Ini 6 Kondisi Kesehatan yang Bisa Picu Hipertensi Sekunder

Ditinjau oleh  dr. Gabriella Florencia   10 Juli 2019
Ini 6 Kondisi Kesehatan yang Bisa Picu Hipertensi SekunderIni 6 Kondisi Kesehatan yang Bisa Picu Hipertensi Sekunder

Halodoc, Jakarta – Hipertensi sekunder adalah kondisi tekanan darah tinggi yang disebabkan adanya gangguan kesehatan lain seperti gangguan pada bagian pembuluh darah, jantung, ginjal atau sistem endokrin seseorang. 

Baca juga: Perlu Tahu, Tanda-Tanda Terkena Hipertensi Sekunder

Sebaiknya ketahui gejala yang menjadi tanda kondisi hipertensi sekunder. Penyakit ini nyatanya harus diatasi segera sejak dini guna menghindari komplikasi kesehatan yang dapat terjadi akibat kondisi yang tidak ditangani dengan baik.

Seseorang dengan kondisi hipertensi sekunder mengalami kondisi serangan darah tinggi secara mendadak sebelum pengidap hipertensi sekunder memasuki usia 30 tahun. Kondisi gejala ini dapat dialami oleh seseorang yang telah memasuki usia 50 tahun.

Hipertensi resisten juga dialami oleh pengidap hipertensi sekunder. Hipertensi resisten adalah kondisi tekanan darah yang cukup tinggi. Pada hipertensi resisten, biasanya tekanan darah sistolik diatas 140 mm hg, sedangkan diastolic di atas 90 mm hg. Seseorang yang tidak memiliki riwayat darah tinggi dalam keluarga dapat mengalami kondisi hipertensi sekunder.

Tidak ada salahnya untuk mengunjungi dokter ketika mengalami gejala atau tanda dari penyakit hipertensi sekunder agar kondisi ini dapat segera diatasi. Hipertensi sekunder menyebabkan komplikasi kesehatan seperti stroke, penyakit jantung atau gagal jantung.

Penyebab Hipertensi Sekunder

Penyebab hipertensi sekunder bisa disebabkan karena kondisi kesehatan seseorang, seperti:

1. Gangguan pada Ginjal

Seseorang yang mengalami gangguan ginjal rentan mengalami kondisi hipertensi sekunder. Hal ini disebabkan gangguan aliran darah menuju ginjal menyebabkan ginjal mengeluarkan hormon renin. Peningkatan hormon renin dalam tubuh dapat menyebabkan tekanan darah.

2. Diabetes Nefropati

Kondisi ini merupakan salah satu komplikasi penyakit diabetes yang dapat merusak kerja ginjal.

3. Penyakit Glomerular

Pembengkakan atau kerusakan pada penyaring kecil bernama glomeruli dapat menyebabkan seseorang mengalami kondisi hipertensi sekunder. 

4. Hipertensi Renovascular

Hipertensi ini terjadi karena penyempitan pada kedua arteri yang membawa pasokan darah menuju ginjal.

5. Gangguan Tidur

Seseorang dengan gangguan tidur dapat meningkatkan risiko hipertensi sekunder. Hipertensi sekunder bisa terjadi akibat kerusakan pada dinding pembuluh darah karena minimnya pasokan oksigen.

6. Obesitas atau Kelebihan Berat Badan

Obesitas meningkatkan aliran darah dalam tubuh yang memicu tekanan pada dinding arteri.

Pemeriksaan dan Pencegahan Hipertensi Sekunder

Nyatanya, diperlukan pemeriksaan yang detail untuk memastikan kondisi kesehatan seseorang yang mengalami hipertensi sekunder. Melakukan pemeriksaan fisik, pemeriksaan tekanan darah dan riwayat keluarga dalam penyakit tekanan darah perlu dilakukan dokter untuk memastikan kondisi kesehatan pasien.

Selain itu, dokter melakukan beberapa pemeriksaan lainnya seperti pemeriksaan darah untuk memastikan kadar kalium, glukosa, sodium, kolesterol, trigliserida dan nitrogen dalam darah. Tidak hanya darah, pada pengidap hipertensi sekunder dilakukan pemeriksaan urine. Pemeriksaan urine dilakukan untuk memastikan tidak ada kondisi lainnya yang memicu naiknya tekanan darah.

Baca juga: 7 Jenis Makanan yang Harus Dihindari Pengidap Hipertensi

Penyebab hipertensi sekunder sulit untuk dihindari. Namun, kamu bisa melakukan pencegahan terhadap penyakit ini dengan mengatur pola makan dengan rajin konsumsi buah dan sayuran. Sebaiknya, jaga berat badan agar tetap ideal untuk menghindari penyakit ini. Rutin melakukan olahraga membantu kamu untuk menjaga berat badan yang ideal untuk menghindari penyakit hipertensi sekunder.

Jangan lupa kurangi tingkat stres. Kondisi stres dapat menyebabkan penyempitan pembuluh darah yang meningkatkan risiko hipertensi sekunder. Penanganan yang tepat meminimalisir risiko sehingga pengobatan bisa lebih cepat dilakukan. Kamu bisa memilih dokter di rumah sakit yang tepat sesuai dengan kebutuhan melalui aplikasi Halodoc. Yuk, download aplikasi Halodoc sekarang juga di App Store dan Google Play!

 

Mulai Rp50 Ribu! Bisa Konsultasi dengan Ahli seputar Kesehatan