Ini 6 Fakta Mengejutkan Tentang Fertilitas

Ditinjau oleh  Redaksi Halodoc   28 September 2018
Ini 6 Fakta Mengejutkan Tentang FertilitasIni 6 Fakta Mengejutkan Tentang Fertilitas

Halodoc, Jakarta - Memiliki buah hati merupakan hal yang sangat dinantikan oleh pasangan suami istri yang baru menikah. Namun, ibu dan pasangan perlu mengetahui faktor-faktor apa saja yang memengaruhi fertilitas. Pada dasarnya, penyebab fertilitas pada wanita atau pria sangat dipengaruhi oleh makanan yang dikonsumsi sehari-hari, aktivitas yang ditekuni, faktor keturunan, serta kehendak masing-masing pasangan untuk memiliki anak. Jika kamu sedang menantikan sang buah hati, berikut ini adalah fakta-fakta tentang fertilitas yang perlu kamu ketahui:

1. Bertambahnya Usia Wanita

Tahukah  kamu bahwa fertilitas dapat dipengaruhi oleh usia seorang wanita yang ingin memiliki anak? Ya, fertilitas dipengaruhi oleh faktor usia. Wanita terlahir dengan jumlah sel telur yang tidak akan bertambah jumlahnya. Sel telur akan menurun kualitas dan kuantitasnya seiring dengan bertambahnya usia.

Fertilitas wanita akan mencapai puncaknya di usia 20 tahunan. Dengan kata lain, kualitas dan kuantitas sel telur yang dihasilkan merupakan yang terbaik. Setelah itu, kualitas dan kuantitas sel telur akan mulai menurun.

Rata-rata wanita mulai mengalami penurunan fertilitas yang signifikan pada usia awal 30-an. Penurunan fertilitas ini terjadi lebih drastis pada usia di atas 35-an. Pada usia 40-an, fertilitas wanita pun jauh lebih menurun dan sangat rendah dibandingkan pada puncaknya, yaitu di usia pertengahan 20-an.

2. Mengkonsumsi Alkohol

Mengkonsumsi alkohol secara berlebihan akan mengganggu kesehatan. Larutan yang bisa terbakar masuk ke dalam tubuh, seolah-olah kamu dengan sengaja dan sadar membakar organ-organ di dalam tubuhmu sendiri. Kebiasaan ini dapat mengganggu fungsi organ di dalam tubuh, termasuk mengganggu kerja organ reproduksi.

3. Tekanan Hidup atau Stres

Masalah yang datang di awal-awal pernikahan bisa saja memengaruhi mental pasangan yang baru saja menikah. Jika mereka tidak bisa meminimalisir stres yang dialami, keadaan ini akan menimbulkan depresi. Secara tidak langsung, mental yang tertekan akan memengaruhi kesehatan seseorang termasuk pada organ vital. Saat organ reproduksi mengalami gangguan, kesuburan menjadi terganggu atau menjadi tidak optimal.

4. Infeksi Mikroorganisme

Organ vital baik pria maupun wanita yang telah terinfeksi oleh kuman memiliki kemungkinan kecil untuk mengalami pembuahan. Sebab, keberadaan mikroorganisme sangat memengaruhi pH permukaan rahim. Benih yang ditanamkan oleh pasangan, daya tahan, keaktifan, dan hidupnya tergantung pada pH di permukaan rahim. Organ vital yang terinfeksi oleh kuman biasanya akan mengalami gangguan kesuburan.

5. Obesitas

Walaupun wanita yang mengalami obesitas telah berhasil hamil, tetapi kehamilan tersebut sangat berisiko bagi kesehatan janinnya. Wanita yang mengalami obesitas cenderung memiliki kualitas sel telur yang kurang baik, serta mengalami gangguan ketika proses implantasi ovum (yang sudah dibuahi) terjadi. Maka dari itu, gangguan fungsi hormon akibat obesitas akan menjadi penghambat saat kehamilan dan bisa menjadi penyebab fertilitas.

Namun, seiring dengan penurunan berat badan dan kadar lemak dalam tubuh, seorang wanita dapat menormalkan fungsi reproduksinya kembali. The British Fertility Society menyebutkan bahwa wanita yang mengalami obesitas harus menurunkan berat badannya menjadi normal agar dapat subur kembali.

6. Diet yang Ketat

Kesuburan seseorang sangat dipengaruhi oleh asupan makanan yang dikonsumsi. Diet yang terlalu ketat akan memengaruhi kerja organ tubuh, salah satunya organ reproduksi. Jika asupan nutrisi tidak tercukupi, niscaya perkembangan, efektivitas, dan efisiensi organ tersebut bisa terganggu. Terlebih ketika seseorang mengalami malnutrisi karena ketidakmampuan organ pencernaan untuk menyerap zat gizi dalam makanan. Keadaan ini akan membuat organ lainnya mengalami disfungsi.

Jika ibu dan ayah tengah merencanakan untuk memiliki buah hati, ibu dan ayah dapat berdiskusi langsung dengan dokter ahlinya mengenai masalah ini. Dengan aplikasi Halodoc, ibu dan ayah dapat berdiskusi dengan dokter di mana pun dan kapan pun. Tidak hanya berdiskusi, ibu dan ayah juga dapat membeli obat dengan layanan Apotek Antar dari Halodoc. Yuk, download aplikasinya segera di Google Play atau App Store kamu!

Baca juga:

 

Mulai Rp50 Ribu! Bisa Konsultasi dengan Ahli seputar Kesehatan