Ini 6 Tanda Anak Perlu Menjalani Tes Kesehatan Mental

Ditinjau oleh  dr. Fadhli Rizal Makarim   12 Oktober 2021
Ini 6 Tanda Anak Perlu Menjalani Tes Kesehatan MentalIni 6 Tanda Anak Perlu Menjalani Tes Kesehatan Mental

“Sebaiknya jangan abaikan gangguan kesehatan mental anak. Perubahan perilaku, seperti anak menjadi sering marah, sedih terus-menerus, mengalami perubahan nafsu makan, menghindari interaksi sosial, dan selalu membicarakan kematian atau bunuh diri menjadi tanda anak perlu menjalani tes kesehatan mental sebagai pencegahan dini.”

Halodoc, Jakarta – Bukan hanya memperhatikan tumbuh kembang anak saja, sebaiknya orangtua juga perlu memastikan kondisi kesehatan mental anak dalam kondisi yang optimal. Tidak hanya orang dewasa, anak-anak pun rentan mengalami kondisi stres atau gangguan cemas. Tentunya hal ini tidak boleh diabaikan dan perlu penanganan secara tepat.

Baca juga: Peran Keluarga dalam Menjaga Kesehatan Mental Anak

Gangguan kesehatan mental yang dialami anak dapat menyebabkan gangguan pada kehidupan mereka, seperti penurunan nilai akademis, gangguan sosialisasi, gangguan fisik, hingga penurunan kualitas hidup. Untuk itu, sangat penting bagi orangtua mengenai beberapa tanda yang menunjukkan anak memerlukan tes kesehatan mental untuk memastikan kesehatan mental anak dalam kondisi yang baik.

Tanda Anak Perlu Menjalani Tes Kesehatan Mental

Gangguan kesehatan mental pada anak umumnya dikenal sebagai gangguan dalam pengembangan perilaku, pemikiran, keterampilan sosial, dan pengaturan emosi sesuai dengan usianya. 

Gangguan kesehatan mental yang dialami anak dapat menyebabkan gangguan pada kehidupan, sosialisasi, fisik, hingga akademis. Untuk itu, tidak ada salahnya ibu kenali beberapa gejala yang menjadi tanda anak perlu menjalani tes kesehatan mental. Dengan begitu, tumbuh kembang anak tidak terganggu dan berjalan dengan optimal.

  1. Merasa Sedih Terus-Menerus
merasa sedih terus

Sebaiknya jangan abaikan ketika anak mengalami perubahan perilaku menjadi sedih terus-menerus, ketakutan, atau rasa cemas berlebih. Ibu bisa mengajak anak untuk berbicara dan bercerita mengenai hal atau situasi yang membuat anak mengalami perasaan tersebut. Buatlah anak merasa nyaman sehingga mau bercerita situasi atau kondisi yang membuat sedih terus-menerus.

  1. Menghindari Interaksi Sosial
menghindari interaksi sosial

Umumnya, anak-anak akan menyukai kegiatan bermain bersama dengan teman-temannya, tetapi jika tiba-tiba anak menjadi lebih pemurung dan menghindari interaksi sosial, sebaiknya waspada tanda gangguan kesehatan mental pada anak.

Gangguan kesehatan mental dapat menyebabkan penurunan aktivitas pada anak. Kondisi ini membuat anak lebih senang menyendiri dan menjauh dari teman bermainnya.

  1. Lebih Mudah Marah
lebih mudah marah

Gangguan kesehatan mental membuat anak rentan mengalami perubahan suasana hati. Hal ini membuat anak menjadi lebih mudah marah, rewel, hingga lebih mudah berkelahi.

Baca juga: Mitos dan Fakta Unik tentang Kesehatan Mental Anak

  1. Menyakiti Diri Sendiri
menyakiti diri sendiri

Anak-anak dengan kondisi depresi kronis, gangguan cemas, dan trauma rentan menyakiti dirinya sendiri atau self-harm. Umumnya, self-harm dilakukan sebagai pelampiasan emosi, seperti rasa marah, takut, kecewa, dan perasaan lainnya yang dirasakan oleh anak.

  1. Membicarakan Kematian dan Bunuh Diri
membicarakan kematian

Selain menyakiti diri sendiri, adanya dorongan emosi yang dirasakan membuat pengidap gangguan mental kerap membicarakan kematian atau bunuh diri.

Ibu bisa memberikan anak pendampingan atau luangkan waktu untuk berkonsultasi pada psikolog anak agar gangguan kesehatan mental yang dialami anak dapat diatasi dengan baik. Ibu bisa buat janji di rumah sakit melalui aplikasi Halodoc. Caranya, download aplikasi Halodoc sekarang juga melalui App Store atau Google Play!

  1. Perubahan Nafsu Makan
perubahan nafsu makan

Selain adanya perubahan perilaku dan suasana hati, gangguan kesehatan mental juga kerap menyebabkan pengidapnya mengalami perubahan nafsu makan.

Sebaiknya perhatikan kondisi kesehatan anak, jika anak menjadi lebih sedikit atau terlalu banyak makan yang disertai dengan gejala lainnya, ibu bisa mendampingi anak agar anak menjadi lebih nyaman dengan perasaan yang dirasakan.

Mendiagnosis gangguan kesehatan mental pada anak memang bukanlah hal yang mudah. Hal ini disebabkan anak-anak juga masih sulit untuk memahami dan menggambarkan perasaannya. 

Baca juga: Menjaga Kesehatan Mental Anak dengan Berolahraga

Selain berkonsultasi dengan psikolog, ibu juga bisa bantu anak untuk belajar memahami perasaannya. Selain itu, tidak ada salahnya untuk mengajak anak melakukan berbagai kegiatan menyenangkan sehingga anak mampu mengelola emosi mereka dengan baik.

This image has an empty alt attribute; its file name is HD-RANS-Banner-Web-Artikel_Spouse.jpg
Referensi:
Mayo Clinic. Diakses pada 2021. Mental Illness in Children: Know The Signs.
National Alliance on Mental Illness. Diakses pada 2021. Warning Signs of Mental Illness in Child.
National Alliance on Mental Illness. Diakses pada 2021. Self Harm.
Healthline. Diakses pada 2021. It’s Not Bad Behavior: Recognizing Signs of Mental Illness in Children.

Mulai Rp50 Ribu! Bisa Konsultasi dengan Ahli seputar Kesehatan