Ini Alasan Ibu Hamil Berisiko Mengalami Vaginitis

Ditinjau oleh  dr. Rizal Fadli   27 Agustus 2020
Ini Alasan Ibu Hamil Berisiko Mengalami VaginitisIni Alasan Ibu Hamil Berisiko Mengalami Vaginitis

Halodoc, Jakarta - Kata siapa masalah bumil hanya menyoal morning sickness, mood swing, atau pula pinggang dan punggung yang kerap kali terasa nyeri? Faktanya, ada beragam keluhan kesehatan yang bisa menghantui para bumil, salah satunya vaginitis. Masih asing dengan kondisi kesehatan yang satu ini?

Vaginitis merupakan kondisi peradangan pada vagina. Bumil yang mengidap kondisi ini akan mengalami rasa gatal di vagina dan keputihan yang berbau tak sedap. Vaginitis pada bumil sebenarnya harus segera ditangani, sebab kondisi ini bisa menimbulkan sederet keluhan lainnya.

Pertanyaannya, apa sih alasan ibu hamil berisiko mengalami vaginitis? Lalu, kondisi seperti apa yang bisa menyebabkan penyakit ini? Simak pembahasannya di bawah ini.

Baca juga: Alami Keputihan dengan Tanda Ini? Bisa Jadi Kena Vaginitis

Terganggunya Keseimbangan Flora Normal

Berbicara penyebab vaginitis, sama halnya membicarakan banyak faktor. Pasalnya, vaginitis tidaklah disebabkan oleh faktor tunggal alias ada beragam faktor yang bisa menyebabkan kondisi ini. Meski begitu, sebagian besar vaginitis umumnya disebabkan oleh infeksi bakteri (vaginosis bakterialis).

Menurut para ahli di American Pregnancy Association, sekitar 10–30 persen wanita hamil akan mengalami bacterial vaginosis (BV) selama kehamilan mereka. Cukup banyak angkanya, bukan?

Kondisi ini terjadi ketika terganggunya keseimbangan flora normal di dalam vagina. Sebenarnya tubuh memiliki bakteri baik yang berperan melindungi tubuh dari bakteri jahat penyebab infeksi. Namun, pada pengidap vaginosis bakterialis lain lagi ceritanya. Jumlah bakteri akan berkurang sehingga tak mampu melawan infeksi.

Pertanyaanya, apa yang memicu kondisi ini pada ibu hamil?

Sebenarnya penyebab pasti keseimbangan pertumbuhan bakteri di dalam vagina tak diketahui pasti. Namun, ada dugaan kuat bahwa kondisi ini terjadi ketika perubahan hormon yang mengakibatkan pertumbuhan bakteri yang berlebih pada vagina. Ingat, ibu hamil akan mengalami berbagai perubahan dan peningkatan hormon selama kehamilan.

Hal yang perlu digarisbawahi, selain hal-hal di atas ada pula kondisi lainnya yang bisa menyebabkan vaginitis, misalnya:

● Iritasi atau reaksi alergi pada vagina, contohnya karena penggunaan obat atau pembersih kewanitaan.

● Penyakit menular seksual, seperti herpes genital atau klamidia.

● Infeksi jamur pada vagina.

● Penipisan dinding vagina akibat penurunan kadar estrogen, misalnya setelah pengangkatan rahim atau menopause.

● Memiliki banyak pasangan seks.

● Melakukan praktik seks yang tidak aman, seperti tidak menggunakan kondom

Baca juga: Miss V Terasa Gatal dan Nyeri, Gejala Terkena Vaginosis Bakterialis

Lampu Kuning Bagi Bumil

Baik vaginitis maupun vaginosis bakterialis tak boleh dipandang sebelah mata, apalagi bila terjadi pada bumil. Menurut Centers for Disease Control and Prevention (CDC), sekitar satu juta bumil mengalami vaginosis bakterialis ini tiap tahunnya. Nah, vaginosis bakterialis inilah yang nantinya bakal memengaruhi kehamilan. Singkat kata, penyakit ini bisa memicu beragam komplikasi pada bumil dan janin.

Menurut studi, bumil yang mengalami vaginosis bakterialis lebih berisiko melahirkan bayi prematur dengan berat badan lahir yang rendah. Hati-hati, kelahiran prematur bisa menyebabkan masalah lainnya, mulai dari gangguan fungsi organ, seperti jantung, otak, gangguan pendengaran, hingga bayi meninggal mendadak. Tuh, seram kan?

Tak cuma itu saja, vaginosis bakterialis pada bumil juga bisa memicu radang panggul (pelvic inflammatory disease/PID). Kondisi ini merupakan infeksi pada organ reproduksi wanita, seperti rahim, serviks, dan ovarium. Awas, PID ini bisa memicu kehamilan ektopik atau bahkan infertilitas alias kemandulan.

Oleh sebab itu, bumil yang mengalami vaginitis atau vaginosis bakterialis, seperti rasa gatal atau nyeri pada vagina, perih saat berkemih, atau keputihan yang abnormal, segera temui dokter untuk mendapatkan penanganan yang tepat.

Baca juga: Ini Pengobatan yang Bisa Dilakukan untuk Mengatasi Vaginosis Bakterialis

Tips Simpel Cegah Vaginosis Bakterialis

Meski bumil memiliki risiko mengalami vaginosis bakterialis, untungnya terdapat beragam upaya yang bisa kita lakukan untuk mencegah kondisi ini. Bagaimana caranya? Tentunya dengan menjaga keseimbangan bakteri di dalam vagina. Nah, berikut ini beberapa tipsnya:

● Cegah infeksi penyakit menular seksual, misalnya dengan menggunakan kondom saat berhubungan seksual.

● Gunakan air hangat saat membersihkan bagian luar vagina. Selalu bersihkan dari bagian depan ke belakang.

● Jangan membersihkan vagina dengan semprotan air. Hal ini bisa menghilangkan bakteri baik yang melindungi vagina dari infeksi.

● Hindari menggunakan sabut atau produk kewanitaan ketika membersihkan bagian luar vagina.

● Kenakan celana dalam berbahan katun dan tidak ketat.

● Kontrol kadar gula darah bila mengidap diabetes.

● Hindari penggunaan pembalut tanpa kandungan pewangi.

Mau tahu lebih jauh mengenai vaginosis bakterialis pada bumil? Kamu bisa kok bertanya langsung pada dokter melalui aplikasi Halodoc. Lewat fitur Chat dan Voice/Video Call, kamu bisa mengobrol dengan dokter ahli tanpa perlu ke luar rumah. Yuk, download Halodoc sekarang juga di App Store dan Google Play!

Referensi:
American Pregnancy Association. Diakses pada 2020. Bacterial Vaginosis During Pregnancy
Harvard Health Publishing Medical School. Diakses pada 2020. Bacterial Vaginosis (Gardnerella Vaginitis)
March of Dimes. Diakses pada 2020. Bacterial Vaginosis and Pregnancy.
Healthline. Diakses pada 2020. Infections in Pregnancy: Bacterial Vaginosis.
Mayo Clinic. Diakses pada 2020. Diseases and Conditions. Vaginitis.
Mayo Clinic. Diakses pada 2020.


Mulai Rp25 Ribu! Bisa Konsultasi dengan Dokter seputar Kesehatan