Ini Alasan Virtual Meeting Bisa Melelahkan Selama WFH

Ditinjau oleh  dr. Rizal Fadli   18 September 2020
Ini Alasan Virtual Meeting Bisa Melelahkan Selama WFHIni Alasan Virtual Meeting Bisa Melelahkan Selama WFH

Halodoc, Jakarta – Pernah tidak kamu mengalami mager luar biasa ketika menjalani virtual meeting selama WFH? Padahal, seharusnya virtual meeting memudahkan dari segi waktu, tempat, dan persiapan. Namun, kenapa justru lebih melelahkan ya?

Dilansir dari laman Psychology Today, virtual meeting justru lebih membebani kerja otak ketimbang meeting tatap muka. Virtual meeting membuat kamu harus memberikan perhatian pada kamera di komputer, sementara pikiran mengembara ke mana-mana. Nah, inilah yang membuat otak harus bekerja lebih banyak, sehingga membebaninya.

Baca juga: Uji Coba Vaksin Corona Lemah pada Lansia, Apa Alasannya?

Virtual Meeting, Solusi yang Bikin Dilema

Virtual meeting dianggap bisa melelahkan karena kamu harus melakukan upaya lebih untuk bisa terlihat tertarik dengan bahasan diskusi. Mulai dari mengatur mimik wajah, intonasi suara, belum lagi berusaha menangkap dan mencerna pembicaraan dari peserta meeting. 

Berbeda dengan meeting langsung yang dinilai lebih emosional dalam interaksi dan ada empati. Berikut ini adalah pemaparan lebih jelas kenapa virtual meeting lebih bisa melelahkan.

1. Kehilangan Komunikasi Non-verbal

Perasaan dan sikap sebagian besar disampaikan oleh sinyal non-verbal. Misalnya seperti ekspresi wajah, nada dan volume suara, gerak tubuh, postur tubuh, serta jarak orang yang satu dengan lainnya. Dalam pertemuan tatap muka, kamu dapat memproses sebagian besar isyarat tersebut secara otomatis, dan masih dapat mendengarkan obrolan pada saat bersamaan. 

Namun, dalam virtual meeting, kamu perlu bekerja lebih keras untuk memproses isyarat non-verbal. Memberikan perhatian lebih banyak pada hal-hal ini dapat menguras energi. Pikiranmu ada di tempat meeting sedangkan secara fisik tidak. Situasi inilah yang menyebabkan orang sering merasa lelah sehabis virtual meeting. 

Dalam pertemuan tatap muka, kamu juga dapat menggunakan isyarat non-verbal untuk membuat penilaian emosional. Apakah orang tersebut mengatakan yang sebenarnya atau tidak, misalnya, atau seberapa yakin orang tersebut dengan pernyataannya. Sedangkan pada virtual meeting kamu hanya bisa mengandalkan verbal.

2. Gangguan-Gangguan Lain

Karena berada di dalam rumah, kamu harus siap dengan gangguan-gangguan seperti suara kendaraan, anak-anak yang bermain, atau bunyi panci jatuh. Secara tidak langsung ini akan memecah konsentrasi jalannya meeting

Belum lagi gangguan koneksi yang membuat meeting terhenti sejenak, sehingga kamu harus mengulangi kembali apa yang kamu sampaikan. Selain itu, gangguan koneksi juga bisa membuat obrolan jadi tidak nyambung. 

Baca juga: Efektifkah Vaksin Pneumonia untuk Cegah Corona?

Gangguan-gangguan ini kerap kali membuat frustrasi, sehingga kualitas meeting jadi tidak baik. Karena gangguan-gangguan ini pun sering terjadi salah paham, rekan dinilai tidak ramah, kurang fokus, dan lain-lainnya. 

3. Tidak Ada “Break”

Ternyata break saat meeting sangat membantu untuk menyegarkan pikiran. Minum kopi atau teh sembari makan camilan selama 15-20 menit baru kemudian melanjutkan meeting itu sangat membantu. Nah, pada virtual meeting, “kemewahan” semacam ini tidak ada. Obrolan dan diskusi terus berlanjut, entah sedang tegang-tegangnya ataupun ketika titik temu belum juga diperoleh.

4. Menatap Wajah Sendiri Membuat Stres

Virtual meeting membuat kamu menatap wajah sendiri dan ini memicu stres. Ketika kamu melihat ekspresi wajah bosan tapi berusaha terlihat ceria, ini bisa menjadi tekanan tersendiri selain topik meeting yang sedang dibahas.

Baca juga: Stres di Tengah Pandemi Virus Corona? Ini 3 Tips Mengatasinya

Lantas bagaimana mengatasinya? Ternyata bertelepon dianggap lebih relevan ketimbang virtual meeting. Pertimbangkan baik-baik apakah kamu dan tim memang membutuhkan virtual meeting atau tidak. Jika memang hal yang hendak didiskusikan masih bisa diobrolkan lewat email, justru malah lebih baik. 

Masa-masa pandemi saat ini memang kerap menempatkan seseorang mengalami kelelahan mental, jika kamu butuh bantuan profesional medis terkait kesehatan mental, hubungi saja Halodoc. Dokter yang ahli di bidangnya akan berusaha memberikan solusi terbaik. Caranya mudah, cukup download aplikasi Halodoc lewat Google Play atau App Store. Melalui fitur Contact Doctor kamu bisa memilih mengobrol lewat Video/Voice Call atau Chat.


Referensi:
Psychology Today. Diakses pada 2020. Are Zoom Meetings Tiring You Out? Here's How to Recover.
Inverse. Diakses pada 2020. 5 Psychological Reasons To Reduce The Number of Zoom Meetings.


Mulai Rp50 Ribu! Bisa Konsultasi dengan Ahli seputar Kesehatan