Ini 7 Alasan Medis Wanita Harus Lakukan Histerektomi

Ditinjau oleh  Redaksi Halodoc   04 September 2018
Ini 7 Alasan Medis Wanita Harus Lakukan HisterektomiIni 7 Alasan Medis Wanita Harus Lakukan Histerektomi

Halodoc, Jakarta – Sebelum membahas tentang Histerektomi, kamu perlu mengetahui apa arti dari histerektomi itu sendiri.

Apa Itu Histerektomi?

Histerektomi adalah operasi pengangkatan rahim, yaitu rahim akan “dibuang” dari tubuh. Seorang wanita sudah tidak bisa hamil lagi setelah menjalani operasi histerektomi (pengangkatan rahim). Bahkan, seorang wanita sudah tidak akan mendapatkan periode menstruasi lagi setiap bulannya (menstruasi berhenti).

Terdapat berbagai jenis histerektomi, ini tergantung pada alasan dilakukannya histerektomi dan seberapa aman rahim dan sistem reproduksi sekitarnya jika tidak diangkat. Berikut ini adalah beberapa jenis histerektomi, di antaranya:

  1. Histerektomi total, yaitu pengangkatan rahim dan leher rahim. Ini merupakan bentuk operasi yang paling umum dilakukan.

  2. Histerektomi sebagian, pengangkatan tubuh utama rahim, sedangkan leher rahim dibiarkan di tempatnya.

  3. Histerektomi total dengan salpingo-oophorectomy bilateral, yaitu pengangkatan rahim, leher rahim, tuba falopi (salpingectomy), dan ovarium (oophorectomy).

  4. Histerektomi radikal, rahim dan jaringan sekitarnya diangkat, termasuk tuba falopi, Miss V bagian atas, ovarium, kelenjar getah bening, dan jaringan lemak. Biasanya, histerektomi radikal dilakukan jika terdapat kanker.

Alasan Dilakukannya Histerektomi

Semua wanita tentu tidak ingin jika rahimnya diangkat. Namun, terdapat beberapa kondisi medis yang bisa menjadi alasan rahim wanita perlu diangkat, di antaranya adalah:

1. Perdarahan Berat

Beberapa wanita mungkin mengalami kehilangan darah yang sangat banyak (perdarahan) selama periode menstruasi bulanannya. Hal ini dapat terjadi karena hormon dalam tubuh wanita tidak seimbang, atau juga bisa terjadi karena adanya infeksi, fibroid, atau kanker.

Perdarahan berat juga bisa diikuti dengan sakit dan kram perut. Hal ini tentunya sangat mengganggu wanita dalam melakukan aktivitasnya sehari-hari. Ia mungkin harus mengganti pembalut lebih sering yang membuat lelah, bahkan tidak bisa melakukan apa-apa karena sakit pada perut dan pendarahan yang sangat banyak.

Terkadang, perdarahan berat ini disebabkan oleh fibroid. Namun, beberapa kasus juga menunjukkan bahwa penyebab dari perdarahan ini tidak diketahui secara pasti. Pengangkatan rahim bisa menjadi satu-satunya jalan keluar, jika terjadi beberapa hal. Pertama, pengobatan yang sudah dilakukan tidak bekerja, misalnya pengobatan dengan hormon progesteron. Kedua, perdarahan berdampak pada kualitas hidup dan merupakan pilihan yang terbaik untuk memberhentikan periode menstruasi. Terakhir, wanita yang sudah tidak ingin punya anak lagi.

2. Adenomiosis

Salah satu penyebab dari perdarahan berat pada wanita adalah adenomiosis. Adenomiosis adalah suatu kondisi ketika jaringan yang melapisi rahim (endometrium) tumbuh di dalam dinding otot rahim. Kondisi ini mungkin tidak menunjukkan gejala, tapi rahim wanita bisa tumbuh sampai 2-3 kali ukuran normal.

