Ini Bahaya Tidur Pagi untuk Kesehatan Akibat Kerja Shift

3 menit
Ditinjau oleh  dr. Fadhli Rizal Makarim   03 November 2022

“Perubahan tidur dan makan akibat kerja shift malam bisa mengganggu ritme sirkadian tubuh. Hal ini dapat memicu kenaikan gula darah, mengganggu metabolisme dan menurunkan fungsi kekebalan tubuh.”

Ini Bahaya Tidur Pagi untuk Kesehatan Akibat Kerja ShiftIni Bahaya Tidur Pagi untuk Kesehatan Akibat Kerja Shift

Halodoc, Jakarta – Karyawan yang kedapatan kerja shift malam mengharuskan  terjaga semalaman. Alhasil, mereka baru bisa tertidur di pagi harinya. Hal ini sebenarnya tidak masalah jika dilakukan sesekali. Namun, berisiko mengganggu kesehatan bila dilakukan terlalu sering.

Menurut studi yang dipublikasikan pada Proceedings of the National Academy of Sciences (PNAS), terjaga semalaman dan tidur di siang hari bisa memicu perubahan pada lebih dari 100 protein dalam darah, termasuk yang terkandung dalam gula darah, fungsi kekebalan tubuh dan metabolisme. 

Latar Belakang Penelitian

Menurut Christopher Dephner, penulis utama dalam penelitian ini, studi sebelumnya menunjukkan bahwa kerja shift malam adalah faktor risiko kenaikan berat badan dan gangguan metabolisme lainnya. Hal ini disebabkan karena ketidakselarasan ritme sirkadian tubuh, yaitu sistem internal tubuh yang mengatur banyak hal, mulai dari siklus tidur hingga pencernaan. Saat terjaga semalaman, ritme ini tentunya berubah. Yang normalnya tidur di malam hari berubah di pagi hari. 

Dalam penelitian tersebut, partisipan terdiri dari enam pria sehat berusia 20-an dengan jadwal tidur teratur, yaitu tidur rata-rata delapan jam di malam hari. Mereka menghabiskan enam hari di pusat penelitian di University of Colorado Hospital. Selama tinggal di sana, para peneliti secara ketat mengatur makanan, tidur, aktivitas, dan paparan cahaya mereka.

Setelah menghabiskan dua hari pertama mengikuti jadwal tidur dan makan seperti biasa, para pria secara bertahap dialihkan ke simulasi jadwal tidur dan makan shift malam. Selama perubahan jadwal tersebut, para pria dijaga sepanjang malam dan dibiarkan tidur selama delapan jam di siang hari dan makan di malam hari.

Para peneliti mengambil sampel darah setiap empat jam. Mereka menemukan bahwa dari 1.129 protein yang dipelajari, sebanyak 10 persen atau sekitar 129 protein berubah semenjak simulasi shift malam. 

Protein yang umumnya lebih banyak di siang hari menjadi memuncak pada malam hari, begitu juga sebaliknya. Para peneliti terkejut dengan besarnya dan jumlah perubahan biokimia ini. Pasalnya, perubahannya sangat banyak dan cepat.

Bahaya Tidur Pagi untuk Kesehatan

Salah satu protein yang mengalami perubahan adalah glukagon Protein tersebut adalah hormon yang menyebabkan hati mengeluarkan glukosa darah dan membantu mengatur kadar gula darah. Selama simulasi shift malam dimulai, kadar glukagon naik dan memuncak pada malam hari daripada siang hari. Seiring waktu, hal ini bisa menjadi risiko utama penyakit diabetes. 

Protein lain yang dipengaruhi oleh shift malam adalah FGF19, atau faktor pertumbuhan fibroblast 19. Menurut penelitian pada hewan, protein tersebut dapat meningkatkan pembakaran kalori. Pada hari-hari ketika tidur dan makan digeser, tingkat FGF19 menurun. 

Peneliti menduga bahwa hal ini menjadi penyebab tubuh para peserta membakar 10 persen kalori lebih sedikit selama simulasi shift malam. Lambat laun, efek ini dapat memicu berat badan. 

Kesimpulannya, perubahan kebiasaan tidur dan makan bisa mengganggu ritme sirkadian tubuh. Akibatnya, hal ini bisa menempatkan seseorang pada risiko penambahan berat badan dan diabetes.

Jika kamu punya pertanyaan lain seputar masalah kesehatan, hubungi dokter melalui aplikasi Halodoc saja. Dokter yang ahli di bidangnya akan menjawab pertanyaan kamu sekaligus memberikan solusi terbaik. Jangan tunda sebelum kondisinya memburuk, download Halodoc sekarang juga!

Referensi:
Everyday Health. Diakses pada 2022. Study Reveals Why All-Nighters May Be So Dangerous for Your Health.
Health. Diakses pada 2022. Is Staying Up Late Bad for You?

Mulai Rp50 Ribu! Bisa Konsultasi dengan Ahli seputar Kesehatan