Ini Bedanya Sakit Kepala dan Nyeri Kepala pada Anak

Ditinjau oleh  dr. Fadhli Rizal Makarim   24 Februari 2020
Ini Bedanya Sakit Kepala dan Nyeri Kepala pada AnakIni Bedanya Sakit Kepala dan Nyeri Kepala pada Anak

Halodoc, Jakarta - Mengalami pusing atau sakit kepala? Mungkin, kamu merasakan sama, padahal pusing atau nyeri kepala dan sakit kepala itu adalah dua penyakit yang berbeda. Perbedaan sederhana adalah sensasi yang dirasakan. Kalau sakit kepala, biasanya kamu merasakan kepala berdenyut seperti kepala sedang dipukul atau diikat terlalu erat. Sementara nyeri kepala atau pusing sering diikuti dengan gangguan keseimbangan dan pandangan mengabur. 

Lalu, faktor yang menyebabkan pusing dan sakit kepala juga berbeda. Sakit kepala terbagi menjadi dua jenis, primer dan sekunder. Biasanya, sakit kepala sering terjadi karena masalah kesehatan lain. Berbeda dengan nyeri kepala, yang umumnya terjadi di seluruh bagian kepala, bukan hanya sebagian. Lalu, bagaimana dengan sakit kepala yang menyerang anak?

Nyeri dan Sakit Kepala pada Anak

Sering kali, orangtua tidak bisa menyimpulkan apa yang sedang dirasakan anak, apakah itu mengacu pada sakit kepala atau nyeri kepala. Ini berdampak pada diagnosis dokter dan pengobatan yang diberikan. Sama halnya dengan orang dewasa, nyeri kepala pada anak terbagi menjadi primer dan sekunder. 

Baca juga: Kenali Bedanya Jenis-Jenis Sakit Kepala

Nyeri kepala primer dibagi menjadi tiga jenis, yaitu migrain, sakit kepala kluster, dan sakit kepala tegang. Sementara nyeri kepala sekunder biasanya terjadi karena adanya kondisi medis yang mendasarinya. Dari banyaknya kasus nyeri kepala pada anak dan remaja, migrain menjadi keluhan yang paling sering dialami. Menyusul kemudian nyeri kepala tegang dan sakit kepala sekunder yang terjadi karena trauma kepala, infeksi intrakranial, dan massa intrakranial. 

Migrain pada anak terbagi lagi menjadi beberapa jenis, seperti migrain tanpa aura, migrain dengan aura, dan sindrom periodik. Migrain tanpa aura adalah jenis yang paling umum, dengan ciri kepala terasa berdenyut yang terkadang tidak bisa dijelaskan oleh anak. Biasanya, disertai pula dengan mual dan muntah, serta menjadi lebih buruk jika anak beraktivitas. Sementara kasus sakit kepala sekunder, lebih sering terjadi karena tumor otak dan meningitis. 

Baca juga: 3 Fakta tentang Sakit Kepala yang Harus Diketahui

Mengobati Sakit Kepala dan Nyeri Kepala

Oleh karena belum mampu mengartikan apa yang dirasakannya dengan baik, sangat mungkin ibu salah dalam mengartikan kondisi yang sedang anak alami. Agar lebih aman, lebih baik bawa anak berobat ke rumah sakit, sehingga diagnosisnya lebih jelas, pengobatan yang diberikan pun lebih tepat. Nah, supaya lebih mudah ketika berobat ke rumah sakit, ibu bisa memakai aplikasi Halodoc

Sakit kepala yang bersifat primer biasanya dapat mereda tanpa memerlukan pengobatan atau perawatan khusus. Pada beberapa kondisi, pengobatan perlu diberikan. Namun, tidak ada salahnya mencoba pengobatan alternatif seperti meditasi, akupuntur, atau terapi perilaku kognitif. 

Sementara itu, sakit kepala sekunder harus memerlukan pemeriksaan kesehatan lanjutan untuk menguatkan diagnosis. Begitu pula dengan nyeri kepala. Biasanya, pengobatan diawali dengan menemukan penyebab medis yang mendasarinya, dan memfokuskan pada penanganan penyebabnya. 

Baca juga: Ini 3 Beda Letak Sakit Kepala

Jadi, jangan memberikan sembarang obat pada sang buah hati, meski ia hanya mengeluhkan nyeri atau sakit kepala. Sebaiknya, langsung tanyakan saja pada dokter atau periksakan kondisi anak ke rumah sakit, sehingga anak bisa mendapatkan penanganan yang tepat sesuai dengan kondisi dan keluhan yang ia alami. 

Referensi: 
IDAI. Diakses pada 2020. Nyeri Kepala pada Anak dan Remaja.
Mayo Clinic. Diakses pada 2020. Dizziness - Symptoms and Causes.
Everyday Health. Diakses pada 2020. Headaches and Dizziness.

Mulai Rp25 Ribu! Bisa Konsultasi dengan Dokter seputar Kesehatan