Ini Kaitan Anemia dengan Penyakit Radang Usus

Ditinjau oleh  dr. Rizal Fadli   01 Maret 2021
Ini Kaitan Anemia dengan Penyakit Radang UsusIni Kaitan Anemia dengan Penyakit Radang Usus

Halodoc, Jakarta - Anemia adalah istilah yang digunakan untuk menggambarkan jumlah sel darah merah yang rendah. Ada tiga jenis sel darah yang berbeda, yaitu sel darah merah, sel darah putih, dan trombosit. Sel darah merah merupakan bagian dari darah yang membawa oksigen ke seluruh bagian tubuh.

Ternyata, penyakit anemia memiliki keterkaitan dengan penyakit radang usus. Sebenarnya, bagaimana kondisi tersebut saling berkaitan? Simak penjelasan lengkapnya, yuk!

Orang dengan Penyakit Radang Usus Berisiko Mengalami Anemia

Orang yang memiliki penyakit radang usus berisiko mengalami anemia. Salah satu penyebabnya adalah penyerapan vitamin dan mineral yang buruk yang dapat terjadi karena peradangan atau diare. Jika usus tidak dapat menyerap cukup zat besi, folat, vitamin B12, dan nutrisi lainnya, tubuh tidak akan memiliki apa yang dibutuhkan untuk membuat lebih banyak sel darah merah.

Baca juga: Begini Cara Merawat Anemia Berdasarkan Jenisnya

Alasan lain mengapa anemia lebih berisiko pada orang yang mengidap penyakit radang usus adalah kehilangan darah yang dapat terjadi akibat penyakit Crohn dan kolitis ulserativa. Kehilangan darah yang terus-menerus, terutama dalam jumlah yang berlebihan dapat menyebabkan anemia.

Kabar baiknya, banyak kasus anemia dapat diobati secara efektif. Ketika penyakit radang usus mencapai remisi dan perdarahan mulai berkurang, itu akan membantu anemia secara signifikan. Suplemen zat besi atau bahkan infus zat besi juga dapat digunakan untuk mengobati anemia dalam beberapa kasus.

Gejala Anemia yang Sering Terjadi

Banyak kasus anemia dianggap ringan, tetapi anemia ringan pun dapat menyebabkan gejala dan mungkin memerlukan pengobatan. Bentuk anemia yang lebih parah terbilang jarang terjadi, tetapi tidak menutup kemungkinan dapat menyebabkan sejumlah komplikasi, beberapa di antaranya bahkan cukup serius, seperti kerusakan organ atau gagal jantung. Gejala anemia yang sering ditemui, seperti:

  • Kelelahan. 
  • Pusing.
  • Sifat lekas marah.
  • Mati rasa atau dingin di tangan maupun kaki.
  • Kulit pucat.
  • Sesak napas dan detak jantung cepat dengan aktivitas ringan.
  • Lemah.
  • Nyeri dada yang jarang terjadi.

Baca juga: 10 Makanan dengan Kandungan Zat Besi Tinggi untuk Orangtua

Anemia sangat mudah didiagnosis melalui tes darah sederhana. Sering kali, anemia muncul dengan sangat lambat dan tidak terlihat karena berkembang dalam jangka waktu yang lama. Perlu waktu untuk mengobati anemia, terutama jika pengobatan melibatkan zat besi atau suplemen lain untuk memacu tubuh memproduksi lebih banyak sel darah merah. Sementara untuk kasus anemia yang parah, transfusi darah bisa menjadi pilihan pengobatan.  

Jika kamu hanya memerlukan terapi vitamin zat besi, kamu bisa membelinya langsung melalui aplikasi Halodoc. Setelah berdiskusi dengan dokter, biasanya kamu akan mendapatkan resep yang bisa langsung kamu beli melalui layanan pharmacy delivery. Jadi, jangan sampai kamu belum download aplikasi Halodoc, ya!

Baca juga: Begini Diagnosis Anemia Hemolitik yang Tepat

Anemia memang menjadi kondisi medis yang sering terjadi, terutama pada anak dan remaja. Kurangnya asupan zat besi disinyalir jadi penyebab paling utama. Oleh karena itu, mengenali gejalanya dan melakukan pencegahan menjadi hal terbaik yang bisa kamu lakukan. 

Perbanyak asupan zat besi dari makanan yang sangat mudah didapatkan, seperti telur, daging, hati ayam, atau sayuran berdaun hijau. 



Referensi: 
Verywell Health. Diakses pada 2021. Anemia and Its Relationship With IBD.

Mulai Rp50 Ribu! Bisa Konsultasi dengan Ahli seputar Kesehatan