Ingin Menerima Donor ASI, Perhatikan 6 Hal Ini Dulu

Ditinjau oleh  dr. Rizal Fadli   20 Oktober 2020
Ingin Menerima Donor ASI, Perhatikan 6 Hal Ini DuluIngin Menerima Donor ASI, Perhatikan 6 Hal Ini Dulu

Halodoc, Jakarta - Berbagi ASI menjadi salah satu solusi yang bisa dilakukan guna memperbaiki kesehatan bayi yang mengalami malnutrisi. Tidak hanya efektif dalam memperbaiki kesehatan bayi saja, langkah ini juga dapat menekan angka kematian bayi akibat malnutrisi. Lantas, apa saja syarat donor ASI untuk ibu yang ingin menyumbangkan ASInya? Sebelum memutuskan untuk itu, perhatikan sejumlah syarat donor ASI berikut ini, ya.

Baca juga: Stres pada Ibu Baru Bisa Menghambat Produksi ASI

1.Sudah Memenuhi Kebutuhan Bayi

Syarat donor ASI yang pertama adalah sudah memenuhi kebutuhan anak. Pastikan agar anak sudah terpenuhi kebutuhan ASInya secara keseluruhan. Jangan sampai ibu memaksakan jadi pendonor, padahal produksi ASI pas-pasan untuk anak, bahkan tidak mencukupi. Jadi, sebaiknya donor ASI dilakukan hanya saat produksi ASI sudah berlebihan, sehingga tidak berisiko kekurangan pasokan ASI untuk Si Kecil.

2.Tidak Memiliki Kontraindikasi Menyusui

ASI adalah kebutuhan utama bayi, terutama saat ia berusia 0–6 bulan. Oleh karena itu, perlu memperhatikan kondisi kesehatan pemberi sebelum memutuskan untuk menerimanya. Perlu diperhatikan apakah pendonor memiliki masalah kesehatan tertentu atau tidak. Lakukan pemeriksaan oleh dokter jika perlu. Tanyakan juga pada dokter, apakah ibu boleh mendonorkan ASI dengan kondisi kesehatan yang ibu alami.

3.Tidak Mengonsumsi Obat-obatan

Ibu yang memutuskan untuk mendonorkan ASInya harus terbebas dari konsumsi obat-obatan atau minuman beralkohol karena dikhawatirkan dapat menurunkan kualitas ASI. Bukan itu saja, ibu juga diharuskan untuk berhenti merokok agar tidak memengaruhi kualitas ASI.

Baca juga: Manfaat Daun Katuk untuk Melancarkan Produksi ASI

4.Memperhatikan Norma Agama

Hal yang tidak boleh dilupakan saat mendonorkan ASI adalah menuliskan identitas pendonor, termasuk nama, agama, dan alamat. Hal-hal tersebut telah tercatat dalam Peraturan Pemerintah (PP) Nomor 32 Tahun 2012 tentang Pemberian ASI Eksklusif.

5.Tidak Menerima Transfusi Darah      

Ketika memutuskan untuk mendonor ASI, ibu tidak diperbolehkan untuk melakukan prosedur transfusi darah, minimal tiga bulan sebelum donor dilakukan. Pasalnya, transfusi darah dapat meningkatkan risiko terkontaminasi virus dan bakteri yang bisa saja berpindah melalui ASI. Jika hal tersebut sampai terjadi, virus dan bakteri bisa saja menular pada bayi saat mengonsumsinya.

6.Tidak Memiliki Riwayat Penyakit Menular

Syarat donor ASI yang terakhir adalah ibu tidak memiliki riwayat penyakit menular, seperti hepatitis, human immunodeficiency virus (HIV), serta human T-Lymphocyte virus 2 (HTLV-2). Pasalnya, penyakit-penyakit tersebut berisiko menular pada bayi. Bukan itu saja, masalah kesehatan ibu lainnya, seperti penyakit jantung dan diabetes juga harus diperhatikan saat memutuskan untuk mendonor ASI.

Baca juga: Apa Manfaat Memberikan ASI Eksklusif pada Bayi?

Untuk memastikan ASI layak untuk didonorkan atau tidak, ibu bisa menjalankan proses skrining terlebih dulu. Prosedur ini akan dilakukan dalam dua tahap, yaitu wawancara dan pemeriksaan media. Wawancara dilakukan dengan memberikan pertanyaan tentang riwayat kesehatan donor ASI, sedangkan pemeriksaan medis dilakukan guna mendeteksi adanya riwayat penyakit berbahaya atau tidak.

Kedua prosedur tersebut dapat ibu lakukan di rumah sakit terdekat. Ingat, syarat donor ASI bukan hanya mencukupi kebutuhan anak saja, tetapi juga ada faktor medis lainnya yang yang perlu diperhatikan. Jadi, jangan anggap sepele mengenai hal ini ya, bu. Perhatikan sejumlah syarat donor ASI yang telah ditentukan.

Referensi:
Ikatan Dokter Anak Indonesia. Diakses pada 2020. Donor ASI.
Fda.org. Diakses pada 2020. Use of Donor Human Milk.
Pregnancy Birth & Baby. Diakses pada 2020. Donor breast milk and milk banks.


Mulai Rp50 Ribu! Bisa Konsultasi dengan Ahli seputar Kesehatan