Ini Bahaya Hati yang Berlemak alias Fatty Liver

Ditinjau oleh  Redaksi Halodoc   17 Juli 2018
Ini Bahaya Hati yang Berlemak alias Fatty LiverIni Bahaya Hati yang Berlemak alias Fatty Liver

Halodoc, Jakarta – Fatty liver adalah sebuah istilah yang menggambarkan penumpukan lemak di hati. Sebenarnya memiliki sejumlah lemak di hati adalah kondisi yang normal, tapi kalau sudah berlebihan justru berbahaya untuk kesehatan. Hati adalah organ terbesar kedua di dalam tubuh dan bertanggungjawab untuk memproses semua makanan yang kita makan, minum, dan menyaring zat berbahaya dalam tubuh.

Faktanya, terlalu banyak lemak di hati dapat membuat kerusakan jangka panjang pada hati. Hati berlemak pada tahap awal didiagnosis ketika proporsi sel hati yang mengandung lemak lebih dari 5 persen. Hati biasanya bisa memperbaiki diri sendiri dengan membangun kembali sel-sel hati yang baru ketika yang lama rusak.

Ketika ada kerusakan berulang pada hati, jaringan parut permanen terjadi dan kondisi ini disebut dengan sirosis. Dalam banyak kasus, hati berlemak tidak memiliki gejala dan menurut catatan American Liver Foundation, kondisi hati berlemak atau fatty liver ini dialami oleh orang-orang yang berusia 40-60 tahun. Walaupun begitu, tidak menutup kemungkinan seorang anak kecil mengidap hati berlemak karena konsumsi minuman soda yang berlebihan. Baca juga: Ingin Tidur Nyenyak? Penuhi Asupan Nutrisi Ini

Penyebab Fatty yang Berlemak

Penyebab utama hati berlemak adalah konsumsi tinggi alkohol yang sampai mengakibatkan kecanduan. Selain itu, ada beberapa kondisi lain yang bisa menyebabkan hati berlemak seperti kegemukan, kadar lemak tinggi di dalam darah, konsumsi obat-obat tertentu yang berpengaruh pada fungsi hati, penurunan berat badan terlampau cepat, dan riwayat genetik.

Pola makan tidak sehat ternyata dapat juga menjadi pemicu hati berlemak. Konsumsi karbohidrat terlalu banyak bisa menghasilkan lemak berlebih di perut dan hati. Demikian juga gula yang dapat mengaktifkan produksi lemak di hati, sehingga menciptakan proses internal yang disebut lipogenesis. Sama halnya dengan fruktosa yang merupakan jenis gula yang paling berbahaya untuk hati. Baca juga: Kenapa Wanita Merasakan Sakit PMS?

Walaupun tidak memiliki gejala umum yang pasti, ada beberapa tanda khas yang menunjukkan kalau seseorang mengidap hati berlemak, yaitu kelelahan luar biasa dan rasa tidak nyaman di area perut, tidak bisa berkonsentrasi , sakit perut, penurunan berat badan, dan lain-lain. Apabila gejala ini berkembang tanpa ditangani secara signifikan, maka akan menjadi sirosis dengan tanda-tanda perut membesar berisi cairan, penyakit kuning pada kulit dan mata, serta pendarahan abnormal.

Pencegahan Hati Berlemak

Untuk pencegahan hati berlemak, tidak lain adalah mengurangi konsumsi karbohidrat olahan dan meningkatkan asupan lemak sehat, terutama lemak jenuh yang berasal dari kelapa, daging sapi, kacang-kacangan, dan biji-bijian. Mengurangi konsumsi fruktosa adalah salah satu langkah lain menjaga pola makan sehat untuk mencegah hati berlemak.

Meningkatkan metabolisme melalui latihan rutin juga dapat mencegah fatty liver. Olahraga rutin dapat meningkatkan resistensi insulin. Mulailah dengan latihan sederhana seperti berjalan selama 30 menit perhari, baru kemudian melakukan olahraga kombinasi antara kardio dan angkat beban untuk menghasilkan efek yang lebih maksimal.  

Mengonsumsi makanan yang mengandung sulfur dan super food dapat menjadi salah satu cara detoksifikasi alami. Beberapa makanan super yang baik untuk dikonsumsi adalah brokoli, kembang kol, kale, sawi, bawang putih, dan selada air.

Kalau kamu ingin tahu lebih banyak mengenai bahaya hati yang berlemak, bisa tanyakan langsung ke Halodoc. Dokter-dokter yang ahli di bidangnya akan berusaha memberikan solusi terbaik. Caranya, cukup download aplikasi Halodoc lewat Google Play atau App Store. Melalui fitur Contact Doctor kamu bisa memilih mengobrol lewat Video/Voice Call atau Chat.






Mulai Rp25 Ribu! Bisa Konsultasi dengan Dokter seputar Kesehatan