Ini 10 Kondisi Umum Penyebab Pasien Koma

Ditinjau oleh  dr. Verury Verona Handayani   28 September 2020
Ini 10 Kondisi Umum Penyebab Pasien KomaIni 10 Kondisi Umum Penyebab Pasien Koma

Halodoc, Jakarta - Koma adalah keadaan tidak sadar yang berkepanjangan akibat kondisi tertentu. Koma termasuk kedalam keadaan medis darurat, sehingga dokter perlu segera bertindak untuk mempertahankan nyawa dan fungsi otak pengidap koma. Koma jarang berlangsung lebih dari beberapa minggu. Orang yang tidak sadarkan diri untuk jangka waktu yang lebih lama biasanya beralih ke keadaan vegetatif yang menetap.

Bergantung pada penyebab koma, orang yang berada dalam keadaan vegetatif selama lebih dari satu tahun sangat kecil kemungkinannya untuk bangun. Dokter biasanya akan melakukan tes darah dan CT scan otak untuk menentukan penyebab koma. Nah, berikut sejumlah kondisi yang kerap menyebabkan seseorang alami koma. 

Baca juga: Koma Bisa Terjadi Bertahun-Tahun, Mengapa?

Kondisi yang Menyebabkan Seseorang Alami Koma

Koma disebabkan oleh cedera pada otak. Nah, cedera otak bisa disebabkan oleh peningkatan tekanan, pendarahan, kehilangan oksigen, atau penumpukan racun. Cedera bisa bersifat sementara dan dapat disembuhkan atau bisa juga bersifat permanen. Melansir dari WebMD, berikut sejumlah kondisi yang dapat menyebabkan koma:

1. Cedera Otak Anoxic

Cedera otak anoxic terjadi ketika otak kekurangan oksigen total. Perlu diketahui bahwa kekurangan oksigen selama beberapa menit saja menyebabkan kematian sel pada jaringan otak. Cedera otak anoxic dapat terjadi akibat serangan jantung (henti jantung), cedera kepala atau trauma, tenggelam, overdosis obat, atau keracunan.

2. Trauma

Cedera kepala dapat menyebabkan otak membengkak atau berdarah. Saat otak membengkak akibat trauma, cairan pada otak otomatis mendorong ke atas ke tengkorak. Pembengkakan pada akhirnya dapat menyebabkan otak menekan batang otak, sehingga merusak RAS (Reticular Activating System) bagian otak yang bertanggung jawab untuk membuat seseorang tetap sadar.

3. Pembengkakan Jaringan Otak

Pembengkakan jaringan otak dapat terjadi bahkan tanpa adanya tekanan. Terkadang kekurangan oksigen, ketidakseimbangan elektrolit, atau hormon bisa menyebabkan pembengkakan pada otak.

4. Pendarahan

Pendarahan di lapisan otak dapat menimbulkan pembengkakan dan kompresi pada bagian otak yang cedera. Kompresi ini menyebabkan otak bergeser, sehingga menyebabkan kerusakan pada batang otak dan RA. Tekanan darah tinggi, aneurisma otak, dan tumor adalah beberapa penyebab perdarahan non-traumatis di otak.

5. Stroke

Stroke terjadi ketika tidak ada aliran darah yang masuk ke bagian utama batang otak atau kehilangan darah yang disertai dengan pembengkakan. Kondisi ini bisa menyebabkan seseorang mengalami koma.

Baca juga: Koma Bisa Terjadi pada Bayi, Apa Penyebabnya?

6. Kenaikan Gula Darah

Pada pengidap diabetes, koma dapat terjadi ketika kadar gula darah naik sangat tinggi. Kondisi ini lebih dikenal sebagai hiperglikemia. Hipoglikemia atau gula darah yang terlalu rendah juga bisa menyebabkan koma. Jenis koma ini biasanya dapat disembuhkan setelah gula darah diperbaiki. Namun, hipoglikemia yang berkepanjangan dapat menyebabkan kerusakan otak permanen dan koma berkepanjangan

7. Kekurangan Oksigen

Oksigen sangat penting agar otak berfungsi dengan baik. Henti jantung bisa memutus aliran darah dan oksigen ke otak secara tiba-tiba. Seseorang yang mengalami henti jantung biasanya akan mendapatkan resusitasi kardiopulmoner (CPR). Ketika orang tersebut selamat dari serangan jantung, sering kali orang tersebut akan mengalami koma. Kekurangan oksigen juga bisa terjadi saat seseorang tenggelam atau tersedak.

8. Infeksi

Infeksi pada sistem saraf pusat, seperti meningitis atau ensefalitis bisa menyebabkan seseorang mengalami koma.

9. Racun

Racun yang gagal dibuang oleh tubuh bisa semakin menumpuk dan menimbulkan koma. Sebagai contoh, amonia akibat penyakit hati, karbondioksida dari serangan asma yang parah, atau urea dari gagal ginjal dapat terakumulasi sehingga meracuni tubuh. Obat-obatan dan alkohol dalam jumlah banyak juga dapat mengganggu fungsi neuron di otak dan menyebabkan koma.

10. Kejang

Kejang tunggal jarang menyebabkan koma. Namun, kejang yang terjadi terus menerus atau yang sering disebut dengan status epilepticus bisa menyebabkan koma. Kejang berulang dapat mencegah otak pulih di antara kejang. Ini akan menyebabkan ketidaksadaran dan koma yang berkepanjangan.

Baca juga: Ini yang Terjadi pada Seseorang dalam Keadaan Koma

Punya pertanyaan lain mengenai koma? Tanyakan saja pada dokter lewat aplikasi Halodoc. Gunakan fitur Talk to A Doctor yang ada di Halodoc untuk menghubungi dokter kapan dan di mana saja via Chat, dan Voice/Video Call.

Referensi:
Mayo Clinic. Diakses pada 2020. Coma.
WebMD. Diakses pada 2020. Coma: Types, Causes, Treatments, Prognosis.


Mulai Rp25 Ribu! Bisa Konsultasi dengan Dokter seputar Kesehatan