Ini Gejala Mengidap Hiperhidrosis yang Perlu Diwaspadai

Ditinjau oleh  dr. Gabriella Florencia   15 Mei 2019
Ini Gejala Mengidap Hiperhidrosis yang Perlu Diwaspadai Ini Gejala Mengidap Hiperhidrosis yang Perlu Diwaspadai

Halodoc, Jakarta - Pernahkah suatu hari atau seringkali mengalami berkeringat berlebihan padahal tidak berada di dalam ruangan yang panas atau sedang berolahraga? Jika iya, maka kamu harus mencurigainya karena hal ini adalah gejala hiperhidrosis.

Berkeringat adalah hal yang wajar karena merupakan sistem mekanisme alami tubuh dalam mendinginkan suhu tubuh yang terlalu panas. Namun jika kamu mengidap hiperhidrosis, maka kamu mengeluarkan keringat lebih banyak dari normal, meski tubuh tidak perlu pendinginan.

Keringat tersebut dapat memenuhi seluruh tubuh hingga baju basah, atau hanya di bagian tertentu saja, seperti tempat yang paling sering adalah telapak tangan. Kondisi ini tidak membahayakan, tetapi mengganggu kualitas hidup pengidapnya. Kondisi ini bisa menimbulkan perasaan malu, stres, depresi, dan gelisah.

Baca Juga: Keluar Keringat saat Tidur, Hati-Hati Terkena Hiperhidrosis

Gejala Hiperhidrosis yang Wajib Diwaspadai

Penyakit ini bisa dialami oleh siapa saja, biasanya kondisi ini dimulai saat seseorang masih anak-anak atau memasuki usia remaja. Gejala hiperhidrosis yang harus kamu waspadai antara lain:

  • Keringat Terlihat Jelas.  Keluarnya keringat bisa dilihat saat udara tidak panas atau bukan sehabis berolahraga berat. Keringat terlihat jelas dari butiran keringat yang menetes atau baju yang menjadi basah.
  • Mengalami gangguan saat menjalani aktivitas rutin, misalnya sulit membuka pintu atau memegang pena karena tangan basah oleh keringat.
  • Kulit menjadi lembut, berwarna putih, atau terkelupas di area tertentu, akibat terus menerus basah oleh keringat.
  • Alami infeksi kulit pada bagian tubuh yang mengeluarkan keringat terlalu banyak.

Baca Juga: Faktor Risiko Seseorang Terserang Hiperhidrosis

Penyebab Hiperhidrosis

Terdapat dua jenis hiperhidrosis berdasarkan penyebabnya. Jenisnya antara lain:

1. Hiperhidrosis Primer atau Terfokus

Hiperhidrosis jenis ini tidak disebabkan oleh suatu kondisi medis dan biasanya muncul pada satu atau beberapa area tubuh. Area paling sering mengalami keringat berlebih ini adalah area ketiak, tangan, kaki, atau dahi. Keluarnya keringat berlebih ini terjadi pada kedua sisi tubuh. Bagi banyak pengidap, keringat berlebihan mulai dialami sejak usia kanak-kanak atau remaja, dan menjadi semakin sering, terutama setelah bangun tidur.  

Pada tipe ini, sistem saraf berperan mendorong kelenjar keringat bekerja lebih aktif meski tidak ada pemicu, baik dari aktivitas fisik maupun kenaikan suhu tubuh. Sayangnya tidak ada penyebab pasti hiperhidrosis jenis ini, namun diduga kondisi tersebut diturunkan dalam keluarga atau bersifat genetik.

2. Hiperhidrosis Sekunder

Jenis ini terjadi karena dilatarbelakangi kondisi medis. Gejala yang bisa terlihat adalah seluruh tubuh mengeluarkan keringat secara berlebihan dan berkeringat saat sedang tidur. Kondisi ini sering terjadi menginjak usia dewasa

Jenis Pengobatan Hiperhidrosis

Penanganan dilakukan berdasarkan penyebab dan gejala hiperhidrosis yang muncul. Namun, jika tidak ada penyebab pasti hiperhidrosis, fokus penanganan adalah mengendalikan keringat yang keluar secara berlebihan. Langkah penanganan yang bisa dilakukan antara lain:

  • Pemberian obat-obatan. Obat yang dapat diberikan adalah antiperspirant. Obat ini mengandung aluminium klorida dan menyumbat kelenjar keringat sehingga berhenti memproduksi banyak keringat.
  • Iontophoresis (alat penghambat keringat). Tindakan ini dilakukan jika hiperhidrosis terjadi di salah satu tangan dan kaki, atau keduanya. Dengan terapi ini, kelenjar keringat dihambat sementara dengan aliran listrik.
  • Suntikan Botox. Suntikan ini mampu menghambat saraf yang menghasilkan keringat secara sementara. Tiap bagian tubuh disuntik beberapa kali dan diawali dengan pemberian obat bius lokal. Efek suntikan bertahan hingga 12 bulan, dan selanjutnya terapi harus diulangi kembali.
  • Terapi microwave. Terapi ini mengalirkan energi gelombang mikro untuk menghancurkan kelenjar keringat. Meski demikian, terapi ini menimbulkan efek samping berupa rasa tidak nyaman dan perubahan sensasi pada kulit.
  • Operasi. Operasi yang dilakukan adalah mengangkat kelenjar keringat. Pengangkatan ini dilakukan jika keringat berlebihan terjadi di ketiak. Sedangkan untuk mengendalikan keringat di tangan, dokter melakukan simpatektomi. Dalam prosedur ini, dokter membakar atau menjepit saraf tulang belakang yang mengendalikan keluarnya keringat di tangan. Namun, simpatektomi tidak bisa dilakukan jika hiperhidrosis terjadi di kepala atau leher.

Baca Juga: Mengidap Hiperhidrosis, Bolehkah Tetap Berolahraga?

Gunakan aplikasi Halodoc untuk bertanya langsung pada dokter mengenai penyakit pemfigoid bulosa. Kamu bisa gunakan Voice/Video Call atau Chat dengan dokter untuk memastikan kondisi kesehatan kamu. Yuk, download aplikasi Halodoc melalui App Store atau Google Play sekarang juga!

 

Mulai Rp50 Ribu! Bisa Konsultasi dengan Ahli seputar Kesehatan