Jaringan tambahan tersebut dapat menyebabkan seorang wanita mengalami rasa sakit yang berlebihan saat menstruasi dan nyeri panggul. Histerektomi juga dapat membantu mengobati kondisi ini, tetapi hanya jika pengobatan lainnya sudah tidak berhasil dan jika seorang wanita tidak ingin punya anak lagi.

3. Fibroid

Fibroid merupakan tumor yang tumbuh di sekitar rahim. Fibroid ini terdiri dari otot dan jaringan yang berserat dan ukurannya pun dapat bervariasi. Tidak ada yang mengetahui secara pasti penyebab munculnya fibroid. Namun, fibroid dapat ditunjukkan dengan gejala seperti menstruasi sangat berat dan menyakitkan, nyeri panggul, sering buang air kecil, sembelit, serta rasa tidak nyaman atau sakit saat berhubungan intim.

Beberapa fibroid dapat tumbuh sedikit demi sedikit dari waktu ke waktu dan banyak wanita yang tidak menyadarinya. Hal ini menyebabkan ukuran fibroid sudah sangat besar saat pertama kali diketahui. Jika wanita mempunyai ukuran fibroid yang sangat besar atau mengalami perdarahan berat, mungkin histerektomi disarankan. Terlebih, jika seorang wanita tidak ingin punya anak lagi. Fibroid merupakan alasan paling umum wanita untuk melakukan histerektomi.

4. Endometriosis

Endometriosis adalah suatu kondisi ketika sel-sel yang melapisi rahim (endometrium) tumbuh di daerah lain pada tubuh dan sistem reproduksi, seperti ovarium, tuba falopi, kandung kemih, dan rektum. Sel-sel yang melapisi rahim jika terperangkap di daerah lain dapat menyebabkan jaringan yang ada di sekitarnya menjadi meradang dan rusak. Hal ini dapat menyebabkan rasa nyeri, periode menstruasi yang tidak teratur, perdarahan berat, nyeri saat berhubungan intim, serta ketidaksuburan. Banyak wanita tidak menyadari dirinya mempunyai endometriosis saat mereka sedang berusaha untuk hamil.

Endometriosis yang sangat parah mungkin membutuhkan pengangkatan rahim. Namun, ini merupakan pilihan bagi wanita yang ingin melakukan operasi histerektomi. Histerektomi dapat menghilangkan jaringan endometrium yang menyebabkan rasa sakit. Operasi histerektomi bisa menjadi jalan keluar satu-satunya jika pengobatan lainnya tidak berhasil dan jika seorang wanita sudah memutuskan untuk tidak ingin punya anak lagi.

5. Prolaps Uteri (Turun Peranakan)

Rahim turun bisa terjadi ketika jaringan dan ligamen yang menyokong rahim menjadi lemah. Hal ini menyebabkan rahim turun dari posisi normal ke dalam saluran Miss V. Prolaps uteri terjadi dengan gejala seperti sakit punggung, perasaan ada yang turun dari Miss V, inkontinensia urine, dan mengalami kesulitan saat berhubungan intim. Rahim turun bisa terjadi karena akibat dari melahirkan.

Dengan melakukan histerektomi, gejala prolaps uteri dapat hilang karena seluruh rahim telah diangkat. Histerektomi disarankan jika jaringan dan ligamen benar-benar tidak dapat lagi menyokong Rahim.

6. Kanker

Orang dengan kanker leher rahim, kanker rahim, kanker ovarium, dan kanker endometrium memiliki risiko yang lebih besar untuk melakukan pengangkatan rahim. Histerektomi mungkin menjadi satu-satunya pilihan pengobatan jika kanker telah banyak menyebar dan sudah mencapai stadium lanjut.

7. Penyakit Radang Panggul/Pelvic Inflammatory Disease (PID)

Penyakit radang panggul adalah infeksi bakteri pada sistem reproduksi wanita. Infeksi ini dapat diobati dengan antibiotik. Namun, jika sudah menyebar terlalu banyak, infeksi ini dapat merusak rahim dan tuba falopi. Hal ini bisa menyebabkan rasa sakit dalam jangka panjang. Histerektomi dapat disarankan jika wanita dengan PID sudah sangat parah dan ia tidak ingin lagi punya anak.

