Ini Alasan Luka Susah Sembuh pada Pengidap Diabetes

Ditinjau oleh  dr. Verury Verona Handayani   07 April 2020
Ini Alasan Luka Susah Sembuh pada Pengidap DiabetesIni Alasan Luka Susah Sembuh pada Pengidap Diabetes

Halodoc, Jakarta - Selain sering buang air kecil, gejala diabetes lainnya yang harus diwaspadai adalah timbulnya luka yang susah sembuh. Luka, terutama pada kaki pengidap diabetes, dapat berubah menjadi komplikasi serius jika tidak ditangani dengan tepat. Luka yang susah sembuh pada pengidap diabetes itu bahkan dapat terus menyebar dan terinfeksi, hingga mungkin berakhir dengan amputasi.

Menurut seorang pakar bedah kaki dari Amerika Serikat, dr. Daniel Cohen, luka sekecil apapun yang dialami pengidap diabetes harus segera ditangani. Sebab, luka yang tidak segera diobati itu akan sangat mungkin berubah menjadi borok, yang dapat semakin serius dan sulit diobati. Lalu mengapa sih luka pengidap diabetes susah sembuh? Ketahui dalam pembahasan setelah ini.

Baca juga: Amputasi pada Pengidap Diabetes Bisa Susah Sembuh?

Kadar Gula Darah Jadi Alasan Luka Susah Sembuh pada Pengidap Diabetes

Ada beberapa faktor yang dapat membuat luka pada pengidap diabetes susah sembuh, terutama di tangan dan kaki. Komplikasi diabetes ini biasanya diawali dengan kadar gula darah tinggi yang tidak terkendali. Lalu, ketika gula darah dibiarkan terus tinggi, saraf-saraf di tubuh dan pembuluh darah arteri akan perlahan rusak. Kondisi ini disebut dengan istilah neuropati diabetik

Kerusakan saraf tersebut membuat pengidap diabetes cenderung tidak sadar ketika tangan atau kaki terluka karena tidak merasakan sakit, nyeri, atau perih (mati rasa/baal). Hal ini terjadi karena saraf-saraf tak lagi mampu mengirimkan sinyal rasa sakit ke otak. Sementara itu, kadar gula darah tinggi juga dapat membuat pembuluh darah arteri berangsur mengeras dan menyempit. Akibatnya, aliran darah dari jantung menuju seluruh bagian tubuh terhambat.

Penyempitan arteri kemudian juga akan menghambat suplai darah ke bagian tubuh yang terluka. Padahal, bagian tubuh yang terluka sangat memerlukan oksigen dan nutrisi yang terkandung dalam darah agar bisa cepat sembuh. Hal ini membuat jaringan yang mengalami trauma pun kesulitan menutup untuk memperbaiki kerusakannya dengan cepat.

Baca juga: Lakukan 6 Langkah Ini untuk Mengobati Luka Pengidap Diabetes

Luka pada akhirnya akan tetap terbuka dan basah, sehingga luka pengidap diabetes malah tak kunjung sembuh atau bertambah besar dan parah. Sebab, luka terbuka sangat berisiko untuk terinfeksi dan mengalami kematian jaringan (gangrene). Pada kebanyakan kasus, pengidap diabetes umumnya baru tersadar ketika luka sudah memburuk dan mengalami infeksi. Itulah sebabnya setiap pengidap diabetes tidak boleh mengabaikan luka yang kecil sekalipun.

Selain karena beberapa faktor tadi, luka pada tubuh pengidap diabetes juga susah sembuh karena daya tahan mereka cenderung melemah. Melemahnya daya tahan tubuh pengidap diabetes dapat meningkatkan risiko infeksi pada luka yang berlarut-larut. Sebab, menurut seorang dokter penyakit dalam asal Amerika Serikat, dr. Asquel Getaneh, tingginya kadar gula darah membuat sel-sel yang bertugas untuk menjaga kekebalan tubuh (imun) melemah. Ketika sudah luka, sel-sel imun pun tidak bisa memperbaiki kerusakannya dengan cepat. 

Baca juga: Begini Cara Pencegahan Amputasi pada Pengidap Diabetes

Nah, itulah alasan mengapa luka susah sembuh pada pengidap diabetes. Jika kamu memiliki riwayat diabetes, pastikan untuk selalu menjaga diri agar tidak terluka sekecil apapun. Kalau terjadi luka, cepat-cepat obati dan konsultasikan pada dokter, untuk menghindari risiko infeksi. Agar lebih mudah dan cepat, kamu bisa download dan gunakan apliasi Halodoc untuk berbicara dengan dokter lewat chat, atau buat janji dengan dokter di rumah sakit, untuk melakukan pemeriksaan dan pengobatan luka.

Referensi:
Wound Care Centers. Diakses pada 2020. How Diabetes Affects Wound Healing.
Everyday Health. Diakses pada 2020. Why Do Cuts Take So Long to Heal?
Science Daily. Diakses pada 2020. Why Wounds are Slow to Heal in Diabetics.
 

Mulai Rp50 Ribu! Bisa Konsultasi dengan Ahli seputar Kesehatan