Ini Alasan Lansia Berisiko Terkena Penyakit Menular Seksual

4 menit
Ditinjau oleh  dr. Rizal Fadli   30 Mei 2022

“Selain karena imunitas tubuh yang sudah menurun, rasa malu atau rendahnya pengetahuan juga menjadi alasan mereka yang sudah lanjut usia (lansia) berisiko terkena penyakit menular seksual (PMS)."

Ini Alasan Lansia Berisiko Terkena Penyakit Menular SeksualIni Alasan Lansia Berisiko Terkena Penyakit Menular Seksual

Halodoc, Jakarta – Selama masih aktif melakukan hubungan intim, risiko terkena penyakit menular seksual (PMS) tetap ada walaupun sudah lanjut usia (lansia). Umumnya, PMS menyerang mereka yang melakukan hubungan intim berisiko baik melalui vaginal, anal, bahkan oral. Beberapa penyakit menular seksual yang biasa mengidap lansia adalah herpes genital, kutil kelamin, klamidia, gonore, sipilis, dan HIV.

Menurut Centers for Disease Control and Prevention (CDC), diperkirakan sekitar 20 juta kasus penyakit menular seksual muncul setiap tahunnya. Hanya sebagian kecil saja yang mendapat penanganan medis. Bahkan, penyakit menular seksual meningkat pada orang-orang lansia.

Di Amerika Serikat (AS), tingkat gonore saja pada rentang usia 65 tahun ke atas naik dua kali lipat dari 2015 hingga 2019. Selain itu, pada tahun 2020 tingkat sifilis pada pria berusia 55-64 tahun lebih tinggi daripada anak berusia 15-19 tahun. 

Lantas, mengapa lansia rentan terkena penyakit menular seksual? Simak ulasannya di sini.

Alasan Lansia Rentan Terkena Penyakit Menular Seks

Menurut Dr. Khady Diouf dari Brigham and Women’s Hospital, Harvard Medical School, mengatakan ada beberapa kecenderungan yang membuat lansia terinfeksi penyakit menular seksual. Beberapa di antaranya adalah:

  • Para lansia kerap merasa enggan untuk menanyakan permasalahan seksual ke tenaga medis. Bisa jadi karena malu di usia merangkak naik masih mempersoalkan mengenai seks. Apalagi ada kecenderungan edukasi mengenai penyakit menular seksual lebih sering digembar-gemborkan kepada anak muda. 

Hal ini membuat para lansia merasa tidak perlu khawatir akan mengidap penyakit berbahaya. Seolah-olah ada “keyakinan” tak tertulis yang mengatakan penyakit menular seks hanya terjadi pada anak muda saja.

  • Usia lanjut membuat sistem kekebalan tubuh menurun, sehingga kemampuan tubuh melawan infeksi semakin memburuk. Situasi ini membuat para lansia lebih mudah mengidap penyakit menular seks tertentu. Jika ditelusuri lebih lanjut, beberapa penyakit menular seksual dapat memperlambat kerja motorik. Misalnya penurunan daya ingat atau kebutaan.
  • Usia tua, perceraian, atau pasangan yang meninggal meningkatkan risiko para lansia melakukan hubungan seksual tanpa pengaman dan berganti-ganti. Pemikirannya adalah, “Apalagi yang ditakutkan? Sudah tua juga.”
  • Minimnya informasi mengenai cara hubungan intim yang benar serta aman membuat para lansia kerap melakukan hubungan intim berisiko.
  • Menggunakan pengaman seperti kondom tidak menjadi keharusan buat para lansia, dengan pertimbangan kehamilan tidak akan terjadi saat melakukan hubungan intim. Padahal, kehamilan tidak diinginkan bukan menjadi satu-satunya kekhawatiran. Justru penyakit menular seksual yang perlu diwaspadai.
  • Maraknya pertumbuhan bisnis obat kuat juga mungkin menjadi penyumbang peningkatan perilaku seksual di kalangan lansia.
  • Penurunan lubrikasi pada vagina juga menjadi penyebab para lansia cenderung lebih mudah mengidap penyakit menular seks. Minimnya lubrikasi alami akan membuat vagina lebih mudah terluka, sehingga penyebaran penyakit lebih mudah terjadi. Apalagi ketika berhubungan tanpa menggunakan pengaman.

Cara Mencegah PMS pada Lansia

Seharusnya usia lanjut tidak menjadi alasan buat para lansia mengendurkan keamanannya dalam melakukan hubungan intim. Malah harus lebih waspada, karena kemungkinan gejala penyakit menular seksual bisa lebih lambat terjadi pada mereka yang lansia. Hal tersebut disebabkan oleh faktor tubuh yang menua, sehingga tidak cepat merespon perubahan kondisi kesehatan.

Oleh karena itu, untuk mencegah penyakit menular seksual, berikut langkah-langkah yang bisa dilakukan para lansia:

  • Menggunakan Kondom

Kondom merupakan salah satu alat yang efektif untuk mencegah PMS. Alat kontrasepsi ini hadir dalam berbagai pilihan, termasuk warna dan rasa yang bervariasi. Ada kondom untuk pria dan juga ada kondom untuk wanita. Apapun jenis kondom yang dipilih, penting untuk menggunakannya dengan benar setiap kali berhubungan intim untuk memaksimalkan keefektifan.

  • Berhubungan Hanya dengan Satu Orang

Tidak hanya menjaga kesetiaan, berhubungan hanya dengan satu orang juga menawarkan keuntungan, yaitu terhindar dari PMS. Namun, pastikan kamu dan pasangan tidak terinfeksi PMS. Penting untuk melakukan percakapan dengan terbuka dan jujur dengan pasangan mengenai hal ini.

  • Melakukan Skrining Secara Rutin

Tidak usah malu melakukan tes skrining untuk mengetahui apakah kamu terinfeksi penyakit menular seksual atau tidak. Hal itu penting untuk menghentikan penyebaran PMS. Bila kamu terinfeksi penyakit tersebut, kamu bisa mengambil langkah-langkah untuk melindungi diri sendiri dan pasangan. Kebanyakan PMS mudah didiagnosis dan diobati. Bila kamu dan pasangan terinfeksi, kalian berdua perlu mendapatkan perawatan pada saat yang sama untuk mencegah infeksi berulang.

Untuk memudahkan lansia melakukan pemeriksaan kesehatan, sekarang sudah ada layanan Home Care di aplikasi Halodoc. Halodoc Home Care adalah layanan homecare untuk tes lab, seperti cek demam, cek darah (hematology), tes DBD, tes infeksi menulas seksual (IMS), medical check up hingga imunisasi yang bisa dipanggil ke rumah atau ke tempat kamu berada, di mana saja!

Saat ini,  layanan Halodoc Home Care bisa di-booking untuk area Jakarta, Depok, Tangerang, dan Bekasi sesuai ketersediaan. Setiap pemesanan di Halodoc Home Care akan mendapatkan gratis konsultasi hasil dengan dokter dan tanpa biaya tambahan lainnya. Tunggu apalagi? Yuk, download aplikasi Halodoc dan tes sekarang juga!

Referensi:
WRDW. Diakses pada 2022. I-TEAM: Sexually transmitted diseases on the rise among seniors.
Centers for Disease Control and Prevention. Diakses pada 2022. Sexually Transmitted Diseases (STDs)

Mulai Rp50 Ribu! Bisa Konsultasi dengan Ahli seputar Kesehatan