Ini Alasan Mengapa Telur Lalat di Makanan Berbahaya

3 menit
Ditinjau oleh  dr. Rizal Fadli   22 Agustus 2022

“Telur lalat yang tak sengaja tertelan dari makanan, dapat menimbulkan bahaya bagi tubuh seseorang. Salah satunya adalah risiko intestinal myiasis, yaitu infeksi yang dapat menimbulkan gangguan pencernaan.”

Ini Alasan Mengapa Telur Lalat di Makanan BerbahayaIni Alasan Mengapa Telur Lalat di Makanan Berbahaya

Halodoc, Jakarta – Saat sedang membeli makanan di luar atau mengolah bahan untuk dimasak, sebaiknya kamu selalu menjaga kebersihan. Sebab, makanan atau bahan yang hendak disantap bisa jadi dihinggapi oleh lalat. 

Nah, jika lalat hinggap di makanan, serangga ini dapat meninggalkan telurnya pada makanan, yang merupakan calon larva. Telur lalat sekilas mirip noda pada makanan atau bintik putih yang terkumpul. 

Akibat bentuknya yang sangat kecil, hal ini kerap membuat seseorang tidak menyadarinya. Alhasil, telur lalat tanpa sengaja tertelan bersama makanan saat dikonsumsi. 

Padahal, telur lalat yang ada pada makanan berbahaya bagi kesehatan jika tertelan. Namun, mengapa demikian? Yuk, simak alasannya di sini! 

Bahaya Mengonsumsi Telur Lalat 

Lalat merupakan serangga yang menularkan patogen melalui tubuh dan kakinya. Artinya, lalat yang hinggap pada permukaan tertentu, dapat meninggalkan jejak kaki yang dipenuhi oleh patogen. 

Selain itu, lalat juga diketahui akan meninggalkan kotorannya ketika hinggap pada makanan. Maka dari itu, jika serangga tersebut hinggap pada waktu yang lama pada makanan, besar kemungkinan lalat juga akan bertelur. 

Nah, telur lalat yang tak sengaja tertelan dari makanan, dapat menimbulkan bahaya bagi tubuh seseorang. Sebab, salah satu kondisi yang mengintai dan patut diwaspadai dari situasi ini adalah intestinal myiasis. 

Kondisi ini merupakan infeksi yang terjadi ketika telur lalat berubah menjadi larva atau belatung, bertahan hidup di saluran pencernaan dan memakan jaringan hidup organisme. Kondisi ini paling umum terjadi di daerah tropis dan subtropis. 

Secara umum, penyakit ini tidak menunjukkan gejala yang khas. Namun, sebagian orang mengeluhkan beberapa gangguan pencernaan sebagai gejalanya. Contohnya seperti muntah, diare, dan sakit perut. 

Kendati demikian, pemeriksaan feses sebagai rangkaian deteksi larva dari telur lalat, tidak selalu terdeteksi. Artinya, telur atau larva lalat yang tak sengaja tertelan, umumnya tidak mampu bertahan hidup, pada saluran pencernaan. Selain itu, makanan sebenarnya masih aman dikonsumsi jika lalat hingga sementara.

Adakah Bahaya Lainnya? 

Selain berpotensi memicu intestinal myiasis, telur atau larva lalat pada makanan juga dapat memicu beberapa kondisi serius lainnya. 

Pasalnya, tidak sengaja menelan larva atau telur lalat yang hinggap pada makanan juga dapat memicu terjadinya infeksi bakteri. Sebab, beberapa jenis lalat rumah menggunakan kotoran hewan dan manusia sebagai tempat berkembang biak. 

Selain itu, lalat juga pada umumnya berkembang biak di tumpukan sampah, atau bahan organik seperti sayuran atau buah yang membusuk. 

Berdasarkan hal tersebut, tidak menutup kemungkinan bahwa telur atau larva lalat terkontaminasi bakteri berbahaya. Contohnya seperti bakteri salmonella enteritidis dan escherichia coli. Di mana infeksi kedua bakteri tersebut dapat menimbulkan beberapa gejala seperti mual, kram, diare, dan demam. Lebih parahnya lagi, kedua kondisi tersebut juga dapat menyebabkan tinja berdarah dan kelelahan.

Itulah penjelasan mengenai alasan mengapa telur lalat di makanan berbahaya. Telur lalat yang tertelan dari makanan, dapat menimbulkan bahaya bagi tubuh seseorang. Salah satu bahayanya adalah risiko penyakit intestinal myiasis. 

Tak hanya itu, telur atau larva lalat yang tertelan juga dapat menimbulkan infeksi bakteri yang berbahaya bagi manusia. Contohnya seperti bakteri salmonella enteritidis dan escherichia coli. 

Karena itu, pastikan untuk senantiasa berhati-hati dalam mengolah atau mengonsumsi makanan tertentu. Penting untuk terlebih dahulu memeriksa dengan seksama atau mencuci bahan makanan yang akan diolah. Pastikan juga makanan selalu tertutup ketika menyiapkan, memasak, dan menyajikan di luar ruangan.

Jika kamu memiliki gejala keracunan makanan seperti mual, muntah, atau diare, setelah mengonsumsi makanan, segeralah periksakan kondisimu. 

Nah, melalui aplikasi Halodoc, kamu bisa membuat janji rumah sakit untuk memeriksakan kondisimu. Tentunya tanpa perlu mengantre atau menunggu berlama-lama. Jadi, tunggu apa lagi? Yuk, download Halodoc sekarang juga! 

Referensi: 

CDC.gov. Diakses pada 2022. Intestinal Myiasis.

Healthline. Diakses pada 2022. I Accidentally Ate Maggots. Now What?

Mulai Rp50 Ribu! Bisa Konsultasi dengan Ahli seputar Kesehatan