Ini Alasan Pengidap Multiple Sclerosis Bisa Idap Parestesia

Ditinjau oleh  dr. Rizal Fadli   15 Mei 2019
Ini Alasan Pengidap Multiple Sclerosis Bisa Idap ParestesiaIni Alasan Pengidap Multiple Sclerosis Bisa Idap Parestesia

Halodoc, Jakarta – Parestesia adalah sensasi kulit yang terasa mati rasa atau gatal tanpa alasan yang jelas. Sensasi ini biasanya terjadi karena seseorang secara tidak sengaja menekan saraf. Jenis paresthesia umumnya bersifat sementara dan biasanya sembuh tanpa perawatan khusus.

Namun, jika kondisi ini berlanjut, pengidapnya mungkin memiliki kondisi medis tertentu. Pengidap multiple sclerosis diduga bisa mengidap parestesia dengan intensitas yang lumayan tinggi. Lantas, apa penyebab pengidap MS bisa mengalami parestesia? Berikut penjelasannya

Baca Juga: Awas, 16 Hal Ini Bisa Menyebabkan Parestesia pada Kulit

Mengapa Pengidap Multiple Sclerosis Bisa Idap Parestesia?

Multiple sclerosis adalah gangguan kesehatan yang berhubungan dengan sumsum tulang belakang dan saraf yang terhubung di otak. Parestesia termasuk salah satu gejala dari multiple sclerosis. Selubung mielin yang rusak mengganggu visualisasi yang akan dihubungkan ke otak, akibatnya timbul mati rasa (parestesia) yang menyebabkan pandangan kabur atau pandangan ganda.  

Meskipun mati rasa dan kesemutan adalah istilah yang paling sering digunakan untuk menggambarkan sensasi ini, karakteristik atau gejala parestesia lainnya dapat meliputi:

  • Pin dan jarum
  • Gelitik
  • Gatal
  • Berduri
  • Daerah yang terkena terasa dingin
  • Kekakuan
  • Berdengung
  • Bergetar
  • Denyutan

Diagnosa Parestesia

Untuk mendiagnosis parestesia, dokter akan bertanya seputar riwayat medis terlebih dahulu. Selanjutnya, dokter akan melakukan pemeriksaan fisik untuk menemukan letak terjadinya parestesia serta menentukan tes penunjang. Beberapa tes penunjang yang mungkin dilakukan, yakni:

  • Studi konduksi saraf untuk mengukur seberapa cepat impuls saraf berjalan di otot.
  • Elektromiografi (EMG) untuk melihat aktivitas listrik, seperti bagaimana saraf dan otot berinteraksi.
  • Magnetic resonance imaging (MRI) yang dapat digunakan untuk melihat berbagai area tubuh dengan sangat rinci.
  • Ultrasonografi  untuk menghasilkan gambar tubuh. Tes ini dapat diterapkan ke area yang lebih kecil untuk mencari kompresi atau kerusakan saraf, seperti yang terjadi pada carpal tunnel syndrome.

Jenis tes akan direkomendasikan dokter tergantung pada gejala dan riwayat medis seseorang.

Baca Juga: 6 Fakta tentang Kerusakan Saraf Multiple Sclerosis

Pengobatan Parestesia

Perawatan parestesia tergantung pada penyebabnya. Pengobatan berfokus pada pemicu awal terjadinya parestesia. Jika penyebabnya adalah penyakit multiple sclerosis, maka pengobatannya akan berfokus pada penyakit tersebut.

Selain itu, pengobatan juga tergantung kondisi medis seseorang. Misalnya, jika kamu memiliki cedera gerakan berulang, beberapa penyesuaian gaya hidup atau terapi fisik dapat menyelesaikan masalahnya. Namun, apabila penyebabnya adalah jenis kerusakan saraf, kemungkinan besar akan sulit untuk dipulihkan.

Pencegahan Parestesia

Paresthesia tidak selalu dapat dicegah. Sebab, kondisi ini biasanya berhubungan dengan kebiasaan seseorang. Contohnya, parestesia akan sering terjadi apabila seseorang sering tertidur di lengan tangannya. Langkah pencegahannya mungkin berupa mengurangi terjadinya atau tingkat keparahan paresthesia. Misalnya, menggunakan splint pergelangan tangan di malam hari dapat mengurangi kompresi saraf tangan dan membantu mengatasi gejala parestesia yang dialami pada malam hari. Namun, adapun beberapa tips untuk mencegah paresthesia kronis, yakni:

  • Hindari gerakan berulang jika memungkinkan.
  • Banyak beristirahat saat sering melakukan gerakan berulang.
  • Bangun dan bergeraklah sesering mungkin jika telah duduk lama.
  • Jika mengidap diabetes atau penyakit kronis lainnya, pemantauan yang cermat dan manajemen penyakit akan membantu menurunkan kemungkinan mengalami parestesia.

Baca Juga: Kenali 4 Penyakit yang Bisa Serang Saraf

Kalau kamu punya pertanyaan lain seputar kondisi parestesia, tanyakan saja ke dokter Halodoc. Gunakan fitur Talk to A Doctor yang ada di aplikasi Halodoc untuk menghubungi dokter kapan saja dan di mana saja via Chat, dan Voice/Video Call. Yuk, segera download aplikasi Halodoc di App Store atau Google Play!

Mulai Rp25 Ribu! Bisa Konsultasi dengan Dokter seputar Kesehatan