Ini Bahaya Rabies bagi Si Kecil

Ditinjau oleh  dr. Rizal Fadli   04 Oktober 2019
Ini Bahaya Rabies bagi Si KecilIni Bahaya Rabies bagi Si Kecil

Halodoc, Jakarta – Rabies adalah salah satu penyakit yang perlu diwaspadai orangtua karena bisa terjadi pada anak-anak. Apalagi bila memiliki hewan peliharaan, seperti anjing dan kucing di rumah. Hal ini karena rabies paling sering ditularkan oleh gigitan hewan. Meskipun dengan melakukan penanganan secepat mungkin, virus rabies bisa dijinakkan, tetapi bagi anak-anak yang sistem kekebalan tubuhnya masih rendah, rabies bisa menjadi sangat berbahaya. Ketahui bahaya rabies pada anak di sini.

Rabies atau yang dikenal juga dengan sebutan “anjing gila” adalah infeksi virus yang menyerang otak dan sistem saraf. Penyakit ini termasuk penyakit yang berbahaya karena bisa menyebabkan kematian. Memberikan vaksin rabies segera setelah tergigit hewan yang terinfeksi memang bisa mencegah penyakit tersebut bertambah parah. Meski demikian, di Indonesia sendiri, terdapat 90 korban meninggal dari 25.000 kasus gigitan hewan penular rabies yang sudah diberi vaksin anti rabies. 

Penyebab Rabies pada Anak

Virus rabies bisa memasuki tubuh melalui luka, goresan, atau gigitan, atau melalui mulut dan mata. Begitu terinfeksi, virus akan langsung menuju ke sistem saraf pusat dan mencapai otak. Setelah itu, ia akan menyebar ke saraf dan menginfeksi berbagai organ.

Virus rabies bisa ditemukan pada air liur hewan yang terinfeksi dan paling sering disebarkan melalui gigitan hewan atau cakaran, karena banyak hewan yang sering menjilati cakarnya. Jadi, Si Kecil berisiko terkena rabies bila ia digigit atau dicakar oleh hewan dengan rabies. Virus ini juga bisa menyebar bila Si Kecil memiliki luka yang kemudian dijilat oleh hewan yang terinfeksi. Tidak hanya itu saja, rabies juga bisa didapatkan bila Si Kecil menyentuh mulut atau matanya dengan tangan yang sudah terkena air liur hewan yang terinfeksi.

Baca juga: Kenali Hewan yang Memiliki Rabies

Waspadai Gejala Rabies pada Anak

Gejala rabies biasanya baru muncul sekitar 4–12 minggu setelah terinfeksi virus rabies. Pada tahap awal, gejala rabies meliputi demam, sakit kepala, hilang nafsu makan, dan muntah. Selain itu, gejala seperti nyeri, gatal atau mati rasa juga bisa muncul di area yang tergigit hewan. Seiring berjalannya waktu, gejala bisa berkembang menjadi semakin parah, yaitu kesulitan menelan, kebingungan, dan hilang kemampuan menggerakkan otot (lumpuh). Gejala-gejala tersebut menandakan bahwa kondisi pengidap semakin memburuk. Bahaya yang paling fatal yang bisa terjadi pada Si Kecil adalah koma hingga kematian.

Karena itu, orangtua perlu waspada terhadap gejala-gejala rabies yang ditunjukkan Si Kecil. Gejala rabies kadang-kadang juga terlihat mirip seperti penyakit lainnya. Jadi, orangtua dianjurkan untuk membawa Si Kecil ke dokter untuk memastikan diagnosis. Untuk melakukan pemeriksaan kesehatan anak, kamu bisa buat janji dengan dokter di rumah sakit pilihan kamu melalui Halodoc.

Baca juga: Ternyata Rabies Sulit Dideteksi Melalui Pemeriksaan Darah

Pengobatan Rabies pada Anak

Memberikan vaksin rabies merupakan pengobatan paling efektif yang perlu segera dilakukan setelah terinfeksi dengan virus rabies. Bila gejala sudah muncul, maka belum ada obat yang diketahui dapat menyembuhkan rabies. 

Pengobatan untuk dugaan rabies terdiri dari satu dosis imunoglobulin dan serangkaian suntikan vaksin rabies selama dua minggu. Vaksin rabies juga bisa diberikan pada anak-anak yang berisiko tinggi untuk terpapar. Bicarakanlah dengan petugas kesehatan anak untuk mempelajari vaksin ini lebih lanjut.

Baca juga: Mengancam Nyawa, Cegah Rabies dengan 6 Cara Ini

Itulah bahaya rabies pada Si Kecil. Untuk menjaga kesehatan ibu sekeluarga, yuk, download Halodoc sekarang juga di App Store dan Google Play.

Referensi:
University of Rochester Medical Center. Diakses pada 2019.  Rabies in Children. 

Mulai Rp25 Ribu! Bisa Konsultasi dengan Dokter seputar Kesehatan