Intoleransi Makanan vs Alergi Makanan, Mana yang Lebih Bahaya?

Ditinjau oleh  dr. Rizal Fadli   22 Agustus 2022
Intoleransi Makanan vs Alergi Makanan, Mana yang Lebih Bahaya?Intoleransi Makanan vs Alergi Makanan, Mana yang Lebih Bahaya?

“Banyak orang yang kesulitan untuk membedakan antara intoleransi makanan dengan alergi makanan. Namun, antara dua masalah ini, yang mana sih yang lebih membahayakan?”

Halodoc, Jakarta - Makan bagi kebanyakan orang adalah hal yang menyenangkan. Namun, beberapa orang menganggap makanan tertentu bagaikan "musuh", yang menimbulkan berbagai reaksi tidak enak pada tubuh. 

Munculnya reaksi negatif dari tubuh usai menyantap makanan tertentu dapat dijelaskan dengan dua kondisi, yaitu intoleransi dan alergi. Pada beberapa kasus, kedua kondisi tersebut akan memunculkan gejala yang serupa. Padahal, sebenarnya kedua hal itu berbeda, lho.

Terbatas pada Masalah Pencernaan

Simpel pertanyaannya, apa bedanya intoleransi makanan dan alergi makanan? Menurut jurnal dalam US National Library of Medicine National Institutes of Health - Food allergies and food intolerances, intoleransi berasal dari mekanisme imunologis yang disebut sebagai alergi makanan. Sedangkan bentuk non-imunologis, disebut intoleransi makanan.

Intoleransi makanan dan alergi makanan hampir mirip. Sebab, intoleransi makanan merupakan reaksi negatif tubuh yang muncul, imbas mengonsumsi makanan tertentu. Bedanya, intoleransi makanan merupakan reaksi dari sistem pencernaan. Tidak ada kaitannya dengan antibodi seperti alergi makanan.

Umumnya, intoleransi makanan terjadi pada orang yang sulit mencerna makanan. Hal ini diduga karena kurangnya enzim atau terdapatnya zat kimia yang sulit dicerna pada suatu makanan. Ambil contoh pada pengidap intoleransi laktosa. Di sini sistem pencernaan tidak bisa menghasilkan enzim untuk mencerna lakoas, salah satu bentuk gula yang terdapat pada susu dan produk olahannya.

Pada kasus intoleransi makanan, jumlah makanan yang diasup bisa menjadi faktor penentu. Jika hanya sedikit, mungkin reaksi negatif tidak akan muncul. Namun, ketika dikonsumsi dalam jumlah banyak, reaksi intoleransi makanan pada tubuh bisa terjadi.

Jelas berbeda dengan alergi makanan. Sebab dalam beberapa kasus, dampak alergi makanan bisa muncul seketika, meski pengidapnya hanya mengonsumsi makanan yang memicu alergi.

Lalu, bagaimana dengan gejala intoleransi makanan? Gejalanya juga berbeda dengan alergi makanan. Nah, berikut beberapa gejala yang umumnya dialami pengidapnya.

  •  Perut terasa kembung dan begah.
  •  Sakit perut.
  •  Nyeri dada karena refluks asam lambung.
  •  Muncul rasa tidak nyaman.
  •  Lemas.
  •  Batuk-batuk.

Nah, bila mengalami gejala-gejala di atas, segeralah temui atau tanyakan dokter untuk mendapatkan penanganan yang tepat. Kamu bisa kok bertanya langsung pada dokter melalui aplikasi Halodoc.

Lantas, bagaimana dengan dampak dari alergi makanan?

Anafilaksis yang Mengancam Nyawa

Berbicara alergi makanan pasti juga membicarakan sistem kekebalan tubuh. Sebab, keduanya berkaitan satu sama lain. Alergi makanan ini terjadi ketika sistem imun menganggap protein di dalam makanan sebagai ancaman bagi tubuh. Nah, untuk merespon “serangan” tersebut, tubuh akan melepaskan senyawa kimia yang memicu reaksi alergi. Di kondisi inilah berbagai gejala alergi makanan akan timbul.

Untuk menetralisir alergen di dalam makanan, sistem kekebalan tubuh akan mengeluarkan sejenis antibodi yang disebut IgE (Imunoglobulin E). IgE ini akan merangsang tubuh untuk mengeluarkan histamin (senyawa kimia) ke aliran darah. Nah, histamin inilah yang bakal menimbulkan gejala alergi.

Lalu, bagaimana dengan gejala alergi makanan?

Meski reaksi alergi makanan pada setiap orang berbeda-beda, tetapi terdapat beberapa gejala yang umumnya dialami pengidapnya. Berikut contohnya seperti dijelaskan dalam National Institutes of Health - MedlinePlus:

  • Gatal atau bengkak di mulut kamu.
  • Muntah, diare, atau kram perut dan nyeri.
  • Gatal-gatal atau eksim.
  • Kesulitan bernapas.
  • Penurunan tekanan darah.
  • Kulit gatal, perih, kemerahan, bengkak, biduran, bentol, atau muncul ruam.
  • Hidung gatal, berair, tersumbat, dan bersin-bersin.
  • Mata gatal, merah, dan berair.

Hal yang perlu digarisbawahi, dalam beberapa kasus alergi makanan bisa menyebabkan masalah serius. Contohnya, anafilaksis. Kondisi ini merupakan reaksi alergi yang tergolong berat karena bisa mengancam nyawa pengidapnya. Tuh, seram kan?

Nah, sudah tahu kan perbedaan di antara keduanya? Jadi kesimpulannya, alergi makanan menyebabkan reaksi sistem imun yang memengaruhi banyak organ dalam tubuh. Kondisi Ini dapat menyebabkan berbagai gejala. Sebaliknya, gejala intoleransi makanan umumnya kurang serius dan lebih sering terbatas pada masalah pencernaan.

Mau tahu lebih jauh mengenai alergi makanan atau intoleransi makanan? Kamu bisa menggunakan fitur tanya dokter pada aplikasi Halodoc. Lewat fitur Chat dan Voice/Video Call, kamu bisa mengobrol dengan dokter ahli kapan dan di mana saja tanpa perlu ke luar rumah. Yuk, download aplikasi Halodoc sekarang juga di App Store dan Google Play!

 

Referensi:
Mayo Clinic. Diakses pada 2020 .Food allergy vs. food intolerance: What's the difference?
National Institutes of Health - MedlinePlus. Diakses pada 2020. Food Allergy.
US National Library of Medicine National Institutes of Health. Diakses pada 2020. Food allergies and food intolerances.

Mulai Rp50 Ribu! Bisa Konsultasi dengan Ahli seputar Kesehatan