Pengaruh Histerektomi Terhadap Hubungan Intim Pasangan

Menurut Dr. Dana B Jacoby, Spesialis Kandungan dan Ginekolog, mengatakan bahwa ketakutan berhubungan intim setelah pengangkatan rahim sangat umum terjadi. Hanya saja, besar-kecil dampak efek samping perubahan gairah intim setelah angkat rahim akan bergantung pada jenis histerektomi yang dijalani.

Pengangkatan rahim sesungguhnya tidak mengganggu fungsi organ intim, karena hubungan intim tak terkait dengan rahim. Hubungan intim berlangsung di dalam miss V yang tidak banyak dipengaruhi oleh pengangkatan rahim, sehingga tidak menimbulkan dampak negatif apa pun yang bekaitan dengan fungsi organ intim. Namun, hal itu berbeda bila indung telur juga diangkat, apalagi kalau keduanya.

Jika seorang wanita menjalani histerektomi lengkap (ovarium dan uterus diangkat), kemungkinan besar prosedur ini akan mengubah hasrat berhubungan intim seorang wanita. Sebab, ovarium bertugas memproduksi hormon testosteron dan estrogen yang penting dalam berhubungan dan berkaitan dengan gairah berhubungan intim. Kadar estrogen yang  menurun menyebabkan miss V kering dan jaringan dalam miss V menipis yang membuat hubungan intim terasa menyakitkan. Rasa sakit tidak hanya akan dialami oleh wanita, tetapi juga oleh pasangannya.

Meski begitu, menurut Dr. Sarah Choi, Spesialis Kandungan dan Bedah Laparoskopi dari Sydney Women’s Endosurgery Centre (SWEC), seorang perempuan yang rahimnya telah diangkat tetap masih dapat mempertahankan aktivitas intim seperti biasanya.

Tips Mempertahankan Gairah Berhubungan Intim setelah Operasi Histerektomi

Alasan yang membuat malas berhubungan intim setelah pengangkatan rahim sebenarnya hanya dapat dijawab oleh seorang wanita yang menjalani operasi histerektomi itu sendiri. Hal ini tentu diperlukan komunikasi yang baik dan terbuka.

Berhubungan intim setelah pengangkatan rahim kemungkinan besar akan membuat gairah berhubungan intim menurun, sehingga wanita mungkin tak terlalu bersemangat bercinta dengan pasangan. Untuk tetap bisa menjaga keintiman rumah tangga, meski tak selalu mudah dilakukan, wanita dan pasangannya harus selalu rutin berkomunikasi secara terbuka. Pasangan tersebut juga dapat meminta pertolongan konselor rumah tangga untuk mengevaluasi masalah keintiman mereka. 

Sebagian besar ginekolog merekomendasikan untuk kembali berhubungan intim setelah operasi pengangkatan rahim, sekitar enam sampai delapan minggu pasca operasi atau ketika bagian atas Miss V telah sembuh total. Wanita juga disarankan untuk menjalani check-up untuk mendapatkan lampu hijau dari dokter kandungan. Sementara menunggu, masih ada cara lain untuk mengekspresikan hasrat berhubungan intim seorang wanita, di antaranya adalah dengan foreplay rangsangan tangan, pelukan, ciuman, dan pijatan.

Selain itu, berhubungan intim setelah pengangkatan rahim juga akan mendatangkan berbagai keuntungan lain untuk wanita, seperti penghentian menstruasi dan minimnya peluang (bahkan bisa dikatakan nol besar) terjadinya kehamilan yang tidak direncanakan.

Nah, berikut adalah penjelasan dari histerektomi. Jika kamu mengalami masalah kesehatan, kamu bisa bertanya pada dokter melalui aplikasi Halodoc. Kamu bisa bertanya langsung pada dokter ahli melalui Voice/Video Call atau Chat. Caranya mudah. Kamu cukup download aplikasinya di App Store dan Google Play!

Baca juga:

 

Mulai Rp50 Ribu! Bisa Konsultasi dengan Ahli seputar Kesehatan