Ini 3 Metode Pengobatan yang Bisa Dilakukan untuk Afasia

Ditinjau oleh  dr. Fadhli Rizal Makarim   16 November 2021
Ini 3 Metode Pengobatan yang Bisa Dilakukan untuk AfasiaIni 3 Metode Pengobatan yang Bisa Dilakukan untuk Afasia

“Pada kasus yang cukup parah, pengidap afasia dapat menjalani beberapa pengobatan untuk mengatasi keluhannya. Contohnya seperti terapi wicara, penggunaan obat-obatan, hingga terapi stimulasi otak. Meski begitu, beberapa metode pengobatan masih memerlukan penelitian lebih lanjut, terkait efektivitasnya.”

Halodoc, Jakarta – Afasia merupakan suatu kondisi yang mengindikasikan adanya kerusakan pada otak yang mengatur komunikasi. Alhasil, kemampuan berkomunikasi pengidapnya akan terganggu, baik secara verbal, tertulis, maupun keduanya. 

Penyebabnya pun beragam, tetapi kondisi tersebut paling sering dipicu oleh stroke. Selain itu, beberapa jenis gangguan kesehatan seperti cedera kepala, tumor otak, hingga dementia juga dapat memicunya.  

Kondisi afasia tentu tidak boleh disepelekan tanpa penanganan yang tepat. Sebab, afasia tak hanya dapat mempengaruhi kemampuan berkomunikasi, tetapi juga kualitas hidup pengidapnya. 

Lantas, apa saja metode pengobatan yang dapat dilakukan guna mengatasinya? Yuk simak penjelasannya di sini! 

Baca juga: Ketahui Gejala dan Penyebab pada Gangguan Fungsi Hipotalamus

Metode Pengobatan yang Dapat Dilakukan

Pengobatan afasia akan tergantung pada usia, penyebab kerusakan otak, jenis afasia, hingga kondisi kesehatan pengidapnya. Maka dari itu, dokter kemungkinan akan memeriksakan fisik dan neurologis, menguji kekuatan, perasaan dan refleks, dan mendengarkan jantung dan pembuluh darah di leher. 

Apabila kerusakan otak masih ringan, seseorang dapat memulihkan keterampilan berkomunikasinya dengan sendirinya. Tetapi, pada kasus yang lebih parah, pengidap afasia dapat menjalani beberapa pengobatan, antara lain:

  1. Terapi Wicara

Terapi wicara dan bahasa bertujuan untuk meningkatkan kemampuan berkomunikasi dan berbicara. Sesi terapi wicara perlu dilakukan secara rutin bagi pengidap afasia dan sangat direkomendasikan bagi afasia yang disebabkan oleh stroke. 

Di samping itu, terapi wicara juga dinilai paling efektif ketika dimulai sedari awal setelah mengalami cedera otak. Pengidap afasia dapat melakukannya secara individu maupun berkelompok, atau melalui penggunaan komputer dan aplikasi. 

  1. Penggunaan Obat-obatan

Dilansir dari Mayo Clinic, beberapa jenis obat-obatan diyakini dapat mengatasi afasia. Yakni, obat yang berfungsi untuk meningkatkan aliran darah ke otak, meningkatkan kemampuan pemulihan otak, atau membantu menggantikan bahan kimia (neurotransmitter) yang habis pada otak. Meski begitu, penelitian lebih lanjut masih diperlukan, terkait efektivitas penggunaan obat-obatan tersebut.

  1. Metode Pengobatan Lainnya

Beberapa jenis terapi stimulasi otak saat ini sedang dipelajari efektivitasnya dalam pengobatan afasia. Pasalnya, stimulasi otak diyakini dapat membantu meningkatkan kemampuan seseorang untuk menyebutkan sesuatu. Salah satu jenis terapi stimulasi otak transcranial direct current stimulation (TDCS). Stimulasi otak tersebut bekerja dengan cara mengalirkan arus listrik kecil pada kulit kepala ke otak.

Baca juga: Hati-Hati, Fenilketonuria Dapat Sebabkan Kerusakan Otak Permanen

Bisakah Afasia Dicegah?

Beberapa faktor pemicu dari afasia tidak dapat dicegah, misalnya seperti tumor atau penyakit degeneratif. Namun, afasia umumnya disebabkan oleh stroke, sehingga jika kamu mengurangi risiko stroke, maka kamu juga dapat menurunkan risiko afasia. 

Nah, berikut beberapa langkah yang dapat dilakukan guna menurunkan risiko stroke, antara lain:

  1. Berhenti merokok, apabila kamu adalah seorang perokok.
  2. Mengurangi atau membatasi konsumsi minuman beralkohol.
  3. Mengonsumsi makanan yang rendah akan sodium dan lemak.
  4. Rutin memeriksakan tekanan darah dan kolesterol agar dapat dikendalikan dengan baik.
  5. Segeralah dapatkan perawatan medis bila kamu mengalami gejala stroke.

Baca juga: Ketahui Beragam Kebiasaan yang Dapat Merusak Otak

Nah, itulah penjelasan mengenai beberapa metode pengobatan yang diyakini dapat dilakukan guna mengatasi afasia, tergantung dari penyebab dan tingkat keparahannya. Meski demikian, metode pengobatan tersebut tentunya masih memerlukan penelitian lebih lanjut. 

Perlu diingat bahwa afasia bukanlah sebuah penyakit, melainkan sebuah kondisi kesehatan yang dapat dipicu oleh berbagai hal. Pemicu afasia yang paling umum adalah stroke. Oleh sebab itu, hindarilah faktor risiko yang dapat memicu stroke, agar dapat menghindari risiko afasia secara bersamaan.

Apabila kamu sering mengalami sakit kepala hebat yang datang secara tiba-tiba, ada baiknya untuk segera menghubungi dokter. Sebab, bisa jadi keluhan tersebut merupakan gejala awal penyakit stroke. Penanganan yang tepat sedari dini tentu dapat menurunkan risiko komplikasi.

Melalui aplikasi Halodoc, kamu bisa menghubungi dokter untuk menceritakan keluhan yang kamu rasakan. Nantinya, bila pemeriksaan fisik dibutuhkan, kamu juga dapat membuat janji dengan dokter di rumah sakit pilihanmu. Tentunya tanpa perlu mengantre atau menunggu berlama-lama. Jadi tunggu apa lagi? Yuk, download aplikasi Halodoc sekarang!

This image has an empty alt attribute; its file name is HD-RANS-Banner-Web-Artikel_Spouse.jpg

Referensi:

Mayo Clinic. Diakses pada 2021. Aphasia
NHS. Diakses pada 2021. Aphasia
Cleveland Clinic. Diakses pada 2021. Aphasia
WebMD. Diakses pada 2021. Aphasia

Mulai Rp25 Ribu! Bisa Konsultasi dengan Dokter seputar Kesehatan