Ini 5 Pemeriksaan untuk Diagnosis Diare Kronis

Ditinjau oleh  dr. Gabriella Florencia   16 Juli 2019
Ini 5 Pemeriksaan untuk Diagnosis Diare Kronis Ini 5 Pemeriksaan untuk Diagnosis Diare Kronis

Halodoc, Jakarta - Diare kronis adalah sebutan untuk diare yang berlangsung dalam waktu yang cukup lama. Diare kronis bisa berlangsung dua bahkan empat minggu. Buat mereka yang memiliki sistem kekebalan tubuh lemah, kondisi bisa cukup berbahaya. Penyebabnya bisa karena infeksi karena bakteri, parasit, dan virus.

Namun, beberapa hal menjadi penyebab diare kronis yang dialami seseorang, yaitu: 

  • Penyakit radang usus, yaitu kolitis ulseratif dan penyakit Crohn.

  • Irritable bowel syndrome, yakni kumpulan gejala saluran pencernaan tanpa disertai kelainan dari organ tersebut.

  • Gangguan penyerapan makanan, contohnya intoleransi laktosa, penyakit celiac, dan penyakit Whipple.

  • Infeksi bakteri atau parasit.

  • Efek samping operasi daerah perut.

  • Efek samping obat-obatan, seperti antibiotik, obat pencahar, obat maag, dan obat kemoterapi.

Baca Juga: Jangan Salah, Ini Bedanya Diare Kronis dengan Diare Akut

Apa Saja Gejala dari Penyakit ini?

Penyakit ini bisa menyebabkan seseorang mengalami tinja yang encer dan meningkatnya keinginan untuk buang air besar. Kondisi ini bisa menyebabkan gejala lain, seperti: 

  • Perut kembung.

  • Sakit perut berat.

  • Demam.

  • Muntah darah atau BAB berdarah.

  • Pucat.

  • Mual.

  • Penurunan berat badan.

  • Kram perut.

  • Berkeringat di malam hari.

Pemeriksaan untuk Diagnosis Diare Kronis

Serangkaian pemeriksaan dilakukan untuk mencari tahu penyebab dari diare kronis. Pemeriksaan penunjang perlu dilakukan selain melihat gejala, riwayat kesehatan, dan pemeriksaan fisik, yaitu: 

  • Tes tinja.

  • Tes darah.

  • Biopsi, dengan mengambil sampel jaringan tertentu dari dalam saluran pencernaan.

  • Endoskopi, yaitu pemeriksaan kondisi saluran pencernaan secara visual dengan alat khusus yang dinamakan endoskop.

  • Pemindaian, seperti foto Rontgen, CT scan, atau MRI.

Baca Juga: Diare Parah Bisa Sebabkan Kematian, Benarkah?

Langkah Mengatasi Diare Kronis

Pengobatan diare kronis dilakukan dengan mengatasi penyakit yang menyebabkan timbulnya diare. Pengobatan berupa pemberian obat-obatan untuk meredakan gejala. Untuk diare kronis akibat infeksi bakteri, maka pengobatan dilakukan dengan antibiotik. Sedangkan diare yang muncul disebabkan infeksi parasit, dapat diobati dengan menggunakan obat anti parasit.

Jika diare kronis terjadi akibat radang usus, pengobatan berupa obat anti radang, obat untuk menurunkan sistem kekebalan tubuh, hingga operasi.

Dokter juga merekomendasikan pengidap diare kronis untuk melakukan perubahan pola makan, baik itu untuk mengobati diare atau membantu mempercepat proses penyembuhan. Pasien yang mengidap diare kronis akibat gangguan penyerapan nutrisi wajib menghindari makanan yang dapat memicu diare. Tidak hanya itu, mereka yang mengalami penyakit ini dianjurkan untuk:

  • Mengonsumsi makanan rendah serat.

  • Banyak minum air putih untuk menghindari dehidrasi.

  • Menghindari minuman berkafein dan beralkohol.

  • Tidak makan berlebihan.

Adakah Cara Mencegah Kondisi Ini?

Penyakit ini kebanyakan disebabkan oleh mikroba seperti bakteri atau parasit, sehingga langkah pencegahan yang dilakukan antara lain: 

  • Memasak makanan, terutama daging, hingga matang sempurna.

  • Minum air yang bersih atau air yang sudah dimasak.

  • Membersihkan bahan makanan dengan baik sebelum dimasak.

  • Mencuci tangan sesudah menggunakan toilet, mengganti popok, atau menjenguk orang sakit.

Baca Juga: Ada Lendir atau Darah dalam Feses, Hati-Hati Gejala Diare Kronis

Itulah penjelasan singkat mengenai diare kronis yang perlu kamu tahu. Kalau kamu ingin membeli obat anti diare, gunakan saja aplikasi Halodoc. Caranya mudah, tinggal order saja lewat fitur Buy Medicines dan pesananmu tiba dalam waktu satu jam. Ayo, download Halodoc sekarang juga di App Store dan Google Play.

Mulai Rp50 Ribu! Bisa Konsultasi dengan Ahli seputar Kesehatan