Ini 5 Cara Pencegahan Agar Terhindar dari Rabies

Ditinjau oleh  Redaksi Halodoc   28 Februari 2019
Ini 5 Cara Pencegahan Agar Terhindar dari RabiesIni 5 Cara Pencegahan Agar Terhindar dari Rabies

Halodoc, Jakarta - Rabies adalah infeksi virus yang menyebar melalui gigitan hewan yang terinfeksi. Virus termasuk ke dalam famili rhabdovirus. Virus dapat masuk dan memengaruhi tubuh dengan 2 (dua) cara:

  • Masuk ke dalam sistem saraf perifer secara langsung dan bermigrasi ke otak.

  • Bereplikasi di dalam jaringan otot yang membuatnya aman dari sistem kekebalan tubuh. Dari sini, virus masuk ke sistem saraf melalui persimpangan neuromuskular.

Setelah masuk ke dalam sistem saraf, virus menghasilkan peradangan akut pada otak. Jika tidak segera mendapatkan penanganan, kondisi ini menyebabkan koma dan berujung pada kematian.

Rabies terbagi menjadi 2 (dua) jenis:

  • Rabies ganas yang disebut dengan ensefalitis. Kasus ini terjadi sebesar 80 persen. Pengidap akan mengalami hiperaktif dan hidrofobia.

  • Rabies “bisu” atau paralitik. Kondisi ini ditandai dengan gejala kelumpuhan.

Baca juga: Mengenal Lebih Jauh Vaksin Rabies pada Manusia

Pencegahan Penyakit Rabies

Rabies adalah penyakit serius. Tetapi, gangguan kesehatan ini bisa dicegah untuk mengurangi dampak buruk dari infeksinya. Berikut ini tindakan pencegahan rabies yang bisa dilakukan:

  • Vaksinasi hewan peliharaan, baik anjing, kucing, monyet, maupun musang. Pertahankan vaksinasinya.

  • Lindungi hewan peliharaan kecil, beberapa hewan peliharaan tidak dapat divaksin, jadi hindari meliarkan hewan-hewan ini.

  • Hindari berdekatan dengan hewan liar, karena beberapa hewan liar lebih mudah terinfeksi, terutama anjing.

  • Sterilkan hewan peliharan. Steril mencegah perkembangbiakan berlebihan, yang meningkatnya jumlah hewan liar akibat tidak terurus dan ditelantarkan.

Baca juga: Cegah Kematian Akibat Penularan Penyakit Rabies ke Manusia

Pencegahan ketika Bepergian

Tidak hanya untuk hewan, tindakan pencegahan rabies juga harus dilakukan untuk diri sendiri, terlebih jika kamu sering bepergian. Prevalensi rabies cenderung bervariasi di setiap negara. Meski begitu, semakin sedikit populasi anjing liar, tingkat rabies pun akan semakin kecil.

Rabies bisa ditemui di 150 negara dan di semua benua, kecuali Antartika dan Arktik. Wilayah  seperti Selandia Baru, Australia, Mauritius, dan Seychelles melakukan pencegahan rabies dengan isolasi alami. Risiko infeksi tinggi jika kamu bepergian di daerah endemik rabies, atau ikut serta dalam aktivitas yang bersentuhan dengan hewan liar. Jika demikian, kamu harus bertanya pada dokter terkait vaksinasi untuk diri sendiri.

Baca juga: Hoax atau Bukan, Tembakau Dapat Obati Penyakit Rabies

Bagaimana Sebenarnya Tanda Seseorang Terkena Rabies?

Gejala pertama rabies sangat mirip dengan flu, termasuk tubuh lemah, demam, sakit kepala yang dapat berlangsung berhari-hari. Beberapa kasus terjadi gatal dan sensasi tidak nyaman pada area bekas gigitan.

Kondisi ini berkembang menjadi kecemasan, disfungsi otak, kebingungan, dan agitasi. Ketika penyakit berkembang, mungkin akan terjadi delirium, perilaku abnormal, halusinasi, dan insomnia.

Periode akut akan berakhir antara 2 - 10 hari. Begitu muncul tanda-tanda klinis, penyakit ini biasanya berakibat fatal. Pencegah dilakukan dengan pemberian vaksin dan pengobatan khusus untuk mengurangi infeksi dan dampaknya.

Jadi, jangan sepelekan rabies. Segera lakukan tindakan pencegahan rabies, kamu bisa langsung menanyakannya pada dokter melalui aplikasi Halodoc. Caranya mudah, kamu cukup download aplikasi Halodoc di ponsel kamu, dan pilih layanan Tanya Dokter. Melalui aplikasi ini, kamu juga bisa membeli obat dan melakukan cek lab rutin.

Mulai Rp25 Ribu! Bisa Konsultasi dengan Dokter seputar Kesehatan