Ini 4 Bahaya Bulu Kucing yang Mesti Diwaspadai

Ditinjau oleh  dr. Gabriella Florencia   05 November 2020
Ini 4 Bahaya Bulu Kucing yang Mesti DiwaspadaiIni 4 Bahaya Bulu Kucing yang Mesti Diwaspadai

Halodoc, Jakarta - Kucing adalah salah satu hewan yang sering dijadikan hewan peliharaan. Tingkahnya yang menggemaskan membuat banyak orang yang jatuh hati padanya. Namun, memelihara kucing bukan tidak ada risikonya bagi kesehatan. Salah satu penyebab penyakit dari kucing adalah bulunya yang mudah rontok.

Pasalnya, mungkin saja terdapat bakteri yang menempel pada bulu kucing tersebut akibat ia bermain di lingkungan yang kotor. Beberapa kelompok orang, seperti ibu hamil dan orang yang mengidap penyakit autoimun juga dilaporkan memiliki risiko lebih tinggi terkena dampaknya. 

Baca juga: Tidak Hanya Anjing, Kucing Juga Dapat Sebabkan Rabies


Mengenal Penyakit Akibat Bulu Kucing

Supaya kamu kelak bisa lebih waspada dan telaten dalam mengurus kucing di rumah, berikut ini terdapat risiko penyakit yang muncul akibat bulu kucing, antara lain:

  • Reaksi Alergi. Reaksi alergi bukan muncul dari bulu kucing, melainkan dari air ludah dan urinenya. Sehingga saat ia menjilat dirinya sendiri, maka bulunya terkena air ludah tersebut. Reaksi alergi yang muncul umumnya bisa sebabkan gejala flu, termasuk di antaranya adalah mata gatal, bersin, pilek, dan peradangan pada sinus. Selain itu, bulu kucing dapat memicu serangan asma. 
  • Penyakit Cakar Kucing (cat scratch disease). Penyakit akibat cakaran kucing umumnya tidak menyebabkan gejala. Tetapi bakteri Bartonella henselae bisa berpindah pada manusia melalui cakaran atau gigitan kucing. Penularan bakteri bisa melalui cara lain, seperti habis mengelus kucing dan kemudian kamu menyeka mata dengan tangan yang sudah terkontaminasi bakteri. Umumnya muncul benjolan kecil dalam jangka waktu 10 hari. Benjolan tersebut juga bisa diikuti dengan gejala-gejala lain seperti mual, muntah, demam, menggigil, lelah, peradangan, dan rasa nyeri pada bagian kelenjar getah bening. Bagi orang yang memiliki daya tahan tubuh yang kuat, penyakit cakar kucing ini tidak memberi akibat serius. Segera lakukan pemeriksaan di rumah sakit apabila kamu mengalami gejala aneh usai melakukan kontak dengan kucing. Untuk mengunjungi rumah sakit kini bisa dilakukan melalui aplikasi Halodoc tanpa repot dan tanpa antre panjang.
  • Kurap. Infeksi jamur kulit bisa terjadi akibat bulu kucing. Penularannya terjadi saat seseorang membelai kucing dan tidak mencuci tangan setelahnya.
  • Toksoplasmosis. Ini merupakan salah satu penyakit yang cukup dikhawatirkan oleh banyak orang. Toksoplasmosis bisa disebabkan parasit Toxoplasma gondii yang terdapat pada feses (kotoran) kucing yang sudah terinfeksi. Sekitar 2-3 minggu setelah terinfeksi, kucing akan mengeluarkan parasit pada kotorannya. Saat kucing menjilati bulunya, kemungkinan parasit ini bisa tertinggal pada bulu kucing yang kemudian dapat berpindah pada manusia ketika membelainya. Penyakit tokso dari parasit yang dibawa oleh bulu kucing bisa menyebabkan cacat untuk bayi lahir dan rentan mengalami keguguran.

Baca juga: Cara Merawat Kucing Peliharaan agar Tak Terjangkit Toksoplasmosis


Lantas, Bagaimana Cara Tidak Tertular Penyakit Akibat Bulu Kucing?

Tentunya kamu tidak mau terjangkit beberapa penyakit di atas, kan? Untuk itu, simak beberapa cara untuk mengurangi risiko penyakit akibat bulu kucing berikut ini:

  • Beri Makanan Sehat. Langkah utama mencegah penyakit akibat bulu kucing adalah memberinya makanan kaya protein dan vitamin. Tidak hanya makanan, minuman juga harus diperhatikan, jangan sampai ia minum dari sumber air yang kotor untuk memperlancar proses pencernaan. 
  • Memandikan Kucing. Salah satu langkah mencegah penyakit pada kucing adalah membersihkannya dengan benar, yakni memandikannya dengan rutin. Selain untuk menjaga kebersihan si kucing, mandi juga menghilangkan kutu, jamur atau parasit yang menempel pada bulu.
  • Pastikan Membuat Tempat Pup Khusus. Kotoran adalah sumber penyakit akibat kucing. Supaya kotorannya tidak berada di sembarang tempat, kamu bisa memberinya wadah atau litter box khusus. Latih juga agar kucing peliharaan kamu mau membuang kotorannya di tempat khusus tersebut. 


Baca juga: Memelihara Hewan, Ini Manfaatnya untuk Kesehatan Mental


Hal yang tidak kalah pentingnya adalah memberikan vaksin pada kucing supaya terhindar dari bakteri. Kunjungilah dokter hewan secara berkala dan jika diperlukan minta dokter untuk memberikan vaksin. Vaksin meningkatkan kekebalan tubuhnya sehingga kucing senantiasa sehat dan tidak menularkan penyakit kepada majikannya. 

Referensi:

Healthline. Diakses pada 2019. Is Your Cat Endangering Your Health?
MySmelly. Diakses pada 2019. Is Cat Hair Dangerous?

 

Mulai Rp50 Ribu! Bisa Konsultasi dengan Ahli seputar Kesehatan