubuh akan kekurangan protein. Tanda yang paling terlihat saat tubuh kekurangan protein adalah menurunnya massa otot. Inilah sebabnya ketika kamu menjalani diet mayo, tubuh akan terlihat kurus.

Selain membatasi asupan karbohidrat, diet mayo juga membatasi asupan garam. Perlu diketahui bahwa garam bersifat mengikat air dalam tubuh. Diet mayo yang sangat membatasi konsumsi garam, dapat membuat kamu sering buang air kecil. Hal ini karena tidak ada garam yang dapat mengikat air di tubuh. Karena frekuensi buang air kecil meningkat, penurunan berat badan secara drastis dapat terjadi, karena tubuh kehilangan cairan.

Lalu, adakah risiko efek samping dari diet mayo? Tentunya, ada. Salah satunya adalah efek yoyo. Ketika siklus 13 hari diet mayo selesai, kamu akan kembali pada pola makan normal, sehingga kenaikan berat badan akan terjadi. Hal ini juga terjadi karena diet mayo hanya berfokus membatasi kalori, tanpa perubahan gaya hidup secara keseluruhan. 

Sementara itu, menjalani diet mayo dalam jangka panjang juga tidak disarankan. Sebab, biar bagaimana pun, asupan karbohidrat dan garam tetap diperlukan tubuh. Kalori yang terlalu sedikit juga dapat membuat kamu rentan mengalami kekurangan zat gizi tertentu.

Baca juga: Begini Cara Diet Mediterania Bisa Turunkan Berat Badan

Diet Keto

Serupa dengan diet mayo, diet keto juga berfokus pada penerapan pola makan rendah karbohidrat. Namun bedanya, tinggi lemak. Metode diet ini juga cukup populer karena mengklaim bisa menurunkan berat badan dengan cepat. Namun, sama seperti diet mayo, metode diet keto juga masih menuai kontroversi di kalangan ahli. Sebab, jika tidak dilakukan dengan tepat, malah bisa membahayakan kesehatan. 

Diet keto sebenarnya mirip dengan diet Atkins dan diet lain yang dilakukan dengan meningkatkan konsumsi lemak, dan memangkas asupan karbohidrat. Tujuan peningkatan konsumsi lemak dalam diet keto untuk membuat tubuh mencapai kondisi ketosis.

Dalam kondisi ketosis, tubuh akan membakar lemak sebagai sumber energi utama. Selain itu, lemak juga akan diubah menjadi keton di hati, sehingga bisa memberi asupan energi untuk otak. Jadi, jika kamu tertarik mencoba diet keto, kamu harus rela mengurangi asupan karbohidrat setiap harinya dalam jumlah yang cukup besar.

Standarnya, pola makan diet keto berupa 75 persen konsumsi lemak, 20 persen konsumsi protein, dan 5 persen karbohidrat. Namun, pada diet keto tinggi protein (high-protein ketogenic diet), porsi konsumsi protein lebih banyak, dengan perbandingan pola makan 60 persen lemak, 35 persen protein, dan 5 persen karbohidrat.

Baca juga: Buah Segar atau Kering, Mana yang Lebih Tinggi Gula?

Meski begitu, hingga kini, manfaat dan efek samping dari diet keto pada tubuh masih terus diteliti. Diet keto juga tidak dianjurkan dilakukan jangka panjang dan perlu pengawasan dokter. Jika dijalani dalam jangka panjang, diet keto dapat menimbulkan banyak risiko kesehatan, seperti:

  • Kekurangan asupan karbohidrat sehat, seperti dari buah, gandum utuh, kacang-kacangan, biji-bijian, dan sayuran.
  • Tidak terpenuhinya vitamin dan mineral yang dibutuhkan tubuh.
  • Gangguan ginjal.
  • Ketoasidosis.

Itulah sedikit penjelasan mengenai diet mayo dan diet keto. Sebaiknya, sebelum memilih antara kedua metode diet tersebut, jangan hanya tergiur dengan penurunan berat badan cepat yang ditawarkan saja. Setiap metode diet punya risiko bagi kesehatan, terutama jika tidak dilakukan dengan benar.

Metode diet apa pun tidak akan selalu memberi hasil yang sama pada setiap orang. Oleh karena itu, sebaiknya kamu menyesuaikan metode diet yang dipilih dengan kondisi, kebutuhan, dan kemampuan tubuh. Tentunya dengan berkonsultasi ke dokter gizi terlebih dahulu. Agar lebih mudah, kamu bisa download aplikasi Halodoc untuk berdiskusi dengan dokter gizi, kapan dan di mana saja.

Referensi:
Everyday Health. Diakses pada 2020. Is The Mayo Clinic Diet Effective and Sustainable? A Review of The Weight Loss
Mayo Clinic. Diakses pada 2020. The Mayo Clinic Diet: A Weight-loss Program for Life. 
Healthline. Diakses pada 2020. The Ketogenic Diet: A Detailed Beginner’s Guide to Keto.
Cleveland Clinic. Diakses pada 2020. What Is the Keto Diet (and Should You Try It)?
Livestrong. Diakses pada 2020. What Happens When Your Body Uses Protein Instead of Fat?

Mulai Rp50 Ribu! Bisa Konsultasi dengan Ahli seputar Kesehatan